Sejarah dan Keindahan Pura Gunung Kawi Sebatu: Perjalanan Spiritual Maharsi Markandeya
Pura Gunung Kawi Sebatu merupakan salah satu destinasi wisata yang berlokasi di Kabupaten Gianyar, Kecamatan Tegallalang, Desa Sebatu. Objek wisata ini menawarkan keindahan alam dari Pulau Bali. Selain itu, terdapat objek yang dapat memanjakan mata seperti kolam ikan koi yang di dalamnya berisi banyak ikan dengan berbagai ukuran. Terdapat pula tempat penglukatan untuk menyucikan diri dari unsur negatif. Pura Gunung Kawi Sebatu cocok bagi wisatawan yang ingin mencari ketenangan serta menyejukkan mata.
Pulau Bali adalah salah satu pulau yang dijuluki dengan sebutan pulau seribu pura. Pulau Bali di dalamnya terdiri dari banyak sekali pura sehingga disebut sebagai pulau seribu pura. Pura di Pulau Bali digunakan sebagai tempat untuk memuja tuhan dalam Agama Hindu oleh masyarakat yang ada di Pulau Bali. Selain itu pura juga dapat dijadikan sebagai destinasi wisata karena keunikan yang dimilikinya. Salah satu pura yang memiliki sejarah yang kental mengenai Agama Hindu di Pulau Bali adalah Pura Gunung Kawi Sebatu.
Pura Gunung Kawi Sebatu adalah salah satu pura umat Hindu yang berlokasi di Pulau Bali tepatnya di Kabupaten Gianyar, Kecamatan Tegallalang, Desa Sebatu. Pura ini memiliki beberapa sejarah yang berkaitan dengan sejarah dari Agama Hindu.
Pemandangan Pura Gunung Kawi Sebatu dari Atas (Sumber Photo: Koleksi Pribadi)
Pura Gunung Kawi Sebatu tidak luput dari sejarah perjalanan spiritual dari Maharsi Markandeya pada abad ke-9 sebelum masehi. Pada saat melakukan perjalanan, Maharsi Markandeya diikuti oleh 400 pengikutnya yang memulai perjalanan dari Desa Taro menuju Gunung Agung. Maharsi Markandeya bersama dengan para pengikutnya melakukan perjalanan yang sangat panjang yang disertai dengan cuaca yang panas sehingga para pengikutnya merasa lelah.
Beliau dan para pengikutnya memutuskan untuk beristirahat di sekitar pura ini karena dianggap sejuk dan nyaman. Pada saat beristirahat, beliau menyempatkan diri untuk membuat ukiran patung sembari melakukan pemujaan kepada Sang Hyang Giri Pati atau Dewa Jiwa dan Sang Hyang Ari Murti atau Dewa Wisnu agar berkenan untuk memberikan Tirta Amerta sebagai pelepas dahaga dan obat bagi pengikutnya yang merasa lelah.
Salah Satu Pelinggih yang Berada di Tengah Kolam (Sumber Photo: Koleksi Pribadi)
Lalu di tengah-tengah pemujaan muncullah air dari tengah-tengah Dawa atau nama dari lembah tersebut yang kemudian lembah yang berisi air diberi nama dengan Tirta Dawa Gunung Kawi. Nama Gunung Kawi berasal dari ukiran yang dibuat oleh Maharsi Markandeya yang melambangkan gunung yang berada di dekatnya.
Setelah kemunculan sumber air yang pertama, muncullah kembali air dari tanah yang diberi nama dengan Tirta Empul. Tirta Empul merupakan campuran dari berbagai macam sumber mata air yang ada di sekitar lokasi pura. Oleh karena itu Pura Gunung Kawi Sebatu dijadikan sebagai tempat persembahyangan atau pemujaan oleh Umat Hindu lainnya di masa-masa yang akan datang karena diyakini membawa keberuntungan dan kesehatan.
Areal Pura Gunung Kawi Sebatu (Sumber Photo: Koleksi Pribadi)
Pura Gunung Kawi Sebatu dibangun pada abad ke-10 Masehi oleh Raja Udayana Warmadewa sebagai tempat ibadah Umat Hindu di daerah Sebatu. Pada masa itu, pura ini bernama Pura Pucak Penulisan dan digunakan sebagai tempat untuk memuja Sang Hyang Widhi, dewa utama dalam agama Hindu.
Pura ini memiliki arsitektur yang khas dengan dekorasi relief pada dindingnya. Relief tersebut menggambarkan adegan mitologis dan keagamaan seperti cerita Ramayana dan Mahabharata, serta gambar-gambar dewa dan makhluk mitologis. Di bagian dalam pura, terdapat beberapa candi dan pelinggih yang digunakan untuk memuja para dewa dan roh nenek moyang. Selain itu, pura ini juga memiliki area terbuka yang digunakan untuk kegiatan ritual seperti memuja dan menghaturkan sesajen kepada para dewa.
Areal Penglukatan Pura Gunung Kawi Sebatu (Sumber Photo: Koleksi Pribadi)
Terdapat tempat penglukatan yang terletak di bagian Madya Mandala dari Pura Gunung Kawi Sebatu. Terdapat beberapa pancuran air suci dimana masyarakat menggunakannya untuk “Melukat” atau "Mandi Penyucian" karena dipercaya bahwa “Melukat” di pancuran ini akan diberkati oleh para dewa.
Kolam Ikan Koi di Sekitar Areal Pura (Sumber Photo: Koleksi Pribadi)
Salah satu objek yang menjadi daya tarik bagi wisatawan adalah adanya kolam yang berisi ikan koi. Para wisatawan dapat memberikan makanan kepada para ikan yang dapat dibeli dari pedagang yang ada di sana. Di tengah-tengah dari kolam ikan terdapat patung Dewi Saraswati yang dikelilingi oleh 4 buah patung katak atau kodok sehingga menambah kesan estetika yang ada pada kolam tersebut.
Areal Madya Mandala Pura Gunung Kawi Sebatu (Sumber Photo: Koleksi Pribadi)
Pura Gunung Kawi Sebatu merupakan salah satu objek wisata yang populer di Bali, terutama bagi wisatawan yang ingin mengetahui kebudayaan dan keagamaan Bali. Selain itu, keindahan alam sekitar dan arsitektur khas pura membuat Pura Gunung Kawi Sebatu menjadi tempat yang menarik untuk dikunjungi.
Pura Gunung Kawi Sebatu juga menjadi tempat penyelenggaraan beberapa upacara keagamaan seperti piodalan dan juga upacara lainnya seperti melaspas atau penyucian pura. Upacara-upacara ini dihadiri oleh Umat Hindu dari berbagai daerah di Bali dan menjadi salah satu momen penting dalam kehidupan keagamaan masyarakat Bali.
Untuk masuk ke dalam areal Pura Gunung Kawi Sebatu, pengunjung diwajibkan memakai kain sarung atau kamen sebagai penghormatan kepada para dewa. Selain itu, pengunjung juga diharuskan menjaga ketertiban dan kebersihan lingkungan pura, serta tidak memotret atau merekam video ketika proses ibadah sedang berlangsung. Ada juga larangan untuk wanita yang sedang haid atau Umat Hindu menyebutnya dengan cuntaka agar tidak memasuki area pura.
Dengan keindahan alamnya dan kekayaan budayanya, Pura Gunung Kawi Sebatu menjadi salah satu daya tarik wisata yang menarik di Bali dan menjadi saksi bisu dari keindahan kebudayaan dan keagamaan masyarakat Bali.
Pemandangan Kolam Ikan dari Sisi Lain (Sumber Photo: Koleksi Pribadi)
Sebagai masyarakat terutama masyarakat yang ada di Pulau Bali, kita harus mampu untuk melestarikan serta merawat peninggalan-peninggalan serta budaya yang telah dibuat oleh leluhur kita. Seiring perkembangan zaman, banyak masyarakat yang tidak peduli dengan objek-objek yang ada. Oleh karena itu kita harus tetap menjaga dan melestarikan objek yang ada dan salah satunya ada Pura Gunung Kawi Sebatu yang berlokasi di Gianyar ini.
Untuk mendapatkan pengalaman eksplorasi virtual dari Pura Gunung Kawi Sebatu dengan lebih jelas, silahkan klik tombol "Click Here To See More."