Menelusuri Aranyaka Kanda dalam Ramayana
Aranyaka Kanda adalah bagian ketiga dari epos Ramayana, yang menceritakan perjalanan Rama, Sita, dan Lakshmana selama masa pengasingan mereka di hutan Dandaka. Dalam bagian ini, mereka menghadapi berbagai ujian dan tantangan, termasuk pertemuan dengan para rishi, asura, dan raksasa yang menghuni hutan.
Setelah selesai menuntut ilmu di suatu petapaan, Rama, Sita dan Laksamana kembali memasuki hutan. Mereka sudah terbiasa dengan kehidupan di hutan. Kehidupan mereka tidak ada bedanya dengan kehidupan para pendeta, sedikit pun tidak ada tanda-tanda bahwa mereka adalah putra-putri raja. Pada suatu hari mereka berjalan keluar dari hutan tersebut. Mereka melihat banyak pendeta dari berbagai petapaan yang hidupnya sangat sederhana.
Ilustrasi Kehidupan Rama, Sita dan Laksmana di Hutan
(Sumber : Koleksi Pribadi)
Pada suatu hari di hutan Dandaka tibalah seorang putri raksasa yang bertubuh besar tinggi, matanya menyala-nyala, mulutnya terbuka dengan gigi besar dan bertaring. Pakaiannya pun gemerlapan yang menandakan ia bukan raksasa sembarangan, melainkan seorang putri raksasa. Ia adalah Sarpakenaka, putri Alengka adik Prabu Rahwana. Surpanaka sangat sakti. Pada waktu itu Surpakenaka sedang mengemban tugas dari kakaknya Prabu Rahwana untuk melakukan pengawasan perbatasan.
Ilustrasi Suparnaka yang Yakit Hati Ditolak Rama
(Sumber: Koleksi Pribadi)
Laksmana yang semulanya melamun pun kaget dengan kedatangan putri palsu tersebut. Karena Laksmana layaknya seorang pendeta wadat tidak kawin. Laksmana menyarankan putri palsu tersebut mendekati Ramawijaya kakaknya yang tidak berada tidak jauh darinya. Putri palsu jelmaan Sarpakenaka itu pun langsung mendekati Rama, ia menggoda Rama seperti menggoda Laksmana
Ilustrasi Suparnaka yang Berubah Menjadi Wujud Aslinya
(Sumber: Koleksi Pribadi)
Laksmana tanpa ragu-ragu lagi diputirnya hidung putri palsu tersebut hingga putus. Sarpakenaka seketika berubah kembali seperti wujud aslinya. la menjerit kesakitan dan terbang melesat ke udara dan menggeram seperti singa dan berteriak menantang. Sarpakenaka menangis di udara. Setelah puas menangis, ia segera mendarat di Alengka dan menemui kedua suaminya yaitu Karadusana dan Trimurda. Sarpakanaka berbohong pada suaminya. la mengatakan kalau ia ingin diperkosa oleh Rama dan Laksmana. Sungguh licik Sarpakenaka. Mendengar cerita dari Sarpakenaka, suaminya pun marah. Tangan Karadursana dan Trimurda memukul tanah sehingga debu dan pasir beraburan ke atas.
Mereka pun langsung menyiapkan dan membawa satu laksa raksasa ke Dandaka. Raksasa-raksasa itu terbang besenjata lengkap dan pakaian yang bergemerlapan. Tiba mereka di atas daerah Dandaka, mereka terbang melayang mengitari gunung mencari Rama dan Laksmana.
Supranaka yang sedang menderita lahir batin di istana menerima laporan dari raksasa pengintai pertempuran di Dandaka mengenai tewasnya kedua suaminya juga seluruh pasukan terbangnya. Sarpakenaka segera melesat terbang ke istana kakaknya raja Alengka Prabu Rahwana. Prabu Rahwana sangat sakti dan memiliki aji-aji pancasona yang membuatnya tuidak dapat mati. Banyak raja yang sudah ditaklukannya.
Ilustrasi Sita dan Laksmana yang Mengejar Marica
(Sumber : Koleksi Pribadi)
Setelelah Rahwana berbicara ia langsung terbang ke perbatasan dimana Marica bertempat tinggal. Sesampai di perbatasan Marica menyambut Rahwana dan melakukan sembah sungkem. Rahwana mengajak Marica ke Dandaka,akhirnya Marica pergi ke Dandaka dengan merubah diri menjadi kijang kencana berbulu keemasan untuk menarik perhatian Sita.
Rama pun mengejar kijang yang larinya sangat cepat itu. Rama semakin terpisah dengan istrinya Sita. Kijang itu seperti minta ditangkap. Tapi kalau Rama mendekat kijang itu malah lari. Namun saat Rama ketinggalan jauh kijang itu menunggu seolah ia ingin Rama menangkapnya. Akhimya betapa sabarnya Rama, namun dia bisa marah juga. Rama melepaskan panahnya menuju kijang itu. Kijang itu pun menggelepar, tubuhnya bersimbahan darah segar dan berubah wujud aslinya menjadi Raksasa Marica. Marica yang mengeluarkan suara rintihan mengaduh seperti suara Rama. Sita yang mendengar itu menugaskan Laksmana untuk menghampiri Rama namun Laksmana menolak. Sita terus memaksa dan akhirnya Laksmana setuju dan pergi meninggalkan Sita.
Sita yang Diculik tapi Jatayu Ingin Membantu Menyelamatkan.
(Sumber: Koleksi Pribadi)
Melihat Laksamana sudah jauh dari Dewi Sita, Rahwana segera muncul dari tempat persembunyiannya dengan merubah diri menjadi seorang kakek, seorang pendeta yang sudah lanjut usia. Rahwana menculik Sita dan Sita menangis sembari memanggil nama suaminya.
Di sisi lain Rama dan Laksmana menyadari bahwa Sita tidak ada di gubug, mereka pun mencari Sita dengan raut wajah yang khawatir Rama dan Laksmana berusaha mencari Sita. Sita yang sudah berada di Kerajaan Alengka Pura merasa sedih karena terpisah oleh suaminya, bagaimanapun kehidupan di kerajaan Alengka Pura ini ia tetap merasa nyaman hidup di hutan bersama Rama dan Laksmana