Pesiraman Dalem Pingit: Penglukatan Sebatu Stana Dewi Uma dan Gangga
Melukat adalah ritual dalam agama Hindu di Bali. Kegiatan melukat pada hakikatnya adalah pembersihan diri terutama secara mental. Tujuan dari Melukat adalah untuk menyucikan jiwa dan raga agar menjadi suci, tenang dan tenteram. Keindahan alam Air Terjun Desa Sebatu cukup indah dan menarik, sehingga bagi yang menyukai wisata spiritual dan petualangan di alam pasti wajib datang ke Air Terjun Desa Sebatu, tempat ini juga terkenal dengan namanya Pesiraman Pura Dalem Pingit. Tempat ini terletak di desa Sebatu, Tegallalang, Gianyar.
Plang masuk area Pesiraman Pura Dalem Pingit (Sumber : Koleksi Pribadi)
Air terjun Sebatu layak juga dijadikan sebagai objek wisata di Bali, lokasinya berada di dasar lembah yang menyajikan pemandangan pohon-pohon tropis dan tebing dengan sejumlah mata air disekitarnya, tempat ini juga menjadi air terjun istimewa terutama di kalangan umat beragama Hindu, karena difungsikan sebagai tempat melukat untuk menyucikan diri dan rohani, karena keyakinan ini tempat ini selalu ramai dikunjungi terutama oleh penduduk lokal. Tempat ini dikenal dengan nama Genah Melukat dan lokasinya bernama Pesiraman Dalem Pingit.
Masyarakat Bali memang memiliki kepercayaan dengan hal-hal bersifat gaib, dengan bukti yang ada membuat masyarakatnya mengkeramatkan tempat tersebut menjadi tempat sakral yang harus dijaga kesuciannya, sehingga oleh masyarakat dan oleh para pengunjung tempat tersebut terjaga kelestariannya serta kebersihannya, seperti halnya Air Terjun Sebatu diyakini bertuah, bisa membersihkan diri secara rohani, menghilangkan berbagai penyakit dan terbukti dari penuturan orang-orang yang pernah melukat ke sini dan datang lebih dari sekali untuk menyempurnakan proses pengobatannya.
Pancuran Tirta (Air suci) yang ada di Pesiraman (Sumber : Koleksi Pribadi)
Menurut masyarakat setempat, Pesiraman Sebatu pertama kali ditemukan pada 19 November 2007 oleh tamu asing yang bermaksud menikmati keindahan alam yang tersembunyi di Desa Sebatu. Bersama guide-nya, ia tiba di sebuah air terjun yang tidak seberapa tinggi dengan aliran air yang begitu jernih dan menyegarkan. Ingin merasakan kesejukannya, ia pun mandi dan mengguyur dirinya dengan derai air terjun tersebut. Namun, betapa kagetnya ia ketika air yang tadinya jernih didapati sudah berwarna keruh seperti air rendaman beras. Ia pun ketakutan dan segera beranjak dari sana.
Barulah, ketika berita itu sampai di telinga masyarakat, para tetua desa sepakat untuk mengadakan parum (pertemuan) untuk meminta petunjuk pada yang berstana di tempat tersebut untuk mengetahui penyebab fenomena aneh itu. Selanjutnya, pada 24 November 2007, bertepatan dengan rahina (hari suci) Tumpek Landep (Sabtu Kliwon, Wuku Landep), dibuatkanlah upacara dan diketahui bahwa yang berstana di pasiraman tersebut adalah Dewi Uma dan Dewi Gangga. Sejak saat itu, mulailah dibuatkan palinggih-palinggih (tempat berstana) di areal tersebut dan Pasiraman Sebatu mulai dikenal oleh masyarakat luas.
Tempat untuk menghaturkan pejati atau banten (Sumber : Koleksi Pribadi)
Terdapat beberapa pantangan apabila ingin melakukan pelukatan di tempat ini. Usahakan agar tidak mengajak anak kecil yang giginya belum tanggal untuk melukat di pasiraman karena konon akan menangis terus menerus. Boleh saja jika ingin mengajak anak kecil, tetapi jangan diikutsertakan dalam penglukatan. Bagi wanita yang sedang kotor atau cuntaka (datang bulan) dan orang-orang yang tengah berkabung, dilarang untuk masuk ke areal pura dan melukat karena hal tersebut dianggap leteh atau kotor dan dapat membuat duka/marah dewa-dewi yang berstana di sana.
Bagi mereka yang baru pertama kali datang ke Pesiraman Pura Dalem Pingit Desa Sebatu ini, sarana yang mesti dibawa adalah Banten Pejati serta sarana pamuspaan lainnya seperti bunga, dupa dan kwangen berisikan uang kepeng 11 keping. Jika tidak sempat, kita bisa membeli dari sejumlah pedagang yang ada di lokasi tersebut.
Untuk mencapai lokasi Pesiraman Ratu Dalem Pingit Desa Sebatu ini tidaklah sulit. Maklum, Desa Sebatu merupakan lintasan jalur wisata di kawasan Ubud Gianyar. Dari lokasi parkir, genah melukat ini mesti ditempuh dengan berjalan kaki menyusuri sedikitnya ratusan buah anak tangga.
Air Terjun Pesiraman Tempat Melukat Atau Tempat Menyucikan diri (Sumber : Koleksi Pribadi)
Air terjun ini menjadi tempat wisata rohani yang ideal saat akhir pekan bersama keluarga. Selain bisa refreshing menjernihkan pikiran, juga bisa melukat menyucikan rohani anda, airnya jernih menyegarkan. Keunikan-keunikan sering terjadi pada saat pengunjung melukat dan diguyur di bawah air terjun, adakalanya tumpahan air setelah mengenai tubuh pengunjung akan berwarna putih seperti warna rendaman air beras, dan adakalanya tetap jernih. Perubahan warna air tersebut diyakini adanya hal-hal negatif pada tubuh mereka, baik itu karena perbuatan orang lain ataupun dari diri kita sendiri.
Pada saat anda berkunjung ke air terjun Sebatu entah tujuan untuk melukat ataupun keperluan wisata, jangan kaget jika ada pengunjung terlihat kerauhan (kesurupan), ada yang mengeluarkan suara seram, menari serta berbagai keanehan lainnya, anda yang paham dan peka dengan dunia spiritual tentu bisa mendeteksi aura magis yang dipancarkan tempat ini. Dan banyak orang yang mengalami perubahan warna air tersebut setelah melakukan pelukatan di air terjun ini.
Menurut penuturan beberapa orang, mereka merasakan ketenangan dan pikiran mereka terasa fresh setelah melukat di bawah air terjun Sebatu ini. Jika anda wisatawan, bisa coba mengagendakan untuk berkunjung ke tempat, letaknya sebelah utara objek wisata sawah terasering Ceking Tegalalang, anda bisa merasakan keunikannya dan melihat keanehannya, apakah setelah anda mandi (melukat) air tetap jernih apakah berwarna keruh.