Klakat : Seni Mengulat Bambu Sebagai Sarana Upakara Yadnya di Bali

Agama Hindu dibali dikenal sebagai agama yang memiliki banyak upacara. Keberadaan upacara di Bali, tentu saja juga tidak terlepas dari adanya seni budaya sarana upacara, dan salah satunya adalah Klakat. Klakat adalah salah satu sarana upakara untuk umat hindu di bali yang dibuat dari anyaman / ulatan bambu.

Jun 4, 2025 - 06:44
Jun 4, 2025 - 09:08
Klakat : Seni Mengulat Bambu Sebagai Sarana Upakara Yadnya di Bali
Klakat (Sumber Foto : Koleksi Redaksi)

Klakat merupakan sebagai kesatuan dari beberapa rangkaian bambu yang dibuat untuk sarana pelaksanaan upacara Hindu Bali .Klakat yang terbuat dari anyaman bambu sedemikian rupa ini, terdiri dari beberapa jenis dan memiliki banyak manfaat dalam upacara Hindu.

Secara umum klakat dikategorikan menjadi 3 yaitu : Klakat Agung, Klakat Sudhamala Lanang, Klakat Sudhamala Istri. Klakat ini dapat kita klasifikasikan sebagai sarana upakara yang umum disebut sebagai sarana uparengga.

Klakat Agung (Sumber Foto : Koleksi Redaksi)

Adapun bentuk dari klakat ini yaitu berbentuk persegi empat (bujur sangkar). namun untuk setiap klakatnya itu memiliki bentuk yang lebih spesifik. Pada Klakat Agung di bagian dalamnnya terdapat 25 lobang yang berbentuk segi empat dan juga dimana ukuran dari Klakat Agung ini paling besar dibandingkan Klakat Sudhamala Lanang dan Istri. Untuk Klakat Sudhamala Lanang pada lobang tengahnya terdapat tanda silang yang menyimbolkan swastika yang dimana mengartikan 4 kemahakuasaan Sanghyang Widhi Wasa yang disebut cadhu sakti. Lalu bentuk Klakat Sudhamala Istri pada bagian tengahnya berbentuk 8 sudut/segi delapan yang dimana mengartikan 8 kemahamuliaan Sanghyang Widhi Wasa yang disebut asta aiswirya. Ukuran bambu yang dugunakan untuk membuat Klakat Sudhamala adalah 10 hingga 15 cm dan menggunakan bahan tiying kuning (bambu yang sudah tua dan kuning).

Klakat Sudhamala Lanang dan Klakat Sudhamala Istri (Sumber Foto : Koleksi Redaksi)

Klakat ini difungsikan sebagai kearifan lokal masyarakat bali yang secara turun temurun sudah diwariskan oleh nenek moyang masyarakat bali. Klakat Agung dan Klakat Sudhamala memiliki fungsi untuk upacara yang berbeda. Klakat agung berfungsi sebagai alas Upakara Caru atau untuk Upacara Bhuta Yadnya. Sedangkan Klakat Sudhamala Lanang dan Istri berfungsi sebagai sarana pelengkap Upacara Dewa-Dewi (Siwagotra-Siwagotri) yang diletakkan di Sanggar Agung. Selain itu Klakat Sudhamala juga digunakan sebagai pelengkap pada upacara Nyekah Neseng/Pitra Yadnya