Sejarah Pura Kawitan Pangeran Tangkas Kori Agung: Keindahan Arsitektur Bali
Pura Kawitan Tangkas Kori Agung, yang terletak di desa Tangkas, Bali, adalah suatu perwujudan megah arsitektur Bali dengan candi utama yang berwarna-warni dan paduraksa indah. Sebagai tempat pemujaan leluhur, pura ini memancarkan keindahan spiritual dan kekayaan budaya Hindu-Bali yang memukau.
Bali, sebuah pulau surga di Indonesia, tidak hanya terkenal karena pantainya yang indah, tetapi juga karena warisan budayanya yang kaya. Salah satu contoh gemilang dari kekayaan budaya Bali adalah Pura Kawitan Pangeran Tangkas Kori Agung, sebuah kompleks pura yang memukau dengan keindahan arsitekturnya. Pura Kawitan Pangeran Tangkas Kori Agung, sebuah perwujudan keelokan arsitektur Bali, membawa kita dalam perjalanan sejarah yang kaya dan penuh makna. Terletak di desa Tangkas, Klungkung, pura ini menjadi saksi bisu perkembangan budaya dan keagamaan di pulau dewata, Bali.
Akar Tradisi yang Dalam
Pura Kawitan Pangeran Tangkas Kori Agung memiliki akar yang dalam dalam sejarah Bali, bermula pada masa pemerintahan seorang pangeran yang mendedikasikan hidupnya untuk memperkaya kehidupan spiritual masyarakat. Pangeran Tangkas Kori Agung, seorang tokoh yang dihormati, memimpin pembangunan pura ini sebagai wujud nyata dari pengabdian dan kecintaannya terhadap kebudayaan Bali.
Awal Mula Pura Kawitan Pangeran Tangkas Kori Agung
Pura Kawitan Pangeran Tangkas Kori Agung terletak di desa Tangkas, Klungkung, Bali. Sebagian besar pura di Bali memiliki kisah sejarah dan mitologi yang kaya, demikian juga dengan Pura Kawitan Pangeran Tangkas Kori Agung. Pura ini dianggap sebagai tempat pemujaan dan penghormatan bagi leluhur atau roh-roh suci yang diyakini melindungi desa Tangkas.
Pembangunan Pura Kawitan Pangeran Tangkas Kori Agung dimulai pada zaman kerajaan Bali kuno, di bawah kepemimpinan seorang raja yang sangat menghargai kebudayaan dan agama. Pura ini dirancang sebagai tempat yang sakral dan indah, mencerminkan keagungan dan kebesaran tradisi agama Hindu-Bali.
Pura Pusat Kawitan Tangkas Kori Agung adalah pusat pemujaan leluhur bagi keluarga kawitan arya Kanuruhan, yang dipersembahkan kepada Batara Lingsir, Sire Arya Kanuruhan, pertisentana, dan Pangeran Tangkas Kori Agung yang memiliki tiga putra, yaitu Kiyai Brangsinga, Kiyai Tangkas, dan Kiyai Pegatepan. Sejarah Pusat Kawitan Tangkas Kori Agung dimulai setelah kejayaan ekspedisi yang dipimpin oleh Patih Gajah Mada dari Kerajaan Kediri, Jawa Timur. Pada saat itu, Sri Kresna Kepakisan datang ke Bali dan bermukim di Samplangan.
Sri Kresna Kepakisan menunjukkan sifat yang bijaksana, dan Ida mengakui kebijaksanaan Arya Bata Mantra atau Punggawa. Arya Kanuruhan, yang melayani di Tangkas, membangun Pura di Desa Tangkas sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur Arya Kanuruhan yang tidak berasal dari Jawa, sehingga Pura ini menjadi penerus dari tradisi Pura Kawitan Tangkas Kori Agung seperti sekarang. Arya Kanuruhan, dengan kebahagiaan, memiliki putra pertama yang memiliki batu di Pura Kawitan Tangkas.
Di dalam Pura Pusat Kawitan Tangkas Kori Agung, terdapat Pura pelinggih Ida Ratu Tapakan yang telah dibangun sejak tahun 2010. Upacara melaspas dilaksanakan pada hari redite Kliwon, Wuku Watugunung, Purnamaning Desta pada tanggal 17 April 2011. Pengelingsir, pengurus pusat, dan pengempon Pura Tangkas Kori Agung berkumpul untuk merayakan upacara melaspas. Upacara ini juga diadakan pada hari Saraswati sebagai piodalan Ida Betara Prasasti.
Utama Mandala (Sumber Foto: Koleksi Redaksi)
Keindahan Arsitektur Bali yang Terpancar
Salah satu daya tarik utama Pura Kawitan Pangeran Tangkas Kori Agung adalah arsitektur Bali yang megah dan indah. Arsitektur ini sangat mencerminkan filosofi dan keyakinan agama Hindu-Bali, yang menghargai keselarasan antara manusia, alam, dan Tuhan. Pura ini memiliki serangkaian candi utama atau meru yang tinggi dan berwarna-warni. Meru ini adalah simbol dari Gunung Agung, gunung tertinggi di Bali yang dianggap sebagai tempat suci. Jumlah tingkat pada meru menggambarkan tingkat kesucian atau kepentingan dari setiap struktur.
Gerbang utama atau paduraksa di Pura Kawitan Tangkas Kori Agung dibuat dengan rinci dan dihiasi dengan ukiran yang menakjubkan. Paduraksa berfungsi sebagai gerbang suci yang memisahkan dunia duniawi dan alam roh. Di area Pura juga terdapat Wantilan yang merupakan aula terbuka di dalam kompleks pura yang digunakan untuk berbagai upacara dan pertunjukan tari-tradisional Bali. Wantilan dihiasi dengan relief dan patung-patung yang menggambarkan cerita-cerita mitologi Hindu-Bali.
Bangunan Gerbang (Sumber Foto : Koleksi Redaksi)
Pemujaan dan Tradisi
Pura Kawitan Pangeran Tangkas Kori Agung bukan hanya tempat wisata, tetapi juga tempat ibadah dan pemujaan bagi masyarakat setempat. Upacara adat, seperti odalan (perayaan hari jadi pura), dilakukan secara rutin di sini. Selama perayaan, pura dipenuhi dengan aroma dupa yang harum, suara gamelan yang memukau, dan tarian-tarian yang memukau.
Pelestarian Warisan Budaya
Penting untuk mencatat bahwa pelestarian Pura Kawitan Pangeran Tangkas Kori Agung adalah tanggung jawab bersama masyarakat setempat. Pemerintah, komunitas, dan pihak-pihak terkait bekerja sama untuk menjaga keaslian dan kelestarian pura ini, termasuk melibatkan generasi muda dalam upaya pelestarian budaya.
Pura Kawitan Pangeran Tangkas Kori Agung adalah salah satu contoh terbaik dari keindahan arsitektur Bali yang memukau dan mendalam. Melalui kombinasi detail-detail artistik, simbolisme keagamaan, dan tradisi pemujaan yang kaya, pura ini bukan hanya menjadi destinasi wisata, tetapi juga suatu titik penting dalam sejarah dan warisan budaya Bali yang patut dilestarikan. Keindahan dan kekayaan budaya Pura Kawitan Pangeran Tangkas Kori Agung mengundang wisatawan untuk menjelajah dan merasakan keajaiban kehidupan spiritual Bali yang tak terlupakan.