Pura Bukit Indrakila: Pura kuno yang Dikelilingi Pegunungan Mempesona di Kintamani

Suasana pegunungan di Kintamani sangat sejuk untuk dinikmati. Hal menarik ini semakin terasa lengkap dengan keunikan dari Pura Bukit Indrakila yang berada di atas bukit dikelilingi pemandangan dataran tinggi sekitaran Kintamani. Cuaca dingin yang menyelimuti Kintamani dengan kabut membuat suasana Pura Bukit Indrakila seperti berada didalam awan. Kesejukan dan hijaunya sekitaran pura membuat tempat ini rekomendasi dan cocok untuk cuci mata melihat pemandangan alam yang ada disekitar dataran tinggi Kintamani.

May 24, 2025 - 06:00
May 23, 2025 - 22:45
Pura Bukit Indrakila: Pura kuno yang Dikelilingi Pegunungan Mempesona di Kintamani
Pura Bukit Indrakila (Sumber: Koleksi Pribadi)

Pura Bukit Indrakila merupakan bagian dari Pura Kahyangan Jagat terletak di Desa Dausa, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli dengan perjalanan melewati sebuah jalan raya utama yakni Jl. Raya Kintamani. Lokasi ini berjarak sekitar 72 km dari Kota Denpasar yang memakan waktu 2 jam lebih dan berjarak 95 km dari Jimbaran yang hampir memakan waktu sekitar 3 jam untuk sampai di pura tersebut. Letak geografis pura tersebut berada diatas bukit yang dikelilingi beberapa pegunungan, sehingga untuk mencapai pura tersebut perjalanan yang dilalui akan sedikit menanjak. Pura Bukit Indrakila pula berdekatan dengan Pura Beji Bada dan Pura Subak Abian Biding Sari.

Terdapat sejarah yang menarik mengenai dibangunnya Pura Bukit Indrikila. Menurut sejarah, Pura Bukit Indrikila dibangun pada masa pemerintahan Raja Jaya Sakti pada tahun 1133 sampai 1150 masehi, ditahun itu pura tersebut dibangun. Awalnya, pura ini dijadikan sebagai tempat beryoga, bertapa atau bermeditasi para raja Bali pada masa itu. Selain sejarahnya, nama pura ini yang memiliki keunikan dari namanya. Diceritakan nama Indrakila diambil dari Gunung Indrakila yang berasal dari India. Nama "Indrakila" merupakan nama simbolis yang merujuk pada dewa hujan menurut kepercayaan umat Hindu

Area Pesandekan Pura Bukit Indrakila (Sumber: Koleksi Pribadi)

Perlu diketahui Pura Bukit Indrakila memiliki beberapa area yang digunakan untuk kegiatan tertentu. Didalamnya, terdapat sebuah area yang bernama Pesandekan yang dimana Akses ke area ini dibatasi khusus untuk yang menyelesaikan Upacara Pawintenan, Upacara Persembahyangan ataupun kegiatan yang hanya boleh dilakukan oleh individu yang telah mencapai tahap spiritual tertentu seperti meditasi khusus dan sebagainya.

Pada area tersebut, terdapat sebuah kutipan prasasti mengenai pura tersebut yang tercatat dan diambil dari berbagai kutipan Paduka Raja yang memerintah pada masanya. Seperti salah satu kutipan dari Paduka Raja Sri Ugrasena tahun 857 dan 864 saka(Saka merupakan kalender umat Hindu) berisi larangan memungut pajak pada masa itu dan hukuman dikutuk oleh Bhatara jika melanggar, lalu kutipan Paduka Raja Anak Wungsu pada tahun 983 saka yakni jika ada orang yang bersembahyang di penataran api, orang itu wajib disuguhkan makanan, Paduka Sri Maharaja Jaya Sakti tahun 1046 saka bertuliskan bahwa setiap tetua harus membicarakan tentang segala pungutan dan kutipan Paduka Sri Maharaja Ali Jayapangus pada tahun 1103 saka dimana senapati harus menurun kepada pejabat tinggi kerajaan. 

Area Penataran Hyang Api Pura Bukit Indrakila (Sumber: Koleksi Pribadi)

Setelah itu kita memasuk area bernama Penataran Hyang Api memiliki pelinggih-pelinggih yang masih terlihat bersih dan tetap dijaga keasriaannya. Hal yang unik di area ini, posisi letak pelinggih-pelinggih di Pura Bukit Indrakila sangat berbeda dengan pelinggih-pelinggih pura lain. Karena, pelinggih-pelinggih yang ada dikiri dan dikanan memiliki bentuk simetris atau sama persis baik itu jenis serta jumlahnya. Setiap pelinggih, ada berbagai nama yang dipasang pada pelinggih-pelinggih tersebut seperti Ratu Ayu Manik Mas Ketel, Ida Wangsa Arya, Ida Dalem Paum, Ida Dalem Pulasari dll. Pada area tersebut terdapat sebuah meru tingkat 5 sebagai tempat disthanakanya dari nama-nama pelinggih tersebut. Di area tersebut terdapat sebuah bangunan yang dipasangkan sebuah ornamen-ornamen khas Cina, ini menandakan bahwasanya Pura Bukit Indrakila ada memiliki hubungan dengan Siwa-Buddha dari Cina.

Area Payogan Humintang Pura Bukit Indrakila (Sumber: Koleksi Pribadi)

Inilah area terakhir dari Pura Bukit Indrakila yaitu Payogan Humintang. Disinilah para raja-raja yang memerintah Bali melakukan yoga, bertapa bahkan bermeditasi karena raja memiliki tanggung jawab yang besar dalam menghadapi masalah internal maupun eksternal untuk menjaga daerah kerajaannya, di Payogan ada dua konsep yang dimiliki yaitu Siwa dan Brahma yaitu, Siwa itu untuk kemoksan dan Brahma untuk meningkatkan kemampuan, pengetahuan dll. Area Payogan memiliki meru bertingkat atau bertumpang 7 disitulah tempat melakukan bertapa kemoksan.

Dari deskripsi diatas menyatakan, Pura Bukit Indrakila bukan hanya sebagai tempat bersembahyang tetapi juga tempat melakukan bertapa hingga meditasi untuk menghilangkan stres berlebihan dalam menghadapi tugas besar. Pura ini memiliki aura yang sangat menarik karena pura ini terletak diatas bukit yang dikelilingi pegunungan serta dihiasi kabut hawa dingin. Tak heran tempat ini cocok sebagai beryoga, bertapa hingga bermeditasi yang membuat badan menjadi segar karena hamparan dingin nan sejuk. Meskipun sudah berganti zaman, hingga kini Pura Bukit Indrakila masih terjaga kebersihan dan keasriannya.