Pura Beji Amerta Gangga : 9 Air Suci dari Dewata Nawa Sanga
Pura Beji Amerta Gangga, sebuah pura di Pulau Bali, dikenal karena keindahan seni ukirannya, arsitektur bangunannya, dan kemegahan patung Dewata Nawa Sanga. Setelah direnovasi, pura ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat ritual penyucian, tetapi juga sebagai panggung seni dan budaya. Selain pementasan seni, pura ini digunakan untuk pelukatan, ritual pembersihan diri dari energi negatif dengan memanfaatkan air suci.
Pulau Bali terkenal dengan kearifan budaya yang sangat luar biasa. Baik itu dari keindahan alam maupun keelokkan seribu pura nya. Detail-detail ukiran pura ditambah dengan arsitektur bangunan membuat siapapun yang datang untuk berkunjung nyaman dengan keindahannya. Layaknya di Pura Beji Amerta Gangga, banjar Kelucung Kelod, Desa Tegalmengkeb, Selemadeg Timur dengan kemegahan patung Dewata Nawa Sanga.
Pura Beji Amerta Gangga telah lama diakui oleh masyarakat setempat sebagai tempat yang dihormati untuk melakukan ritual penyucian dalam acara piodalan. Setelah mengalami renovasi, pura ini kini dilengkapi dengan panggung untuk pementasan seni dan budaya. Namun, keberadaan pura tidak hanya terbatas pada fungsi tersebut. Di samping menjadi tempat pementasan seni, pura ini juga menjadi lokasi untuk melakukan pengelukatan dan pemohonan air suci khusus, yang digunakan dalam praktik pengobatan spiritual.
Pura Beji Amerta Gangga (Sumber: Koleksi Pribadi)
Pelukatan atau melukat adalah suatu ritual pembersihan diri dari energi negatif dengan memanfaatkan berbagai media alamiah. Di Pulau Dewata, Bali, proses ini umumnya dilakukan dengan menggunakan air, entah melalui berendam di kolam khusus atau terguyur air dari aliran yang memiliki keistimewaan tertentu. Ritual ini bertujuan untuk membersihkan tubuh dan pikiran dari pengaruh buruk serta mencapai keselarasan spiritual.
Konsep pengelukatan di Pura ini sangat unik karena melibatkan pengelilingan ke dalam sembilan arah mata angin. Dimulai dari arah timur dengan Dewa Iswara, melanjutkan ke tenggara (Dewa Maheswara), selatan (Dewa Brahma), barat daya (Dewa Rudra), barat (Dewa Mahadewa), barat laut (Dewa Sangkara), utara (Dewa Wisnu), timur laut (Dewa Sambhu), dan akhirnya arah tengah (Dewa Siwa). Setiap patung Dewata Nawa Sanga dilengkapi dengan pancuran air yang mengalir dari tangan para dewa, yang kemudian digunakan dalam proses pelukatan. Keberadaan pancuran air ini menambah kemegahan patung Dewata Nawa Sanga. Selain itu, terdapat nama dewa dan nama tirta beserta manfaatnya yang membantu pengunjung dalam menyampaikan doa-doa mereka.
Pura Beji Amerta Gangga (Sumber: Koleksi Pribadi)
Setiap patung Dewata Nawa Sanga memiliki peran dan makna tersendiri dalam proses pelukatan. Pancuran air yang mengalir dari tangan dewa-dewa ini diarahkan ke sembilan arah mata angin, menciptakan atmosfer ritual yang khusyuk dan mendalam. Proses pelukatan yang melibatkan pengelilingan ke dalam arah mata angin ini mencerminkan harmoni antara manusia dan alam, serta keyakinan akan kekuatan spiritual yang tercermin dalam setiap langkahnya.
Penting untuk dicatat bahwa Pura Beji Amerta Gangga tidak hanya menghadirkan keindahan visual, melainkan juga memberikan panduan spiritual kepada para pengunjung. Di sekitar pura, terdapat tulisan yang menjelaskan nama dewa, nama tirta, dan manfaat tirta, memberikan arahan mengenai doa-doa yang tepat selama proses pelukatan, memperkaya pengalaman spiritual para pengunjung.
Patung Dewata Nawa Sanga Pura Beji Amerta Gangga (Sumber: Koleksi Pribadi)
Pengalaman spiritual di Pura Beji Amerta Gangga tidak hanya memperkaya jiwa para pengunjung, tetapi juga menunjukkan kekayaan budaya Bali yang tetap hidup dan berkembang. Kombinasi antara seni, tradisi, dan nilai-nilai spiritual menjadikan Pura Beji Amerta Gangga sebagai destinasi unik yang patut dikunjungi di Pulau Bali. Dengan demikian, pengunjung dapat tidak hanya menikmati kecantikan fisik pura, tetapi juga merasakan kearifan budaya dan spiritualitas yang mendalam, menghadirkan pengalaman yang lebih holistik dan berkesan.