Desa Adat Bakas : mengetahui sejarah terbentuknya Desa Adat Bakas

Sejarah Desa Adat Bakas menggambarkan perjalanan panjang dari masa Majapahit di Bali. Awalnya sebuah wilayah pertapaan, Bakas berkembang menjadi pusat keagamaan dan kebudayaan dengan berdirinya berbagai pura, termasuk Pura Suwitan dan Pura Melanting. Desa ini terlibat dalam pertempuran melawan Kerajaan Nyalian dan kemudian menjadi daerah pertahanan yang kuat. Setelah kekalahan Nyalian, Desa Bakas tetap teguh dan mendapat penghormatan dari Puri Klungkung atas ketangguhannya, terutama pasukan Bhala Akas. Kedatangan penduduk baru dan perubahan kepemimpinan tidak menghapuskan identitas Desa Bakas, dan nama Bhala Akas dilestarikan sebagai lambang kekuatan dan kesetiaan. Sejak itu, Desa Adat Bakas tetap menjadi saksi hidup sejarah yang kaya, mewariskan kejayaan dan kehormatan dari masa Majapahit hingga masa kini.

Aug 23, 2025 - 05:31
Aug 23, 2025 - 09:16
Desa Adat Bakas : mengetahui sejarah terbentuknya Desa Adat Bakas
Desa Adat Bakas (sumber foto : koleksi redaksi)

Desa Adat Bakas termasuk bagian dari desa apanaga atau desa adat yang terbentuk dengan struktur wilayah dan pemerintahan setelah kedatangan tentara Majapahit ke Bali. Pada awalnya wilayah Desa Adat Bakas merupakan wilayah petapaan dengan kondisi alam yang hijau yang disebut dengan Tegal Ancut. Bukti bahwa Desa Adat Bakas sebagai tempat pertapaan ada di situs Bukit Merajan,situs Batu Ngandang,dan di areal Pura Puseh dimana ada tempat berupa goa atau cerukan tempat orang bertapa

 

Patung Bhala Akas Desa Adat Bakas (sumber foto : koleksi redaksi)

Kedatangan penduduk yang pertama ke Desa Bakas ditanda dengan situs Batu Ngandang sebagai pancar jagat . Dan setelah berkembang didirikanlah Pura Hyang Api sebagai tempat pembuatan alat pertanian.Selanjutnya dididirikan Pura Suwa sebagai bagian dari pura swagina yang diempon oleh para petani atau krama subak. Selanjutnya mereka mendirikan Pura Melanting yang erat kaitannya dengan keberadaan Pasar Desa Bakas saat itu. Selanjutnya baru didirikan Pura Suwitan sebagai tempat semedi atau bertapa setelah terbentuknya tata kelola desa adat dengan sistemnya yang sederhana,sehingga tempat semedi dialihkan terpusat di Pura Suwitan. Setelah konsep Mpu Kuturan dengan Tri Kahyangan Tiga baru didirikan Pura Desa,Pura Dalem Setra.

 

Balai Wantilan Desa Adat Bakas (sumber foto : koleksi redaksi)

Selanjutnya setelah berdirinya kerajaan Nyalian menjadikan Desa Bakas sebagai daerah rebutan Kerajaan Gianyar dengan Kerajaan Klungkung melalui Kerajaan Nyalian. Sehingga Desa Bakas menjadi daerah pertahanan yang kuat untuk Kerajaan Nyalian yang terpusat di Pura Suwitan dengan pasukan Bhala Akas atau pasukan yang tangguh dan kuat. Setelah kekalahan Kerajaan Nyalian dari Kerajaan Gianyar maka mulai kedatangan orang orang dari Keramas serta Beng untuk tinggal di Bakas sesuai perintah Raja Gianyar dan Raja Klungkung. Nama pasukan Bhala Akas yang merupakan pasukan kuat dari Kerajaan Nyalian lambat laun dijadikan nama Desa Bakas dari kata Bhala Akas atau pasukan yang tangguh atau kuat. Sebagai wujud bakti sudah dibuatkan Patung Bhala Akas yang disucikan di Catus Patus Desa Bakas

 

Desa Adat Bakas (sumber foto : koleksi redaksi)

Cerita dari tetua desa sebutan Bhala Akas dibuktikan saat pelebon Raja Klungkung .Yang mana saat itu tidak ada satupun pengayah dari desa yang ada di wilayah Klungkung bisa mengangkat Bade yang sangat tinggi untuk mengantar jenasah Raja Klungkung dari puri menuju kuburan. Sehingga saat terakhir kerajaan Puri Klungkung memerintahkan agar Bhala Akas atau krama Desa Bakas yang mengangkut bade tersebut dari puri menuju kuburan. Dan dengan kekuatan dan kekompakan bade tersebut bisa berjalan mulus sampai ke kuburan. Sehingga Puri Klungkung memberikan penghargaan Bhala Akas atau Bakas memang krama yang kuat dan setia pada perintah. Sehingga nama Desa Adat Bakas selalu identik dengan sebutan Bhala Akas yang dilestarikan dan dijaga selamanya.