Desa Angseri: Pesona Desa Asri Berbasis Pertanian di Kaki Gunung

Desa Angseri merupakan salah satu destinasi yang menawarkan harmoni alam dan budaya di Kecamatan Baturiti. Dengan visi yang berlandaskan pada pertanian dan kearifan lokal, desa ini menjadi contoh nyata bagaimana masyarakat dapat hidup berdampingan secara selaras dengan lingkungannya. Desa Angseri tidak hanya menjadi pusat kegiatan agraris, tetapi juga simbol kehidupan sosial dan budaya yang dinamis di kaki gunung. Selain itu, masayarakat di Desa Angseri hidup berdasarkan falsafah "Tri Hita Karana" yang masih bertahan sampai saat ini

May 25, 2025 - 06:00
Mar 8, 2025 - 06:44
Desa Angseri: Pesona Desa Asri Berbasis Pertanian di Kaki Gunung
Patung Catur Muka Desa Angseri (Sumber: Koleksi Pribadi)

Desa Angseri, yang terletak di Kecamatan Baturiti, merupakan salah satu desa yang memikat dengan keindahan alam dan kekayaan budaya yang khas. Desa ini memiliki sejarah yang kaya serta topografi yang beragam, dengan kehidupan masyarakat yang sebagian besar berbasis pada sektor pertanian. Dengan luas wilayah mencapai 758,160 hektar, Desa Angseri memanfaatkan lahannya untuk berbagai kebutuhan, termasuk pemukiman seluas 38,22 hektar, sawah seluas 226,545 hektar, perkebunan atau tegalan seluas 642,16 hektar, hutan seluas 10,237 hektar, serta fasilitas umum lainnya yang mencakup 20 hektar. Pemanfaatan lahan ini mencerminkan keseimbangan antara kebutuhan manusia dan kelestarian alam yang menjadi daya tarik utama desa ini.

Desa ini terbagi menjadi empat banjar dinas, yaitu Banjar Tegeh, Banjar Angseri, Banjar Angseri Kelod, dan Banjar Munduk Lumbang, yang masing-masing memiliki karakteristik unik dalam kehidupan masyarakatnya. Infrastruktur jalan yang menghubungkan wilayah ini mencapai panjang 7 kilometer, terdiri dari jalan provinsi sepanjang 3 kilometer dan jalan kabupaten sepanjang 4 kilometer, yang mendukung mobilitas penduduk dan aktivitas perekonomian desa. Dengan kombinasi antara keindahan alam, sejarah yang mendalam, dan masyarakat yang ramah, Desa Angseri menjadi salah satu destinasi yang menarik untuk dikunjungi dan dipelajari lebih lanjut.

Kawasan Desa Angseri (Sumber: Koleksi Pribadi)

Jumlah penduduk Desa Angseri mencapai 4.378 jiwa, yang terdiri dari 2.205 laki-laki dan 2.173 perempuan. Dengan mayoritas penduduk beragama Hindu (100%), kehidupan sosial masyarakat desa ini sangat kental dengan nilai-nilai tradisi dan budaya Hindu yang memengaruhi berbagai aspek kehidupan sehari-hari. Keharmonisan dan semangat gotong royong menjadi ciri khas interaksi sosial di desa ini, menciptakan lingkungan yang harmonis dan mendukung kesejahteraan masyarakat.

Mata pencaharian utama penduduk Desa Angseri berada di sektor pertanian, yang melibatkan sekitar 60% dari total penduduk. Komoditas unggulan desa ini meliputi padi, palawija, dan kelapa, yang tidak hanya memenuhi kebutuhan lokal tetapi juga berkontribusi pada perekonomian desa. Selain pertanian, sektor perdagangan dan industri rumah tangga memainkan peran penting dalam mendukung ekonomi masyarakat. Produk-produk lokal seperti kerajinan tangan dan olahan hasil pertanian menjadi sumber penghasilan tambahan bagi penduduk, menjadikan Desa Angseri sebagai contoh desa yang mengoptimalkan sumber daya alam dan manusianya secara berkelanjutan.

Area Persawahan Desa Angseri (Sumber: Koleksi Pribadi)

Masyarakat Desa Angseri menjalani kehidupan yang harmonis berdasarkan falsafah “Tri Hita Karana,” yang mencakup tiga aspek utama: hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan sesama, dan manusia dengan lingkungan. Falsafah ini menjadi landasan utama dalam menjaga keseimbangan kehidupan, baik secara spiritual maupun sosial. Dalam aktivitas sehari-hari, nilai-nilai ini tercermin melalui berbagai kegiatan keagamaan dan sosial yang mempererat hubungan antarwarga, menciptakan suasana desa yang damai dan penuh kebersamaan.

Desa Angseri juga kaya akan seni dan budaya yang terintegrasi dalam kehidupan masyarakatnya. Tradisi seperti kerajinan ukir dan pembuatan kue khas untuk keperluan upacara adat merupakan bagian penting dari warisan budaya yang terus dilestarikan. Selain itu, masyarakat desa menunjukkan komitmen mereka terhadap pelestarian lingkungan dengan menjaga hutan bambu keramat seluas 15 hektar. Hutan ini tidak hanya memiliki nilai spiritual, tetapi juga berfungsi sebagai area konservasi yang mendukung ekosistem desa, menjadikannya simbol hubungan harmonis antara manusia dan alam.

Area Hutan Bambu (Sumber: Koleksi Pribadi)

Struktur perekonomian Desa Angseri masih didominasi oleh sektor agraris. Penggunaan lahan pertanian mencapai 86,7% dari total luas desa. Sektor ini menjadi tumpuan utama dengan hasil komoditas andalan seperti padi, palawija, dan kelapa. Selain itu, sektor perdagangan dan industri pengolahan juga berkontribusi, termasuk aktivitas ekonomi di pasar adat yang menjadi pusat perdagangan lokal. Industri rumah tangga, seperti kerajinan dan pengolahan makanan, turut mendukung pendapatan masyarakat.

Desa Angseri merupakan salah satu destinasi yang menawarkan harmoni alam dan budaya di Kecamatan Baturiti. Dengan visi yang berlandaskan pada pertanian dan kearifan lokal, desa ini menjadi contoh nyata bagaimana masyarakat dapat hidup berdampingan secara selaras dengan lingkungannya. Desa Angseri tidak hanya menjadi pusat kegiatan agraris, tetapi juga simbol kehidupan sosial dan budaya yang dinamis di kaki gunung.