Dewa Ganesha: Dewa Berkepala Gajah Simbol Kebijaksanaan
Ganesha, dewa berkepala gajah, diciptakan oleh Dewi Parvati dari pasta yang diambil dari tubuhnya saat ia hendak mandi. Namun takdir membawanya pada takdir yang mengejutkan. Ketika ayahnya, Dewa Siwa, tanpa sengaja memenggal kepalanya, nasib Ganesha seolah berakhir. Namun, di balik tragedi itu, sebuah keajaiban terjadi, Ganesha dihidupkan kembali dengan kepala gajah, menjadikannya simbol kebijaksanaan dan kekuatan yang tak tertandingi.

Suatu ketika, Dewi Parwati, istri dari Dewa Siwa, memutuskan untuk mandi di istananya yang terletak di puncak Gunung Kailash. Ia ingin menikmati waktu sendiri, jauh dari gangguan dunia luar. Namun, setiap kali ia bersiap-siap mandi, para penjaga istana terlihat tidak mampu memberikan ketenangan privasinya. Oleh karena itu, Dewi Parwati memutuskan untuk menciptakan sosok penjaga yang setia, yang akan melindunginya saat ia sedang mandi.
Parwati kemudian mengumpulkan pasta kunyit yang menutupi tubuhnya, dan dari bahan sederhana ini, ia membentuk sosok seorang anak laki-laki. Dengan kekuatannya, ia memberikan kehidupan kepada sosok tersebut dan menamainya Ganesha. Mata Ganesha yang bersinar memancarkan kepolosan, namun penuh dengan keberanian dan ketangguhan. Parwati kemudian memberikan perintah kepada Ganesha, "Anakku, aku akan mandi. Berdirilah di pintu dan jangan biarkan siapa pun masuk tanpa seizin dariku." Ganesha, penuh dengan rasa tanggung jawab, mengangguk patuh. Ia berdiri tegap di depan pintu istana, siap untuk menjalankan tugasnya dengan setia.
Dewi Parwati bersama dengan Ganesha (Sumber: Koleksi Pribadi)
Beberapa saat kemudian, Dewa Siwa, suami Dewi Parwati, pulang ke istananya setelah bertapa lama di pegunungan. Ia merasa heran melihat sosok yang tidak dikenalnya berdiri di depan pintu. Ketika Siwa mencoba memasuki kamar, Ganesha, yang setia pada tugasnya, menghalangi jalannya. Siwa memandang dengan heran dan bertanya, "Siapakah engkau, wahai anak muda, yang berani menghalangi jalanku?". Dengan sopan dan tegas, Ganesha menjawab, "Ibuku sedang mandi dan tidak ingin diganggu. Aku diperintahkan untuk tidak membiarkan siapa pun masuk, bahkan jika itu Dewa Siwa sendiri."
Siwa, merasa tersinggung dengan keberanian anak ini, menatap Ganesha dengan tajam. "Anak kecil, kau mungkin tidak tahu siapa aku. Aku adalah Siwa, penguasa alam semesta. Tidak ada yang bisa menghalangi jalanku, apalagi di rumahku sendiri."
Namun, Ganesha yang setia pada perintah ibunya tetap berdiri teguh di tempatnya. Ia tidak gentar menghadapi kemarahan Dewa Siwa, meskipun ia sadar bahwa lawannya adalah salah satu dewa paling kuat. "Aku hanya menjalankan tugas yang diberikan oleh ibuku. Aku tidak dapat membiarkan siapa pun, bahkan engkau, masuk tanpa izinnya," jawab Ganesha dengan tegas dan sopan.
Kemarahan pun timbul di hati Siwa. Ia merasa tersinggung oleh perbuatan anak kecil itu, tidak mengetahui bahwa Ganesha adalah putra Parwati. Siwa lalu memanggil Para Gana (pengikutnya) untuk menyingkirkan Ganesha, tetapi tidak ada yang berhasil mengalahkannya. Melihat situasi semakin tegang, Siwa, yang sudah tak sabar, akhirnya melepaskan Trisulanya dan menebas kepala Ganesha, hingga terpisah dari tubuhnya.
Dewa Siwa Murka karena dihalangi oleh Ganesha (Sumber: Koleksi Pribadi)
Pada saat itu, Dewi Parwati keluar dari kamar mandinya dan menemukan Ganesha tergeletak tak bernyawa. Ia menangis dalam kesedihan yang mendalam, menyadari apa yang telah terjadi. Ia melihat putranya yang tergeletak di tanah tanpa kepala, darah menetes, sementara Siwa berdiri di dekatnya dengan trisula masih di tangannya. Parwati berteriak dalam kesedihan yang tak terhingga, air matanya mengalir deras. "Apa yang telah kau lakukan, Siwa? Ini adalah putraku, Ganesha, anak yang kuciptakan dari tubuhku sendiri. Dia hanya menjalankan perintahku!
Dewi Parwati Sedih melihat Ganesha yang telah tewas (Sumber: Koleksi Pribadi)
Siwa yang menyesal segera berusaha menenangkan istrinya. Ia berjanji akan mengembalikan Ganesha hidup, tetapi tubuhnya harus diberi kepala baru. Siwa mengirim Para Gana (pengikutnya) untuk mencari kepala makhluk hidup pertama yang mereka temukan menghadap ke utara. Setelah pencarian, mereka menemukan seekor gajah. Pada saat itu gajah tunggangan Dewa Indra yang bernama Airawata sedang mabuk dan tertidur dalam posisi yang melanggar aturan, yakni tidur dengan kepala menghadap ke utara. Atas pelanggaran tersebut, kemudian Para Gana memenggal kepala Gajah Airawata. dan kepala gajah itu kemudian dibawa kembali kepada Siwa.
Dengan kekuasannya, Dewa Siwa memasangkan kepala gajah tersebut pada tubuh Ganesha dan memberinya kehidupan kembali. Ganesha pun hidup kembali, tetapi kali ini dengan kepala seekor gajah. Dengan kebangkitan ini, Siwa memberi Ganesha kekuatan sebagai Dewa Penghalau Rintangan dan Dewa Kebijaksanaan, memastikan bahwa ia akan dihormati di seluruh alam semesta.
Dewi Parwati, meskipun masih merasakan kepedihan, merasa lega melihat putranya kembali hidup. Cinta seorang ibu mengalir dalam dirinya, dan ia menerima Ganesha dengan kepala barunya. Sejak saat itu, Ganesha menjadi salah satu dewa paling dihormati di seluruh alam semesta. Dari saat itu, Ganesha menjadi salah satu dewa paling dipuja dalam mitologi Hindu. Setiap kali manusia hendak memulai usaha baru, doa pertama yang ditujukan adalah untuk Ganesha, sang Dewa berkepala gajah, penjaga pintu dan simbol kebijaksanaan.