Patung Garuda: Kerajinan Seni Ukir Khas Desa Adat Pakudui

Ringkasan: Patung Garuda adalah kerajinan khas Desa Pakudui di Bali, menggambarkan Garuda Wisnu Kencana. Garuda adalah makhluk mitologis Hindu dan Buddha, burung emas dengan kisah heroik membebaskan ibunya dari Naga. Patung Garuda dibuat dengan teknik ukir detail dan ciri khas seni Bali, biasanya dari kayu berkualitas. Desa Pakudui menjadi sentra pembuatan patung Garuda, dengan ciri khas proporsional, simetris, dan beragam gaya. Proses pembuatan melibatkan pemilihan, pemotongan, pemahatan, pewarnaan, dan penyempurnaan kayu. Desa ini dikenal sejak 50 tahun lalu, dipopulerkan oleh seniman I Made Ada, yang mendapatkan paten garuda wisnu pada 1996. Patung Garuda desa Pakudui memiliki nilai seni, budaya, dan religi tinggi, menjadi cinderamata Bali yang diminati oleh wisatawan lokal dan mancanegara. Seni ukir patung Garuda adalah warisan budaya Indonesia yang perlu dilestarikan dan dikembangkan.

Sep 15, 2025 - 05:02
Sep 15, 2025 - 05:28
Patung Garuda: Kerajinan Seni Ukir Khas Desa Adat Pakudui
Patung Garuda (Sumber Photo : Koleksi Pribadi)

Patung garuda adalah salah satu kerajinan khas desa Pakudui, yang terletak di Kecamatan Tegalalang, Kabupaten Gianyar, Bali. Patung garuda adalah simbol dari Garuda Wisnu Kencana (GWK), yaitu burung elang emas yang menjadi kendaraan Dewa Wisnu dalam agama Hindu. Patung garuda dibuat dengan teknik ukir yang detail dan memiliki ciri khas seni Bali.

Garuda adalah salah satu makhluk mitologis dalam agama Hindu dan Buddha. Garuda digambarkan sebagai burung berukuran besar, berwajah putih, bertubuh emas, bersayap merah, dan berkuku tajam. Garuda adalah anak dari Kasyapa dan Winata, salah satu dari dua belas istri Kasyapa. Garuda memiliki saudara tiri yang bernama Naga, yang merupakan anak dari Kasyapa dan Kadru, istri Kasyapa yang lain.

Dalam mitologi Hindu, Garuda memiliki kisah heroik dimana ia berhasil membebaskan ibunya dari perbudakan oleh Naga. Garuda menantang Naga untuk memberikan Tirta Amerta, air suci yang dapat memberikan keabadian, sebagai tebusan untuk membebaskan ibunya. Garuda berhasil mencuri Tirta Amerta dari tempat penyimpanannya yang dijaga oleh Dewa Indra dan para dewa lainnya. Namun, sebelum Garuda meminumnya, Dewa Wisnu muncul dan menghentikannya. Dewa Wisnu mengatakan bahwa Garuda harus menyerahkan Tirta Amerta kepada para dewa, dan sebagai gantinya, Dewa Wisnu akan memberikan Garuda hak untuk menjadi kendaraannya. Garuda setuju dengan syarat tersebut, dan sejak itu, Garuda menjadi wahana Dewa Wisnu.

Patung Garuda merupakan salah satu bentuk seni patung yang menggambarkan sosok Garuda. Patung Garuda banyak ditemukan di berbagai tempat di Indonesia, terutama di Bali, yang merupakan pusat kebudayaan Hindu di Indonesia. Patung Garuda biasanya dibuat dari bahan-bahan seperti kayu Jati, kayu Suar dan kayu Nangka

Putung Garuda Berwarna (Sumber Photo : Koleksi Pribadi)

Salah satu sentra pembuatan patung garuda di Indonesia adalah desa Pakudui, yang terletak di Kecamatan Tegalalang, Kabupaten Gianyar, Bali. Desa ini dikenal sebagai desa wisata yang menawarkan keunikan dan keindahan seni ukir patung garuda. Hampir 90% masyarakat desa Pakudui adalah perajin patung garuda, yang mewarisi kemampuan mengukir dari generasi ke generasi. Patung Garuda desa Pakudui memiliki beberapa ciri khas, antara lain:

Patung Garuda desa Pakudui dibuat dari kayu pilihan yang berkualitas, seperti kayu suar, kayu nangka, atau kayu jati. Patung Garuda desa Pakudui memiliki ukuran yang bervariasi, mulai dari yang kecil hingga yang besar. Ukuran patung Garuda desa Pakudui yang paling besar bisa mencapai 2,5 meter.

Patung Garuda desa Pakudui memiliki bentuk yang proporsional dan simetris, dengan mengikuti anatomi burung Garuda yang sesuai dengan mitologi Hindu. Patung Garuda desa Pakudui memiliki paruh, mata, bulu, sayap, kaki, dan ekor yang terlihat jelas dan hidup. Patung Garuda desa Pakudui memiliki warna yang alami atau dicat sesuai dengan selera pembeli. Warna yang sering digunakan adalah warna emas, putih, merah, atau hitam.

Museum Garuda I Made Ada (Sumber Photo : Koleksi Pribadi)

Desa Pakudui dikenal sebagai sentra pembuat patung Garuda sejak sekitar 50 tahun lalu, berkat karya seniman I Made Ada, yang telah mendunia dan mendapatkan paten garuda wisnu dari World Intelectual Property Organization (WIPO) sejak 1996. Desa Pakudui juga memiliki museum yang berisi berbagai hal yang berkaitan dengan patung Garuda, yang dibangun oleh I Made Ada.

Patung Garuda desa Pakudui memiliki gaya yang beragam, mulai dari yang klasik, modern, hingga kontemporer. Gaya patung Garuda desa Pakudui bisa disesuaikan dengan permintaan pembeli, baik untuk keperluan dekorasi, souvenir, hingga upacara adat.

Proses Pemahatan Patung Garuda (Sumber Photo : Koleksi Pribadi)

Proses pembuatan patung garuda di desa Pakudui meliputi beberapa tahap, yaitu:

  • Pemilihan kayu. Kayu yang digunakan untuk membuat patung garuda biasanya adalah kayu jati, nangka, sonokeling, atau kenanga. Kayu tersebut harus berkualitas baik, kuat, dan tahan lama.
  • Pemotongan kayu. Kayu dipotong sesuai dengan ukuran dan bentuk yang diinginkan. Potongan kayu tersebut kemudian dibersihkan dari kulit, duri, dan serpihan kayu.
  • Pemahatan kayu. Kayu dipahat dengan menggunakan alat-alat seperti gergaji, pahat, martil, dan amplas. Pemahatan kayu dilakukan dengan mengikuti pola atau sketsa yang telah dibuat sebelumnya. Pemahatan kayu membutuhkan ketelitian dan keahlian yang tinggi, karena setiap bagian patung garuda harus dibentuk dengan proporsional dan harmonis.
  • Pewarnaan kayu. Kayu yang telah dipahat kemudian diwarnai dengan menggunakan cat atau pewarna alami. Pewarnaan kayu bertujuan untuk memberikan efek estetika dan melindungi kayu dari serangan hama atau cuaca. Warna yang digunakan biasanya adalah warna-warna cerah, seperti merah, kuning, hijau, biru, atau emas. Tahap ini biasa dilakukan jika diminta oleh pembeli, karena kebanyakan pengerajin lebih suka karya mereka tidak di cat agar memperlihatkan warna kayu yang natural.
  • Penyempurnaan kayu. Kayu yang telah diwarnai kemudian disempurnakan dengan memberikan sentuhan-sentuhan akhir, seperti menghaluskan permukaan, memberikan ornamen, atau menyatukan bagian-bagian patung garuda yang terpisah.

Patung Garuda Yang Tidak Berwarna (Sumber Photo : Koleksi Pribadi)

Patung garuda yang telah selesai dibuat kemudian dipamerkan atau dijual di galeri-galeri seni yang ada di desa Pakudui. Patung garuda khas desa Pakudui banyak diminati oleh wisatawan lokal maupun mancanegara, karena memiliki nilai seni, budaya, dan religi yang tinggi. Patung garuda juga menjadi salah satu cinderamata khas Bali yang disukai oleh banyak orang.

Seni ukir patung garuda khas desa Pakudui merupakan salah satu warisan budaya Indonesia yang harus dilestarikan dan dikembangkan. Seni ukir patung garuda tidak hanya menunjukkan keindahan dan kekayaan seni rupa, tetapi juga mengandung pesan moral dan spiritual yang mendalam. Seni ukir patung garuda adalah bukti dari kecintaan dan kebanggaan masyarakat desa Pakudui terhadap budaya dan tanah airnya.