Telaga Tista : Keajaiban Air Suci dan Warisan Spiritual
Di desa jungutan, Sibetan kabupaten Karangasem memiliki sebuah mata air suci yang disebut telaga tista. Tempat ini merupakan tempat pesiraman atau bejian Ide Batara Istri Pura Panti, Pura Puseh dan Pura Bangkak, sekaligus pensucian Ide Batara seluruh Dadia yang ada di sekitar Telaga Tista. Sejauh ini tidak ada sejarah tertulis terbentuknya telaga tista. Baik itu berupa prasasti maupun lontar yang menyebutkan awal mula keberadaan telaga tista ini. Terbentuknya telaga tista ini hanya berdasarkan cerita secara turun-temurun dari mulut ke mulut.
Menurut legenda setempat, konon ada sebuah kisah tentang masyarakat Sibetan yang berinteraksi dengan seorang pria tua yang membawa air dalam wadah daun talas cantung. Meskipun pria tersebut menawarkan airnya untuk dijual, warga menolak dengan alasan bahwa tidak perlu membeli air dalam daun talas.
Namun, pria tua ini tidak menyerah dan menawarkan kesepakatan kepada warga. Dia bertanya apakah mereka bersedia menggelar upacara keagamaan setiap tahun jika dia bisa membuat mata air muncul di tempat tersebut. Warga, awalnya meragukan tawaran ini, akhirnya setuju setelah mengetahui bahwa jenis upacara yang dimaksud adalah usaba ketipat atau usaba kebo.
Telaga Tista (Sumber : Koleksi Pribadi)
Dengan persetujuan warga, pria tua itu menuangkan air dari daun talas ke tanah, dan tiba-tiba, mata air muncul di tempat tersebut. Keajaiban ini membuat warga terkesan dan mereka memenuhi janji mereka dengan menggelar usaba ketipat setiap tahun dan usaba kebo setiap sepuluh tahun sekali.
Mata air yang muncul ini sangat berharga bagi masyarakat, dan digunakan untuk berbagai keperluan seperti upacara keagamaan, pemenuhan kebutuhan sehari-hari, dan irigasi. Tujuh desa adat, yaitu Sibetan, Macang, Bungaya, Asak, Timbrah, Prasi, dan Tenganan, memiliki kewajiban untuk mengadakan upacarara usaba ketipat atau usaba kebo.
Telaga Tista (Sumber : Koleksi Pribadi)
Air di Telaga Tista sangat dianggap suci, dan disana juga terdapat pura yang digunakan dalam berbagai upacara keagamaan. Pura ini juga menjadi tujuan tirta yatra bagi umat Hindu. Oleh karena itu, masyarakat setempat menganggap sangat penting untuk selalu menggelar usaba ketipat dan usaba kebo. Selain itu, kadang-kadang terjadi kejadian-kejadian magis di sekitar Pura ini, seperti kemunculan ikan julit yang berukuran besar dan ular berwarna hitam putih yang panjangnya mencapai ratusan meter.