Bedahulu: Desa Kuno yang Menyimpan Sejarah Panjang Bali
Di balik keindahan alam Bali yang eksotis, tersembunyi reruntuhan sebuah kerajaan kuno dalam sebuah desa bernama Bedahulu yang menyimpan segudang misteri. Lebih dari sekadar sebuah desa, Bedahulu adalah saksi bisu kejayaan sebuah kerajaan yang pernah menguasai sebagian wilayah Bali. Kerajaan Bedahulu, dengan pusat pemerintahan di sekitar Pejeng, Kabupaten Gianyar, adalah sebuah entitas politik yang kompleks dan berpengaruh pada masanya.
Bedahulu menjadi pusat kekuasaan pada abad ke-8 hingga awal abad ke-14. Di masa ini, Dalem Bedahulu, raja-raja yang berkuasa seperti Sri Kesari Warmadewa, mengukuhkan kedudukan desa ini dalam sejarah. Terletak strategis di sepanjang aliran Sungai Pekerisan dan Sungai Petanu, desa ini menjadi jantung kehidupan politik dan spiritual di Bali. Prasasti-prasasti kuno yang ditemukan di sekitar Bedahulu, seperti Prasasti Blanjong, menunjukkan bahwa desa ini adalah pusat kegiatan politik yang penting. Masyarakatnya mengembangkan sistem agraris dengan tatanan sosial kompleks, menjadikan Bedahulu tidak hanya sebagai pusat pemerintahan, tetapi juga sebagai pusat spiritual.
Kehidupan Masyarakat Bali Aga
Sebagai pusat kehidupan pada masa Kerajaan Bedahulu, desa ini juga terkait erat dengan masyarakat Bali Aga, penduduk asli Bali yang mempertahankan tradisi dan budaya unik yang berbeda dari wilayah lain di Bali. Bali Aga hidup dengan sistem kekerabatan yang kuat, menjalankan sistem agraris yang diwariskan secara turun-temurun. Dalam kehidupan mereka, budaya gotong royong dan penghormatan terhadap leluhur masih dipertahankan dengan kuat hingga kini, meskipun Bedulu telah mengalami banyak perubahan. Peran Bali Aga dalam mempertahankan warisan Bedahulu menjadikan desa ini bukan sekadar peninggalan sejarah, tetapi juga pusat tradisi yang hidup.
Pura Samuan Tiga (Sumber foto : Koleksi Pribadi)
Pada masa kejayaannya, Bedahulu bukan hanya pusat kekuasaan, tetapi juga pusat kehidupan sosial yang dinamis. Masyarakatnya hidup dari pertanian yang berkembang pesat di lahan-lahan subur di sekitar Sungai Pekerisan dan Petanu. Selain bertani, mereka juga aktif dalam kegiatan keagamaan dan perdagangan dengan kerajaan-kerajaan tetangga. Struktur sosial masyarakat Bedahulu didasarkan pada sistem kasta, dengan kaum bangsawan dan pendeta memegang posisi penting dalam kehidupan politik dan spiritual. Upacara-upacara keagamaan seperti pemujaan terhadap dewa-dewa Hindu dan Buddha juga menjadi bagian penting dari kehidupan sehari-hari.
Peran Wanita di Kerajaan Bedahulu
Dalam masyarakat Bedahulu, wanita memainkan peran yang cukup signifikan. Mereka tidak hanya berperan dalam rumah tangga, tetapi juga dalam upacara keagamaan dan bahkan dalam pemerintahan. Banyak ratu dan tokoh wanita dalam sejarah Bali yang memiliki pengaruh besar, meskipun tidak selalu terdokumentasi secara rinci. Di Bedahulu, wanita sering terlibat dalam ritual-ritual keagamaan yang penting dan menjaga tradisi keluarga. Hal ini mencerminkan keseimbangan peran antara pria dan wanita dalam kehidupan spiritual dan sosial masyarakat.
Hubungan dengan Kerajaan-Kerajaan Lain
Kerajaan Bedahulu juga memiliki hubungan diplomatik dengan kerajaan-kerajaan tetangga, baik di Bali maupun di luar Bali. Misalnya, terdapat bukti hubungan antara Bedahulu dan kerajaan di Jawa, termasuk Sriwijaya dan Majapahit. Hubungan ini tidak selalu harmonis, dengan beberapa konflik yang muncul terkait pengaruh dan kekuasaan di Bali. Bedahulu berhasil mempertahankan kemerdekaannya hingga akhirnya takluk kepada Majapahit pada abad ke-14, meskipun sebelumnya berhasil membangun aliansi-aliansi strategis dengan kerajaan-kerajaan lain.
Penaklukan Majapahit dan Perubahan Nama
Pada abad ke-14, Bedahulu harus menghadapi ancaman ekspansi dari Majapahit. Raja Bedahulu yang terakhir, Sri Astasura Ratna Bumi Banten, dengan gigih melawan upaya penaklukan Majapahit. Namun, dengan kekuatan militer yang lebih besar, Majapahit akhirnya berhasil menaklukkan Bedahulu.
Perlawanan Bedahulu terhadap Majapahit bukan sekadar pertempuran fisik, tetapi juga merupakan pertaruhan identitas dan kemerdekaan. Mitos tentang Raja Bedahulu yang berkepala babi sering diinterpretasikan sebagai simbol perlawanan rakyat Bali terhadap penjajahan. Kepala babi melambangkan keteguhan hati dan keberanian dalam mempertahankan martabat bangsa. Meskipun pada akhirnya Bedahulu takluk, semangat perlawanan ini terus hidup dalam ingatan masyarakat Bali dan menjadi inspirasi bagi generasi selanjutnya. Penaklukan ini menandai berakhirnya era Kerajaan Bali Kuno dan memulai periode baru di Bali yang berada di bawah pengaruh Jawa. Nama desa ini perlahan berubah dari Bedahulu menjadi Bedulu, tetapi peran pentingnya dalam sejarah Bali tetap tak terlupakan.
Pura Goa Gajah (Sumber foto : Koleksi Pribadi)
Peninggalan Sejarah yang Memukau
Bedahulu menyimpan sejumlah situs sejarah yang sangat berharga. Beberapa di antaranya adalah:
1. Goa Gajah: Bukan sekadar gua, Goa Gajah adalah sebuah kompleks keagamaan yang memadukan unsur Hindu dan Buddha. Relief-relief yang menghiasi dinding goa menggambarkan berbagai makhluk mitologis dan kehidupan sehari-hari. Goa Gajah dipercaya sebagai tempat pertapaan dan pemujaan yang sakral.
2. Pura Samuan Tiga: Pura ini merupakan simbol toleransi beragama yang tinggi di Bali. Keberadaan tiga aliran utama Hindu dalam satu pura menunjukkan keragaman kepercayaan yang hidup berdampingan secara harmonis.
3. Pura Yeh Pulu: Relief panjang di pura ini menceritakan kisah kehidupan masyarakat Bedahulu secara detail, mulai dari kegiatan pertanian hingga upacara keagamaan. Relief ini menjadi sumber informasi berharga bagi para ahli sejarah dan arkeolog.
4. Temuan Arkeologi Terbaru: Penggalian arkeologi di berbagai lokasi di Bedahulu terus dilakukan dan menghasilkan temuan-temuan menarik. Temuan-temuan ini memberikan petunjuk penting tentang tata kota, sistem sosial, dan tingkat perkembangan teknologi pada masa itu.
Pura Yeh Pulu (Sumber foto : Koleksi Pribadi)
Penemuan Artefak dan Nilai Arkeologis
Bedulu juga menjadi lokasi penemuan artefak penting yang memberikan wawasan tentang kehidupan masyarakat Bali Kuno. Di antara penemuan paling signifikan adalah nekara Bulan Pejeng, drum perunggu terbesar di dunia, yang diyakini berasal dari masa prasejarah. Artefak-artefak ini, termasuk patung dan prasasti, kini sebagian besar disimpan di Museum Gedong Arca di Gianyar.
Bedulu dalam Era Modern
Saat ini, Bedulu tetap menjadi desa penting dalam pelestarian sejarah dan budaya Bali. Masyarakat setempat terus melestarikan tradisi, upacara adat, dan perayaan keagamaan sebagai bentuk penghormatan terhadap leluhur mereka. Desa ini juga berfungsi sebagai destinasi wisata budaya yang menarik, memberikan kesempatan bagi pengunjung untuk memahami lebih dalam tentang sejarah dan kebudayaan Bali.
Upacara Agama di Pura Samuan Tiga (Sumber foto : Koleksi Pribadi)
Warisan Kerajaan Bedahulu tidak hanya berupa situs-situs arkeologi yang megah, tetapi juga nilai-nilai luhur yang masih hidup dalam masyarakat Bali hingga kini. Semangat gotong royong, toleransi, dan penghormatan terhadap leluhur adalah beberapa contoh nilai-nilai yang diwariskan oleh masyarakat Bedahulu.
Upaya pelestarian situs-situs bersejarah di Bedahulu terus dilakukan untuk menjaga keaslian dan kelestarian warisan budaya Bali. Desa Bedahulu telah menjadi inspirasi bagi banyak generasi untuk menjaga dan melestarikan warisan budaya Bali.