Menjelajahi Sejarah dan Harmoni Gamelan Rindik

Gamelan Rindik, alat musik tradisional asal Bali, memiliki akar sejarah yang terkait dengan keruntuhan kerajaan Majapahit. Evakuasi gamelan ke Bali selama serangan Kerajaan Demak membawa perubahan budaya dari Majapahit. Rindik, evolusi alat musik baru dari bambu, menjadi penting dalam seni pertunjukan dan kini diapresiasi dalam berbagai konteks, termasuk pariwisata dan terapi. Dengan 11 bilah bambu, Rindik dimainkan dengan cara dipukul, menghasilkan melodi slendro dan estetika tri angga, mencakup kepala, tubuh, dan kaki dalam komposisi musiknya. Sebagai bagian dari warisan budaya Indonesia, Gamelan Rindik tetap relevan dan menjadi sarana pelestarian kekayaan lokal.

Aug 22, 2024 - 00:09
Dec 27, 2023 - 21:14
Menjelajahi Sejarah dan Harmoni Gamelan Rindik
Alat Musik Rindik (Sumber Photo : Koleksi Pribadi)

Gamelan Rindik adalah salah satu alat musik tradisional yang berasal dari pulau Bali. Rindik terbuat dari bambu dan terdiri dari beberapa batang bambu. Asal usul alat musik khas Rindik terkait dengan peristiwa bersejarah keruntuhan kerajaan Majapahit, yang sebelumnya memiliki dominasi kuat di seluruh Nusantara. Ketika Ponorogo, sebuah daerah pulau Jawa memberontak terhadap kekuasaan Majapahit, banyak angklung-angklung Reyog yang sebelumnya digunakan sebagai senjata oleh kerajaan tersebut berubah peran menjadi alat musik. Selain berfungsi sebagai senjata, angklung-angklung ini kemudian menjadi bagian dari gamelan kerajaan. Pada saat terjadi serangan dari Kerajaan Demak, angklung-angklung dan ansambel gamelan tersebut segera dievakuasi ke Bali. Perpindahan ini menjadikan Bali sebagai tempat baru untuk berkembangnya akar seni budaya yang sebelumnya berasal dari kerajaan Majapahit. Mereka berupaya menata kembali alat-alat musik lama. Proses tersebut akhirnya menciptakan alat musik baru yang bernama Rindik. Alat musik Rindik kemudian berevolusi sesuai dengan kearifan lokal Pulau Bali, dimana terbuat dari bambu dengan nada salendro dan dimainkan dengan cara dipukul. Alat music Rindik termasuk ke dalam jenis alat musik idiophone. Idiophone merupakan alat musik yang dimainkan dengan cara dipukul.

Alat Musik Rindik (Sumber Photo : Koleksi Pribadi)

Gamelan rindik Bali termasuk dalam kelompok gamelan madya (berasal dari sekitar abad ke 16 hingga 19) yang pada saat itu digunakan oleh masyarakat Bali sebagai seni pertunjukan klasik Bali dan hiburan yang identik dengan perasaan senang/girang, dan tenang. Pada saat ini, Rindik Bali telah disesuaikan untuk digunakan sebagai alat musik pendukung di sektor pariwisata, dalam seni pertunjukan, sebagai latar musik yang menenangkan dalam terapi pijat refleksi. Rindik Bali dapat dimainkan sebanyak 3 hingga 5 orang, yang dimana 2 orang memainkan rindik, dan sisanya memainkan instrument lain seperti suling dan gong pulu.

Rindik terbuat dari 11 bilah bambu yang dipasang sejajar. Bambu pertama berukuran paling besar, memiliki nada rendah dan bambu setelahnya berbentuk semakin kecil dengan nada yang semakin meninggi. Rindik dimainkan dengan cara dipukul menggunakan dua panggul atau pemukul yang berbentuk seperti roda pada ujungnya dan terbuat dari karet. Satu panggul dipegang dengan tangan kiri, dan satunya lagi dipegang menggunakan tangan kanan. Tangan kiri memainkan nada pokok dan tangan kanan memainkan variasi. Rindik Bali berlaras slendro yang memiliki 5 nada pokok yang dimulai dari bambu pertama yang berbunyi ndung, kemudian ndang nding ndong ndeng dan berulang hingga bambu ke-11 yang kembali ke nada awal, yaitu ndung. Rindik menggunakan perpaduan sistem on beat/polos dan off beat/sangsih sehingga dapat menghasilkan suara yang bersahut-sahutan dan indah.

Permainan Grup Gamelan Rindik (Sumber Photo : Koleksi Pribadi) 

Gamelan rindik Bali menggunakan prinsip estetika tri angga, yang terdiri dari 3 (tiga) bagian utama, yaitu kepala (pengawit), tubuh (pengawak), dan kaki (pangecet). 

  • Pengawit : Pengawit atau bagian kepala memberikan pengantar atau perkenalan terhadap suasana. Ini adalah bagian di mana musisi mempersiapkan pendengar untuk pengalaman musik yang akan datang.
  • Pengawak : Pangawak atau bagian tubuh adalah inti dari suasana. Di sini, melodi dan ritme utama dimainkan. Ini adalah bagian yang mengandung esensi dari karya musik gamelan rindik.
  • Pangecet : Pangecet atau bagian ekor adalah bagian di mana musik mencapai intensitas tertinggi dengan tempo yang lebih cepat. Ini menciptakan momen ketegangan atau kegembiraan dalam pertunjukan

Indonesia kaya akan warisan alat musik tradisional yang tetap relevan meskipun kita hidup dalam era digital. Penting untuk memahami dan merawat keberadaan beragam alat musik tradisional sebagai bentuk pelestarian kekayaan budaya lokal Indonesia. Seiring perkembangan teknologi, upaya untuk mengenali, mempelajari, dan mempertahankan alat musik tradisional menjadi semakin penting dalam melestarikan kearifan lokal yang unik.