Pura Ratu Pasek: Penggerak Massa di Zaman Bali Kuno

Desa Pejeng yang terletak di Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar, Bali, merupakan desa yang kaya akan nilai sejarah. Desa Pejeng dikenal sebagai desa purba atau desa kuno. Sebagai pura kerajaan di Bali Kuno, tentunya Pura Penataran Sasih tidak bisa berdiri sendiri. Terdapat beberapa pura yang juga berada di satu kawasan dengan Pura Penataran Sasih, salah satunya yaitu Pura Ratu Pasek.

Jul 17, 2025 - 04:20
Jul 17, 2025 - 08:00
Pura Ratu Pasek: Penggerak Massa di Zaman Bali Kuno
Pura Ratu Pasek (Sumber Foto: Koleksi Pribadi)

Pura Ratu Pasek adalah simbol kekuatan dan persatuan masyarakat. Sebagai tempat yang memegang peran strategis, pura ini menjadi pusat penggerak komunitas dan mempererat hubungan antara penguasa kerajaan dengan rakyatnya. Dengan arsitektur khas Bali yang megah, Pura Ratu Pasek tidak hanya menjadi tempat suci untuk berdoa, namun juga ruang bagi masyarakat untuk berkumpul dan memperkuat solidaritas melalui ritual keagamaan.

Bangunan pada Pura Ratu Pasek (Sumber Gambar: Koleksi Pribadi)

Di pura ini, masyarakat sering berkumpul untuk melaksanakan berbagai upacara dan ritual yang menguatkan ikatan sosial. Pura Ratu Pasek juga menjadi tempat masyarakat bersatu dalam doa dan harapan, sekaligus berfungsi sebagai pusat energi spiritual yang membantu menjaga keseimbangan dalam kehidupan sehari-hari. Menurut cerita yang diwariskan, leluhur Pasek yang dipuja di pura ini memiliki pengaruh besar dalam kehidupan masyarakat. Mereka dikenal sebagai tokoh yang bijaksana dan memiliki kemampuan untuk memimpin serta menyatukan komunitas dalam semangat kebersamaan.

Pelinggih yang ada di Kawasan Pura Ratu Pasek (Sumber: Koleksi Pribadi)

Di dalam pura pastinya terdapat pelinggih dan bangunan yang memiliki fungsinya masing-masing. Pelinggih dan bangunan lain yang ada di pura Taman Sari di antaranya:

1. Pelinggih Arca. Tempat suci yang digunakan untuk menempatkan arca atau simbol Dewa-Dewi tertentu.

2. Padmasana.  Pelinggih utama untuk pemujaan Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa).

3. Meru Tumpang Tiga. Merupakan pelinggih yang berfungsi sebagai tempat pemujaan para Dewa-Dewi, Bhtara-Bhatari, dan roh suci leluhur.

4. Sedahan Ngerurah. Pelinggih ini letaknya di bagian Selatan halaman menghadap ke Barat dan biasanya seperti Gedong yang seluruhnya terbuat dari batu padas.

5. Piyasan. Piyasan adalah bangunan terbuka yang digunakan untuk menyusun persembahan atau sesajen sebelum upacara keagamaan dilaksanakan.

6. Bale Pesanekan. Tempat istirahat sementara bagi umat yang melaksanakan ritual.

7. Panggungan. Panggungan berfungsi sebagai tempat persembahan sementara atau lokasi untuk meletakkan perlengkapan upacara.

8. Bale Pepelik. Bale Pepelik (atau juga disebut Pelik Sari) adalah sebuah pelinggih yang berada ditengah-tengah dalam sebuah pura yang biasanya juga disebut dengan Bale Pileh atau Bale Tajuk.

9. Bale Pesamuan. Pesamuan adalah salah satu bangunan di pura yang berfungsi sebagai tempat meletakkan banten pebangkit saat odalan.

10. Penegtegan.  Area khusus di pura yang digunakan sebagai tempat menanamkan tiang panji-panji atau bendera upacara.

11. Bale Pesucian. Tempat untuk kegiatan penyucian, baik bagi umat maupun perlengkapan upacara.

12. Perantenan. Tempat memasak (dapur) atau tempat menyiapkan makanan dan persembahan untuk upacara.