Keindahan Mata Air di Pura Campuhan Desa Adat Tohjiwa

Pura Campuhan, yang merupakan bagian integral dari Desa Adat Tohjiwa, adalah destinasi spiritual yang menakjubkan. Namun, untuk mencapai puncak keagungan ini, pengunjung harus menaklukkan ratusan anak tangga yang menjulang ke bawah, membawa mereka menuju kesucian dan keindahan pura ini.

Jul 17, 2025 - 05:39
Jul 17, 2025 - 07:54
Keindahan Mata Air di Pura Campuhan Desa Adat Tohjiwa
Pura Campuhan (Sumber Foto: Koleksi Redaksi)

Desa Tohjiwa di Provinsi Bali, Kabupaten Karangasem, tidak hanya menawarkan keindahan alam yang masih sangat alami, tetapi juga mempersembahkan kekayaan adat dan budaya yang terpelihara dengan baik hingga kini. Salah satu permata di desa ini adalah Pura Campuhan, sebuah tempat suci yang dihiasi oleh mata air yang unik dan menakjubkan.

Pura Campuhan, yang merupakan bagian integral dari Desa Adat Tohjiwa, adalah destinasi spiritual yang menakjubkan. Namun, untuk mencapai puncak keagungan ini, pengunjung harus menaklukkan ratusan anak tangga yang menjulang ke bawah, membawa mereka menuju kesucian dan keindahan pura ini.

Pura Campuhan bukan hanya sebuah tempat ibadah, tetapi juga menyuguhkan mata air yang memukau. Perjalanan menuju mata air ini membawa pengunjung melewati jalan kecil yang dikelilingi oleh pepohonan rindang, memberikan pengalaman alami yang mendalam. Tantangan sejati muncul ketika pengunjung harus menaklukkan jalan tanpa track yang penuh dengan batu-batuan besar, membawa mereka ke puncak keberkahan Pura Campuhan.

Akar Sakral Pura Campuhan (Sumber Foto: Koleksi Redaksi)

Mata air suci ini bukan sekadar sumber air biasa. Dikenal sebagai pusat tirta amerta, mata air ini menjadi tempat utama pelaksanaan upacara Ida Bhatara Mesucian. Upacara ini, juga dikenal sebagai melasti, dilakukan setiap tahun sekali, tepat dua hingga empat hari sebelum perayaan Nyepi. Tujuan utamanya adalah untuk melakukan ritual penyucian diri dan lingkungan, menghormati dewa-dewa yang dipersembahkan di Pura Campuhan.

Pura Campuhan bukan hanya tempat suci yang mempesona, tetapi juga memiliki makna filosofis yang dalam. Nama "Campuhan" sendiri memiliki arti campuran, merujuk pada pertemuan tiga sungai besar yang mengalir bersama di sekitar pura ini. Sungai Yeh Manis, Kaliyunda, dan sungai Telaga Waja bergabung membentuk sungai yang memikat, memberikan arti simbolis bagi masyarakat setempat.

Dalam filosofi Hindu, pertemuan tiga sungai ini mengandung makna Tri Murti, yaitu pencipta, pemelihara, dan pemusnah. Pura Campuhan dengan kehadiran ketiganya memberikan keselarasan dan keseimbangan alam, mencerminkan harmoni yang dijunjung tinggi dalam kehidupan masyarakat Bali.

Sungai Campuhan (Sumber Foto: Koleksi Redaksi)

Sungai yang melintasi Pura Campuhan bukan hanya sekadar aliran air. Merupakan hasil pernikahan harmonis tiga sungai besar, sungai ini memperkaya alam sekitar dengan keindahan alam yang luar biasa. Mengalir melalui lahan hijau yang subur, sungai ini menciptakan panorama alam yang memukau, memanjakan mata setiap orang yang berkesempatan untuk menyaksikannya.

Sungai Campuhan juga menjadi saksi bisu bagi setiap langkah ritual dalam upacara Ida Bhatara Mesucian. Airnya yang suci dan jernih menjadi medium untuk menyucikan diri dan menghantarkan doa-doa ke langit.

Desa Tohjiwa dengan Pura Campuhan dan keindahan alamnya menawarkan pengalaman yang tak terlupakan. Tidak hanya sebagai tempat ibadah, Pura Campuhan juga menjadi saksi bisu bagi upacara keagamaan yang kaya akan makna. Dengan mata air suci dan sungai yang memukau, desa ini mengajak kita untuk merenung dan menyelami keagungan alam Bali serta memahami keunikan budaya yang terjaga dengan kokoh di tengah-tengah perubahan zaman.

Sebagai penutup, mari kita merenung dan menghargai keindahan alam dan kekayaan budaya yang dimiliki oleh Desa Tohjiwa, khususnya Pura Campuhan. Dalam kesibukan hidup sehari-hari, janganlah kita lupa untuk memperlakukan alam dengan penuh hormat dan menjaga kearifan lokal yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. Pura Campuhan adalah bukti hidup akan harmoni antara alam dan spiritualitas, serta keunikan budaya yang dapat menjadi sumber inspirasi bagi kita semua. Mari kita jaga dan lestarikan keajaiban ini untuk generasi mendatang, sehingga kekayaan alam dan budaya Bali tetap abadi dalam jejak waktu.