Desa Mas Ubud: Pusat Seni Ukir Kayu Bali yang Mengagumkan
Desa Mas Ubud di Pulau Bali merupakan pusat seni ukir patung kayu yang terkenal. Terletak di kecamatan Ubud, desa ini menjadi tempat persinggahan alternatif bagi wisatawan yang mengunjungi objek wisata Ubud, Tegalalang, Gua Gajah, dan Kintamani. Desa Mas terkenal dengan kerajinan kayu dan patung kayu berdaya seni tinggi. Patung-patung ini diukir dengan tangan, bukan menggunakan mesin, dan memiliki harga bervariasi. Kepala desa Mas mengungkapkan sejarah desa dan keberagaman seni dan budaya yang ada di sana, serta menghadapi perubahan dalam industri pariwisata yang mempengaruhi para seniman di desa tersebut. Meskipun banyak galeri seni dan patung terkenal, pelestarian seni dan budaya di desa ini tetap mengandalkan semangat dan keinginan para seniman untuk menjaga warisan seni mereka. Desa Mas selalu terbuka bagi siapa pun yang ingin mengeksplorasi seni dan budaya Bali.
Desa Mas Ubud, salah satu permata tersembunyi di pulau Bali, memiliki daya tarik yang tak dapat diabaikan bagi para pecinta seni dan wisatawan yang mengunjungi Bali. Terletak di kecamatan Ubud, desa ini berlokasi strategis di jalur menuju beberapa objek wisata terkenal di Bali, seperti Tegalalang, Gua Gajah, dan Kintamani. Namun, daya tarik utama Desa Mas Ubud tidak hanya terletak pada pemandangannya yang menakjubkan, melainkan juga pada seni ukir patung kayu yang tak tertandingi.
Ukiran dan Lukisan di Desa Mas Ubud (Sumber Foto: Kanal Pujangga Nagari Nusantara)
Desa Mas Ubud dikenal sebagai pusat seni ukir patung kayu yang memiliki tingkat keterampilan yang luar biasa tinggi. Ini adalah surga bagi para wisatawan yang mencari kerajinan tangan kayu atau patung kayu yang unik dan berkualitas tinggi. Desa Mas Ubud sering menjadi pilihan alternatif bagi mereka yang berkunjung ke objek wisata di sekitar Ubud atau Kintamani.
Patung dan ukiran seni yang dihasilkan di Desa Mas Ubud sering menjadi oleh-oleh khas Bali yang sangat istimewa. Harganya bervariasi, mulai dari puluhan ribu hingga ratusan juta rupiah, tergantung pada tingkat kerumitannya. Salah satu hal yang membedakan seni ukir di Desa Mas dari seni ukir lainnya adalah bahwa semua patung di sini diukir dengan tangan, bukan dengan mesin.
Saat berkunjung ke Desa Mas Ubud, Anda memiliki kesempatan untuk melihat proses pembuatan seni ukir ini secara langsung. Ini adalah pengalaman yang sangat berharga karena Anda dapat melihat bagaimana para pengrajin lokal dengan penuh dedikasi menciptakan karya seni mereka dengan sentuhan tangan yang cermat.
Kepala Desa Mas Ubud, Bapak I Wayan Gede Darma Yudha, berbicara tentang daya tarik unik desanya. Menurut beliau, daya tarik Desa Mas mencakup seni, budaya, dan alam. Seni di desa ini tidak hanya terbatas pada patung kayu, tetapi juga mencakup pertunjukan tari sakral dan beragam pertunjukan seni lainnya. Hampir 50% penduduk desa terlibat dalam seni ini, dengan berbagai sanggar seni yang sering tampil di daerah Ubud.
Ukiran dan Lukisan Lain di Desa Mas Ubud (Sumber Foto: Kanal Pujangga Nagari Nusantara)
Selain seni ukir kayu, Desa Mas Ubud juga terkenal dengan seni lukisnya. Pengosekan, di daerah sebelahnya, adalah tempat di mana banyak seniman lokal menciptakan lukisan yang indah. Lukisan-lukisan ini sering menggambarkan alam sekitar, burung-burung, dan aspek-aspek lain dari kehidupan Bali.
Salah satu hal yang membuat Desa Mas Ubud begitu istimewa adalah keragaman seni yang ada di setiap Banjar (komunitas lokal). Masing-masing Banjar memiliki karakteristik seni yang berbeda-beda, mulai dari seni patung hingga seni ukir. Ada yang mengkhususkan diri dalam membuat patung-patung dewa dan dewi, sementara yang lain fokus pada seni ukir patung burung atau makhluk lainnya.
Desa Mas Ubud juga memiliki keindahan alam yang memukau, dengan persawahan, tebing-tebing, dan sekarang sudah ada villa-villa yang berdiri cantik di sekitarnya. Ini memberikan pengalaman yang unik bagi para wisatawan, yang tidak hanya dapat menikmati seni, tetapi juga keindahan alam dan kuliner khas Bali.
Desa Mas Ubud juga memiliki sejarah yang kaya. Meskipun tanggal berdirinya desa ini belum pasti, menurut sejarah Hindu, desa ini sudah ada sejak abad ke-8. Desa ini mendapat namanya dari resi Agastya, seorang tokoh penting dalam mitologi Hindu, yang diyakini menanam sebuah pohon bernama "Tami" yang masih ada hingga saat ini.
Namun, meskipun Desa Mas Ubud memiliki kekayaan seni dan budaya yang luar biasa, tantangan terbesarnya adalah pelestarian seni tradisional ini. Beberapa seniman telah beralih ke pekerjaan lain seperti restoran dan hotel untuk memenuhi kebutuhan ekonomi mereka. Oleh karena itu, upaya pelestarian seni dan budaya di desa ini sangat penting. Meskipun ada dukungan dari pemerintah dan berbagai inisiatif, pelestarian seni tetap menjadi tantangan.
Di akhir wawancara, kepala desa menyatakan bahwa Desa Mas Ubud selalu terbuka bagi siapa saja yang ingin mengunjunginya. Masyarakat desa dengan bangga membagikan warisan seni mereka kepada pengunjung, dengan harapan dapat menjaga seni tradisional ini tetap hidup dan berkembang.