Vishwakarma: Sang Pencipta dan Arsitek Jagat Raya
Kisah Vishwakarma sang pencipta dan arsitek ilahi, pembangun istana Surga Indraloka. Sosoknya turun ke bumi menebar ilmu walau pernah dipaksa membangun kota emas Lenka. Tetap dihormati dan di puja wujudnya sebagai tauladan yang Iklas dan bijaksana.

Vishwakarma adalah dewa pencipta dan arsitek ilahi yang membangun istana bagi para dewa dan mengajarkan arsitektur kepada manusia. Ia dihormati karena membawa keindahan ke dunia dan menjaga keseimbangan antara kebaikan dan kejahatan. Dahulu kala, ketika alam semesta baru saja terbentuk, para dewa masih sibuk menyusun aturan bagi dunia. Mereka membutuhkan arsitek ilahi untuk membangun tempat-tempat suci, senjata sakti, dan istana para dewa yang megah.
Dewa yang dipilih untuk tugas ini adalah Vishwakarma, sang dewa perancang dan pencipta, yang kemampuannya tak tertandingi di seluruh jagat raya. Vishwakarma dikenal sebagai pencipta segala hal, mulai dari kota-kota indah hingga senjata paling mematikan yang pernah ada.
Ilustrasi Vishwakarma yang sedang melukis (Sumber: Koleksi Pribadi)
Vishwakarma adalah dewa yang bijaksana dan penuh dengan keahlian. Ia mampu menciptakan dengan kesempurnaan yang tak tertandingi. Tangannya adalah anugerah yang tak kenal lelah, selalu menghasilkan karya-karya besar untuk dunia dan para dewa. Ia dipercaya untuk membangun istana Surga Indraloka yang dijadikan tempat tinggal Dewa Indra, raja para dewa, serta kota emas Lanka untuk Raja Asura, Ravana.
Suatu hari, Dewa Brahma, pencipta alam semesta, mendatangi Vishwakarma dengan sebuah permintaan yang khusus. "Vishwakarma, aku ingin kau menciptakan sebuah istana yang indah dan sempurna untuk para dewa," kata Brahma. "Ini harus menjadi bangunan paling megah yang pernah ada, melambangkan kejayaan Surga." Tanpa ragu, Vishwakarma menerima tugas tersebut. Ia tahu bahwa hanya keahliannya yang mampu memenuhi permintaan Dewa Brahma.
Ilustrasi Vishwakarma yang sedang merancang Istana (Sumber: Koleksi Pribadi)
Segera setelah menerima tugas itu, Vishwakarma mulai bekerja dengan tekun. Ia merancang istana megah dengan pilar-pilar emas yang menjulang tinggi, atap-atap perak yang berkilauan di bawah sinar matahari, dan lantai dari permata langka yang memancarkan cahaya di setiap sudut. Setiap detail dipikirkan dengan hati-hati, dari taman surga yang dipenuhi bunga-bunga abadi hingga kolam yang dihuni oleh makhluk-makhluk mistis. Selama berbulan-bulan, Vishwakarma bekerja tanpa henti, dan akhirnya, istana surgawi itu berdiri megah.
Ketika para dewa berkumpul untuk melihat hasil karyanya, mereka terpesona. Istana itu lebih indah dari yang bisa mereka bayangkan. Dewa Indra, raja para dewa, sangat puas dengan hasilnya dan mengadakan pesta besar untuk merayakannya. Namun, di balik pujian dan kegembiraan itu, Vishwakarma merasa ada sesuatu yang hilang.
Ilustrasi Vishwakarma yang sedang duduk sendirian di sudur Istana (Sumber: Koleksi Pribadi)
Pada malam itu, Vishwakarma duduk sendirian di sudut istana, merenung. Meskipun istana yang ia ciptakan telah mengagumkan para dewa, ia merasa bahwa karyanya belum lengkap. "Apa arti dari semua kemegahan ini jika hanya dinikmati oleh para dewa? Bukankah dunia seharusnya mendapatkan keindahan yang sama?" pikirnya. Dengan pikiran itu, Vishwakarma memutuskan untuk turun ke bumi. Ia memulai perjalanan ke berbagai pelosok dunia, membawa ilmunya kepada manusia. Ia mengajarkan seni bangunan, arsitektur, dan kerajinan tangan kepada umat manusia. Di bawah bimbingannya, manusia belajar membangun kuil-kuil yang indah, rumah-rumah megah, dan peralatan yang canggih. Karya-karya Vishwakarma mulai tersebar di seluruh penjuru dunia.
Ilustrasi kaum Asura yang mendaatangi Vishwakarma (Sumber: Koleksi Pribadi)
Namun, ajaran Vishwakarma juga menarik perhatian para asura, kaum iblis yang berambisi besar. Mereka datang memohon agar Vishwakarma menciptakan senjata-senjata yang bisa membantu mereka mengalahkan para dewa. Vishwakarma, yang memahami keseimbangan alam semesta, menolak permintaan itu. Tapi Ravana, Raja Lanka, seorang asura yang licik dan kuat, berhasil memaksa Vishwakarma untuk menciptakan kota emas Lanka yang akhirnya menjadi pusat kekuatannya. Meski terpaksa menciptakan kota bagi Ravana, Vishwakarma tetap menjaga keseimbangan dengan hati-hati. Ia tahu bahwa kekuatan besar di tangan yang salah bisa menghancurkan segalanya. Namun, Vishwakarma selalu percaya bahwa kebaikan pada akhirnya akan menang, meski ia harus berhadapan dengan kekuatan gelap.
Ilustrasi Vishmakarma yang kembali ke surga (Sumber: Sumber Pribadi)
Setelah karyanya selesai, Vishwakarma kembali ke surga. Namun, ia tidak hanya dikenang karena istana megah yang ia ciptakan untuk para dewa. Ia juga dihormati sebagai dewa yang membawa kemajuan dan keindahan bagi manusia di bumi. Kuil-kuilnya dibangun di berbagai tempat sebagai tanda penghormatan bagi sang arsitek ilahi. Selama berabad-abad, manusia terus menerus belajar dari ajaran Vishwakarma. Setiap karya besar di bumi, setiap bangunan megah yang menjulang, selalu dianggap sebagai perpanjangan tangan Vishwakarma. Hingga saat ini, para arsitek dan pengrajin masih menyebut namanya ketika mereka menciptakan sesuatu yang indah.
Ilustrasi Manusia yang memuja Vishwakarma (Sumber: Koleksi Pribadi)
Vishwakarma tetap abadi, bukan hanya dalam kisah-kisah para dewa, tetapi juga dalam setiap karya manusia yang lahir dari ketekunan, keterampilan, dan dedikasi. Sang arsitek semesta, Vishwakarma, selalu ada dalam jiwa mereka yang menciptakan dunia yang lebih baik. Dan begitu, nama Vishwakarma terus dikenang sebagai dewa pencipta yang membawa keindahan dan harmoni, dari alam dewa hingga dunia manusia.