Desa Adat Nagasepaha: Menyingkap Eksotisme Tradisi, Kearifan Lokal, dan Kekayaan Budaya yang Tak Tertandingi

Desa Adat Nagasepaha, terletak di perbukitan hijau Bali, menjadi tempat perlindungan bagi mereka yang mencari ketenangan dari kehidupan modern, dengan pemandangan yang menakjubkan dan pelestarian tradisi yang kaya. Sejarah panjang desa ini berakar dalam keyakinan Bali, ditandai dengan Pura Dukuh yang menyertai berdirinya desa. Dua pura utama, Pura Desa dan Pura Dalem, memamerkan keindahan warisan budaya Bali, berfungsi sebagai pusat spiritual untuk ibadah dan kegiatan sosial. Pura Desa menghormati Dewa Brahma dan Ida Bhatara Manik Galih, diyakini membawa kesuburan dan kesuksesan pasca panen, sementara Pura Dalem memancarkan ketenangan dalam upacara keagamaan, menarik pengunjung yang mencari penyembuhan spiritual. Desa Nagasepaha dengan bangga mempertahankan tradisi Bali yang telah berabad-abad, mengintegrasikan upacara, tarian, dan musik ke dalam kehidupan sehari-hari, menjadikannya destinasi yang memukau untuk menjelajahi kekayaan budaya Bali.

Feb 15, 2024 - 00:16
Jan 6, 2024 - 15:49
Desa Adat Nagasepaha: Menyingkap Eksotisme Tradisi, Kearifan Lokal, dan Kekayaan Budaya yang Tak Tertandingi
Desa Adat Nagasepaha (Sumber Foto : Koleksi Redaksi)

Bali, pulau dewata yang terkenal dengan keindahan alamnya, juga menjadi rumah bagi berbagai desa adat yang memelihara tradisi dan budaya leluhur. Salah satumya adalah Desa Adat Nagasepaha. Desa Adat Nagasepaha berada di antara hijaunya perbukitan Bali, menciptakan latar belakang yang sempurna untuk Masyarakat yang ingin melarikan diri dari hiruk-pikuk kehidupan modern. Pemandangan sawah terasering Desa yang terletak di lereng pegunungan ini menyimpan kekayaan tradisi, kearifan lokal, dan budaya yang memukau yang menjadikannya destinasi wisata yang tak tertandingi.

Desa Adat Nagasepaha memiliki sejarah panjang yang mengakar dalam kepercayaan dan budaya Bali. Cikal bakal berdirinya desa ini ditandai dengan Pura Dukuh, yang menyertai perjalanan waktu dan menjadi penjaga kearifan lokal. Pura ini merupakan simbol keberlanjutan dan kesucian, memancarkan spiritualitas yang melekat pada setiap langkah masyarakat Desa Nagasepaha. Dulu, kawasan Desa Nagasepaha adalah bagian integral dari Desa Prabakula, yang kini dikenal sebagai Desa Padangbulia. Desa Padangbulia meliputi wilayah luas, termasuk Desa Pegadungan, Desa Nagasepaha, Desa Gitgit, Desa Ambengan, Desa Silangjana, bahkan hingga Lemukih. Pada masa itu, wilayah Nagasepaha dikenal sebagai Banjar Kelodan.

Ketika Desa Adat Prabakula mengadakan piodalan agung di Pura Balai Agung, setiap banjar memiliki kewajiban pesu-pesuan. Namun, Banjar Kelodan, wilayah Nagasepaha saat itu, diberi pesu-pesuan berupa buah nangka yang sayangnya tidak dapat digunakan saat piodalan. Akibatnya, 27 kepala keluarga di Banjar Kelodan dikeluarkan dari keanggotaan Desa Prabakula. Mereka yang dikeluarkan kemudian mendirikan Pura Nagasepaha sebagai simbol pemisahan dan hingga kini, Desa Nagasepaha tetap eksis sebagai entitas yang independen dan memiliki kekayaan budaya serta kepercayaan yang khas.

Pura Dalem Desa Adat Nagasepaha (Sumber Foto : Koleksi Pribadi)

Desa adat Nagasepaha membanggakan keindahan warisan budaya Bali melalui pura yang menghiasi tanahnya yaitu lain Pura Desa, dan Pura Dalem. Pura Desa, dengan arsitektur yang memukau, adalah pusat spiritual dan kegiatan sosial masyarakat desa. Secara garis besar pura desa ini menjadi tempat memuja dan menghaturkan persembahan kepada Dewa Brahma dan Ida Bhatara Manik Galih yang dipercaya dapat memberikan kesuburan dan keberhasilan pasca panen.

Sementara itu, Pura Dalem menghadirkan nuansa keagungan dan ketenangan dalam upacara-upacara keagamaan dan ritual tradisional, Secara garis besar pura ini menjadi tempat memuja Dewi Durga. Di dalam keindahan arsitektur pura ini, masyarakat Desa Nagasepaha menghaturkan persembahan kepada Dewi Durga, menciptakan atmosfer sakral yang mempesona. Pura Dalem menjadi pusat spiritualitas yang melengkapi keberagaman kepercayaan dan praktik keagamaan di Desa Nagasepaha, menciptakan ikatan yang erat antara manusia dan tuhan   dalam konteks keindahan dan kekayaan budaya Bali yang sangat dalam. Bahkan banyak warga diluar Desa Nagasepaha yang datang berkunjung dengan tujuan memohon kesembuhan bagi keluarganya yang sakit (non medis) yang biasa disebut dengan ‘Nunas Tamba’. Melalui kedua pura tersebut, Desa Nagasepaha memancarkan pesona keindahan dan spiritualitas, menarik wisatawan dari berbagai penjuru dunia untuk merasakan keajaiban dan kekayaan budaya Bali yang mendalam.

Tradisi Mecaru (Sumber Foto : Koleksi Pribadi)

Desa Adat Nagasepaha memegang teguh tradisi-tradisi Bali yang telah ada selama berabad-abad. Upacara adat, tarian, dan musik tradisional Bali masih menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari penduduk desa ini, termasuk upacara-upacara adat yang kaya makna seperti upacara Ngaben (kremasi) dan upacara Odalan desa adat. Tradisi ini mencerminkan keberlanjutan budaya yang kaya dan mendalam, menjadikan Desa Nagasepaha sebagai tempat yang memukau bagi mereka yang ingin menjelajahi kekayaan warisan budaya Bali.

Toleransi masyarakat di Desa Nagasepaha masih tergolong sangat kental, ini dapat dilihat pada setiap upacara keagamaan maupun upacara adat selalu di selesaikan dengan cara gotong royong. Penduduk Desa Adat Nagasepaha tidak hanya menjaga tradisi-tradisi lama, tetapi juga menghidupkan kembali kerajinan tangan tradisional Bali. Salah satu contoh kerajinan tangan tradisional di desa adat nagasepaha adalah Seni Lukisan Wayang Kaca, Pengrajin lokal dengan penuh dedikasi menciptakan seni lukisan wayang kaca yang sudah terkenal sampai penjuru dunia yang dimana memberi dukungan langsung terhadap penghidupan ekonomi lokal. Selain itu di Desa Nagasepaha juga terdapat pengerajin saab mote, emas perak, ukiran kayu, ukiran pasir temblela.

Desa Adat Nagasepaha adalah contoh nyata keberlanjutan dan kekayaan budaya Bali. Kunjungan ke desa ini bukan hanya melihat ke belakang ke masa lalu, tetapi juga memahami kekuatan budaya yang terus berkembang di tengah arus globalisasi. Kesempatan untuk berinteraksi dengan penduduk lokal, belajar tentang tradisi-tradisi mereka, dan merasakan kehangatan keramahan mereka membuat pengalaman di Desa Adat Nagasepaha menjadi luar biasa.