Taman Beji Samuan: Wisata Religi dan Ketenangan Spiritual di Desa Carangasari

Terletak di Desa Samuan, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung, destinasi wisata alam religi yang baru dibuka pada tahun 2019 ini menyimpan rahasia menarik. Ditemukan secara tidak sengaja oleh warga setempat setelah pohon besar tumbang, tempat ini ternyata menyimpan tinggalan sejarah yang tersembunyi dalam beberapa generasi. Arca kuno dan ukiran pada batu padas menjadi bukti yang menggugah keyakinan akan keberadaan peninggalan sejarah yang tak terduga.

Apr 21, 2024 - 00:06
Dec 20, 2023 - 19:22
Taman Beji Samuan: Wisata Religi dan Ketenangan Spiritual di Desa Carangasari
Taman Beji Samuan: Wisata Religi dan Ketenangan Spiritual di Desa Carangasari

Bali merupakan sebuah pulau di Indonesia yang terkenal karena kekayaan budaya, sejarah, dan destinasi wisatanya yang memukau siapa pun yang mengunjunginya. Salah satu kebudayaan yang sangat diminati oleh para wisatawan di Bali adalah Melukat. Melukat merupakan sebuah upacara spiritual yang dilakukan untuk membersihkan pikiran dan jiwa manusia secara mendalam.

Berbicara mengenai tradisi Melukat, terdapat beberapa tempat yang bisa digunakan untuk melakukan tradisi ini, salah satunya adalah Taman Beji Samuan. Taman Beji Samuan terletak di Desa Carangsari, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung, Bali. Destinasi wisata ini sangat memikat bagi para pelancong yang gemar akan petualangan dan menikmati keindahan alam, karena masih berada di dalam kawasan hutan yang masih alami.

Taman Beji Samuan pada awalnya adalah tempat suci sederhana yang dilengkapi dengan satu pelinggih dan terkait dengan keberadaan Pura Desa Adat Samuan, demikian dijelaskan oleh Pemangku Pura setempat, Jro Mangku Wayan Pagiana. Ketika pelinggih tersebut mengalami kerusakan dan warga setempat hendak memugar tempat tersebut, akses jalan menuju lokasi terhalang oleh material.

Taman Beji Samuan (Sumber Foto: Koleksi Pribadi)

Warga kemudian membuka jalan untuk menuju ke lokasi pelinggih itu. Tak disangka saat pembukaan jalan dan penebasan semak dilakukan, pemangku menemukan sumber air yang mulanya tertutup bebatuan. "Sumber air ini ternyata tetap mengalir sampai sekarang. Pada awalnya, kami skeptis mengenai kelangsungan aliran air ini," papar Wayan Pagiana kepada detikBali pada Minggu (15/1/2023) sore.

Pancuran air tersebut kemudian diberi nama pancuran Sapta Rsi, mengacu pada kepercayaan akan keberadaan seorang pendeta yang tinggal di lokasi tersebut. Secara keseluruhan, tempat ini dikenal sebagai Taman Beji Samuan. "Kemudian pada tahun 2019, kami membukanya untuk umum," tambah Wayan Pagiana.

Sejak saat itu, Taman Beji Samuan mulai dikenal. Bahkan turis mancanegara yang ingin mencari ketenangan datang ke pancuran tersebut. Mereka mengikuti serangkaian proses pembersihan diri di tujuh pancuran dan dapat berendam di kolam. Menurut Wayan Pagiana, Wisata Spiritual ini tidak hanya istilah untuk satu golongan, satu agama. Wisatawan yang berkunjung rata-rata dari lintas agama, bahkan luar negara. Para pelancong bisa mencoba prosesi pembersihan diri di pancuran dan berendam di kolam. Wisatawan juga bisa menikmati segarnya air Yeh Penet jika cuaca memungkinkan alias air sungai tidak sedang deras.

Jarak Taman Beji Samuan dari Kota Denpasar sekitar 28 kilometer. Jika naik motor, bisa ditempuh sekitar 45 menit. Lokasi Taman Beji Samuan juga tidak jauh dari objek wisata Sangeh, yakni sekitar dua kilometer. Akses yang bisa digunakan untuk sampai di Taman Beji Samuan adalah melewati jalan raya Sangeh, kemudian berbelok setelah SD 2 Sangeh. Kita bisa langsung mengikuti jalan desa hingga akhirnya sampai di Taman Beji Samuan.

Pemedek yang Sedang Melakukan Persembahyangan (Sumber Foto: Koleksi Pribadi)

Keindahan dan kesegaran tempat ini akan memberikan kegembiraan bagi semua indera manusia. Penglihatan akan dimanjakan oleh pemandangan alam yang masih alami dan memukau. Pendengaran dapat menikmati suara gemericik air, kicauan burung, dan suara alam lainnya. Selain itu, indera pengecap dapat merasakan kesegaran dari air sumber alam yang menyegarkan. Bau segar dari udara yang kaya oksigen karena keberadaan banyak pohon hijau dapat dinikmati oleh indera penciuman. Perasaan sejuk dari air di lingkungan ini juga dapat dirasakan oleh indera perasa. Banyak pengunjung juga bisa merasakan energi positif yang kuat di area ini, memberikan efek penyembuhan holistik.

Sekitar kurang lebih 300 anak tangga yang dilewati, kita akan mendengar sayup-sayup suara genta bercampur dengan riak air sungai yang menenangkan. Semakin turun, sudah terlihat beberapa pemedek sedang menyiapkan sarana persembahyangan, ada juga yang sudah selesai melakukan ritual melukat. Sebelum melakukan ritual, harus melakukan persembahyangan terlebih dahulu.

Pemedek yang Mengikuti Rangkaian Alur Penglukatan (Sumber Foto: Koleksi Pribadi)

Jika baru pertama kali kesini, wajib menghaturkan pejati. Disini juga sudah ada pendeta dan warga lokal yang stand by untuk membimbing pemedek yang baru pertama kali datang. Berikut adalah urutan dan tahapan Melukat yang dilakukan di Taman Beji Samuan:

Pertama, terdapat Penglukatan Campuhan yang dilakukan di tepi sungai sebagai tahap awal dalam upacara Melukat. Kemudian, langkah selanjutnya adalah Penglukatan Suda Mala yang dipercaya oleh umat Hindu dapat menghilangkan berbagai jenis penyakit yang ada. Tahap berikutnya adalah Penglukatan Dasa Mala yang bertujuan untuk membersihkan sepuluh sifat buruk yang mungkin ada dalam diri manusia. Setelahnya, terdapat Penglukatan Rambut Sedana yang menjadi doa untuk mendapatkan berkat keberuntungan dan rezeki yang melimpah. Terakhir, sebagai tahap utama, terdapat Penglukatan Sapta Rsi yang dilakukan di dalam air telaga, yang merupakan tahap paling penting dalam rangkaian upacara Melukat di Taman Beji Samuan.

Sarana Persembahyangan (Sumber Foto: Koleksi Pribadi)

Perlengkapan yang dibutuhkan untuk melaksanakan upacara melukat mencakup 1 buah daksina pejati dan 19 canang sari. Pemangku hadir mulai dari pukul 9 pagi hingga pukul 5 sore pada hari libur agama Hindu. Upacara dimulai dengan sembahyang pertama di area pancuran 7, menggunakan 1 buah pejati sebagai sarana ritual untuk meminta izin dan keselamatan sebelum melukat. Selanjutnya, perjalanan dilanjutkan menuju area air terjun di mana kita dapat turun ke area yang merupakan percampuran antara air sungai dan air terjun.

Perjalanan selanjutnya adalah ke arah aliran sungai. Ada beberapa tempat yang bisa dikunjungi disini. Pertama ada ‘Bulakan’ (air tergenang) dan melukat menggunakan ‘Centong/Cedok’ (gayung dari buah kelapa). Di area ini juga terdapat air pancuran yang sangat tinggi, sumbernya berasal dari Beji Pura Dalem Jemeng yang berada di sebelah kanan atas.

Perhatikan bahwa saat cuaca buruk atau hujan deras, sebaiknya hindari melakukan kegiatan melukat di daerah sungai ini karena kemungkinan air sungai akan naik dan menjadi lebih tinggi dari biasanya. Hujan dapat datang secara tiba-tiba. Perhatikan langit apabila ada awan mendung gelap di arah utara, karena hal ini bisa menyebabkan peningkatan tinggi air sungai dengan cepat. Setelah selesai melakukan melukat di area sungai ini, kita dapat kembali naik menuju pancuran 7 untuk menyelesaikan ritual terakhir. Di area parkir terdapat kotak untuk sumbangan. Sumbangan ini memiliki peran penting dalam menjaga serta membiayai perawatan serta pembangunan Taman Beji Samuan. Diharapkan pengunjung dapat menjaga kebersihan dan keagungan tempat melukat ini, mengingat statusnya yang dianggap sebagai kawasan yang suci.

Pemedek yang Sedang Melakukan Salah Satu Ritual Penglukatan (Sumber Foto: Koleksi Pribadi)

Proses pembersihan diri di tujuh pancuran dengan berbagai tahapan melukat yang dilakukan, menawarkan pengalaman yang mengangkat nilai spiritualitas dan keberadaan energi positif yang menyeluruh. Namun, penting untuk diingat bahwa, meskipun terbuka untuk umum, terdapat aturan dan tata tertib yang harus diikuti dengan penuh rasa hormat terhadap kebersihan dan kesucian tempat ini.

Peraturan mengenai larangan bagi perempuan yang sedang datang bulan untuk masuk ke kolam, serta keharusan memakai pakaian yang pantas, adalah bagian dari penghormatan terhadap kekhususan dan keberadaan spiritual dari Taman Beji Samuan. Sumbangan sukarela dari pengunjung juga sangat dihargai, sebagian dari sumbangan tersebut akan digunakan untuk perawatan dan pembangunan tempat ini. Dengan begitu, diharapkan pengalaman spiritual dan kedamaian yang didapat dari Taman Beji Samuan dapat tetap terjaga dan memberi manfaat bagi semua yang mengunjunginya.

Untuk mendapatkan pengalaman penjelajahan Taman Beji Samuan secara virtual silakan klik tombol "Klik Di Sini Untuk Melihat Selengkapnya".

Klik Di Sini Untuk Melihat Selengkapnya