Rare Angon: Kisah Seorang Anak Pengembala
Rare Angon merupakan kisah seorang pengembala laki-laki yang memiliki keahlian dalam menggambar, Rare Angon dalam bahasa Bali berarti "anak penggembala" . Jika mendengar nama Rare Angon, khususnya di Bali mungkin erat kaitanya dengan seseorang yang biasa bermain layang-layang.

Ada seorang anak laki-laki bernama Rare Angon, yang dalam bahasa Bali berarti "anak penggembala". Setelah pulang sekolah, dia selalu menggembalakan hewan-hewan peliharaannya yang telah menemaninya sejak dulu. Untuk menghilangkan kebosanan saat ternaknya makan rumput, Rare Angon sering menghibur dirinya dengan menggambar di tanah, terutama ketika dia lupa membawa buku gambar kesayangannya. Kemampuannya sangat hebat, mulai dari menggambar wayang, pemandangan, yang membuat teman-temannya terkesan denganya.
Rare Angon Saat Menggambar Ni Lubang Kuri (Sumber: Koleksi Pribadi)
Suatu sore, saat menemani sapinya yang bermain, Rare Angon tergerak untuk menggambar sosok seorang wanita cantik di tanah. Dia begitu terpukau dengan hasil gambarnya dan memberi nama gambar itu Ni Lubang Kuri. Suatu hari, raja yang sedang berburu secara tidak sengaja menemukan gambar tersebut. Terkesima, raja bertanya kepada anak-anak di sekitar dan mereka menunjuk Rare Angon sebagai pembuatnya. Ketika ditanya, Rare Angon menjelaskan dengan jujur bahwa dia hanya menggambar berdasarkan imajinasinya, tanpa pernah bertemu sosok wanita itu. Namun, raja tidak percaya dan mengancam Rare Angon untuk menemukan Ni Lubang Kuri yang sebenarnya, atau nyawanya akan terancam.
Seketika, rasa takut menyelimuti Rare Angon, air mata menetes di wajahnya. Perjalanan pulang tidak seindah kemarin, ketakutan menyelimuti seluruh perjalanan. Tanpa disadari, langkah kakinya telah tiba di sebuah gubuk kecil dan sederhana, yang dimana rumah Rare Angon. "Mengapa kamu menangis ?" tanya ibu Rare Angon. Tangis Rare Angon semakin kecang, dia langsung memeluk ibunya dengan erat. Dia juga menceritakan semua yang dialaminya dengan Raja, bahwa dia harus menemukan Ni Lubang Kuri, yang hanya sebuah gambar. Ibu Rare Angon tak kuasa menahan tangis. Anak laki-lakinya yang sangat rajin dan dicintainya, Rare Angon, terancam nyawanya hanya karena keserakahan Raja. Saat itu, senja dipenuhi dengan kesedihan.
Rare Angon Saat Bermimpi Bertemu Ida Bhatara (Sumber: Koleksi Pribadi)
Malam tiba, tangisan berhenti tetapi bayangan ketakutan masih menyelimuti Rare Angon. Matanya terasa lelah, tanpa disadari, dia tertidur dan mulai masuk ke dalam bunga tidur. Dalam mimpinya, Rare Angon bertemu dengan Ida Bhatara dan berkata, "Rare Angon anakku, jangan bersedih, ikuti arah timur laut dari jalan rumahmu, di sanalah kamu akan menemukan Lubang Kuri!" Itu adalah satu-satunya pesan yang didapatnya, dan Rare Angon pun terbangun dari mimpinya.
Pagi buta, sebelum matahari terbit ibu Rare Angon sudah bangun untuk menyiapkan makanan bagi Rare Angon. Rare Angon juga membantu ibunya menyiapkan bekal. Rare Angon siap dengan tas anyaman kecil yang berisi perlengkapan dan bekal yang cukup dari ibunya tercinta. Pelukan kemudian mengantarkan Rare Angon pergi untuk bertemu wanita itu, Ni Lubang Kuri. Perjalanan itu sulit dan melelahkan. Hutan yang lebat, sungai yang deras, bukit yang curam, dan tanpa terasa malam pun tiba.
Jero Dukuh Ketika Memberi Jimat Sakti Kepada Rare Angon (Sumber: Koleksi Pribadi)
Rare Angon bertemu seorang pendeta sakti bernama Jero Dukuh yang tinggal bersama putrinya. Jero Dukuh juga memberikan kabar mengejutkan bahwa memang benar Ni Lubang Kuri ada di timur laut dekat pegunungan. Jero Dukuh memberikan berbagai jimat sakti untuk menemani perjalanan Rare Angon. Tidak mudah menemukan Ni Lubang Kuri, di perjalanan dia bertemu dengan binatang liar dan raksasa yang menghalanginya untuk bertemu Ni Lubang Kuri. Dia mengalahkan raksasa dan binatang liar itu dengan jimat yang diberikan oleh Jero Dukuh, dengan melemparnya, kemudian raksasa dan binatang liar yang menghalanginya langsung tertidur.
Dia berhasil dan akhirnya bertemu dengan Ni Lubang Kuri. Singkat cerita, wanita cantik itu segera diundang ke istana raja. Segera Raja sangat ceria, tetapi keserakahannya membuatnya ingin menyingkirkan Rare Angon dan sekali lagi memerintahkan penggembala muda itu untuk pergi ke hutan membawa harimau, naga, dan lebah untuk sang raja. Rare Angon tidak bergerak, tetapi ancaman kematian membuatnya bergegas ke hutan untuk memenuhi permintaan raja.
Suasana kerajaan saat Rare Angon menjadi raja (Sumber: Koleksi Pribadi)
Rare Angon berhasil memenuhi semua permintaan raja. Ketika dia tiba di istana, harimau, naga, dan lebah mengamuk dan membunuh Raja yang egois dan serakah. Semua pengawal istana juga takut dengan binatang liar yang dibawa oleh Rare Angon. Hingga akhirnya, semua rakyat meminta Rare Angon untuk memimpin kerajaan. Sejak Rare Angon memerintah, tidak pernah ada kerusuhan yang terdengar dan semua orang hidup dalam damai dan tenang. Ditemani oleh Ni Lubang Kuri sebagai ratunya, kebahagiaan Rare Angon, ibunya, dan istrinya akhirnya lengkap.
Potret Rare Angon saat ini Menurut Kepercayaan Bali (Sumber: Koleksi Pribadi)
Ada tiga versi cerita Rare Angon. Pertama, dalam bentuk cerita rakyat tentang seorang anak gembala. Kedua, adalah "Tutur Rare Angon" lontar yang menceritakan perjalanan hidup manusia dari konsepsi hingga kematian, serta berbagai upacara yadnya yang menyertainya. Ketiga, Rare Angon sebagai "uparengga" dalam upacara yadnya besar, yang biasanya disebut "ngadegang Betara Rare Angon". Namun saat ini, masyarakat di Bali percaya bahwa Rare Angon adalah seseorang yang akrab dalam tradisi Bali, khususnya dalam tradisi "Melayangan" (bermain layang-layang) yang biasanya pada bulan April sampai Agustus . Roh Rare Angon dan kebaikannya diekspresikan dalam "Lontar Rare Angon" yang digambarkan sebagai Dewa Anak-Anak.