I Cicing Alas : Ngalih Balian
Seekor Anjing Hutan yang mencari bantuan dari semua hewan untuk bencana yang menimpanya, bagaimana cara Anjing Hutan menyelamatkan dirinya sendiri?

Telah lima hari, seekor anjing hutan berkeliaran dalam keadaan bingung dan sedih, jalannya tidak beraturan, matanya sayu, dan tubuhnya terlihat kurus dan menyedihkan. Semua binatang di hutan Jenggala Sila bertanya, namun tidak ada yang berani mendekatinya apalagi bertanya kepada si anjing hutan.
Mungkin ia lelah berjalan. Ia mencari pohon untuk hinggap, tubuhnya terlihat kurus, gonggongannya melemah, semakin lama semakin lemah.
Seekor burung di atas batang kayu kemudian bertanya, “Saya tidak melihat Anda sengsara seperti ini. Ada apa, ada yang bisa saya bantu?" kata burung itu. "Saya menelan makanan yang salah yang membuat hidup saya sengsara sekarang, ada tulang di tenggorokan saya. Rasa sakitnya tidak kunjung hilang, sudah lima hari saya tidak bisa makan. Tolong bantu saya,” kata anjing hutan. “Pantas saja kamu kurus, tapi kamu tidak perlu marah padaku karena aku tidak bisa membantumu. Paruhku sangat pendek dan kecil sehingga tidak bisa mengeluarkan tulang di tenggorokanmu." Burung menjawab.
Anjing hutan berjalan dengan sedih. Gonggongannya menyeret ke tempat yang ingin dilemahkan karena duduk di bawah pohon, Kerbau bertanya “Mengapa kamu sedih seperti itu Anjing, jauh-jauh sedih terlihat sengsara hidupmu” tanya Kerbau.
"Tolong bantu saya kerbau, ada tulang di tenggorokan saya yang membuat saya tidak bisa makan apapun. Saya meminta Anda untuk membantu saya sembuh,” kata Anjing. “Saya turut prihatin dengan keadaanmu” kata Kerbau. Tapi kerbau mendengar bahwa si Anjing suka berbohong. Tidak heran tidak ada yang menolongnya. “Jangan marah padaku, aku tidak bisa membantumu. Mulutku yang besar ini tidak bisa masuk ke dalam mulutmu Coyete, tapi jangan sedih, aku bisa menunjukkan tempat untuk berobat,” kata Kerbau. “Di mana tempatnya, tolong tunjukkan padaku” kata Coyete. ”Itu dia Burung, sekarang dia adalah orang yang hebat dan juga suka menolong. Paruhnya yang panjang pasti bisa mencabut tulang di tenggorokanmu.
Coyete kemudian bergegas menuju gubuk si Burung. Kemudian dia melihat Burung sedang minum air di tepi danau. Halo burung, saya dengar kamu adalah orang yang hebat (Balian) dan suka menolong.
“Saya mohon tolong keluarkan tulang yang ada di tenggorokan saya, sudah lima hari saya tidak makan” pinta si Anjing Hutan. Namun karena Burung tidak pernah mempercayai Anjing Hutan. Tapi dia tahu sikap binatang itu yang suka menipu dan berbohong serta suka menyerang binatang lain tanpa dosa. Anjing hutan itu tidak ramah dan tidak berperilaku baik.
Anjing hutan salah menafsirkan kata-kata burung itu dan ingin menerkam burung berleher panjang itu. Namun hal itu tidak ia lakukan karena si burung dapat dengan mudah menghindarinya, apalagi dengan sakit tenggorokannya yang membuatnya tidak dapat memakan si burung. Anjing hutan yang selalu licik berusaha menahan emosinya.
“Jadi begitu saja, tidakkah kamu peduli padaku Burung” kata si Anjing sambil menahan rasa sakit dari tulang di tenggorokannya. "Saya tidak akan berhenti memperbaiki diri, saya baru saja mengingat perilaku saya, saya akan berperilaku baik mulai sekarang dengan melakukan Tri Kaya Parisudha, dan berhenti berbohong, dan tidak akan membunuh binatang kecil. Saya juga akan memberi hadiah kepada siapa saja yang dapat mengeluarkan tulang di tenggorokan saya.” kata anjing hutan.
“Benarkah apa yang kamu katakan?” tanya si Burung, mempercayai perkataan si Anjing. “Aku bersumpah! Aku pasti akan membalas budi dan memberimu hadiah, apa pun yang kamu inginkan,” kata Anjing Hutan. Kemudian si Burung memasukkan paruhnya ke dalam mulut si Anjing. Dia melihat tulang di tenggorokannya dan mencabutnya dengan paruhnya yang panjang.
Si Anjing sangat senang karena tulangnya keluar. Kemudian si Anjing melompat dari tepi danau dan meninggalkan si Burung. “Kemana kamu pergi? Dasar binatang yang tidak tahu berterima kasih, mana hadiahku?" Burung marah. “Apa katamu? Hadiah? Seharusnya kamu yang berterima kasih padaku karena aku tidak memakanmu. Pergilah dari sini jika kamu masih ingin bertahan hidup,” kata Anjing Hutan.