Pura Dalem Puri: Simbol Keberadaan Surga dan Neraka dalam Ajaran Siwa Sidhanta
Pura Dalem Puri adalah pura penting bagi masyarakat Hindu Bali yang terkait dengan konsep Surga dan Neraka dalam ajaran Siwa Sidhanta. Pura ini terbagi menjadi tiga bagian: Nista Mandala (melambangkan neraka), Madya Mandala (jembatan menuju surga), dan Utama Mandala (melambangkan surga). Ritual Ngusaba Dalem dilakukan untuk memohon penyucian roh-roh leluhur agar diterima di surga. Pura ini menjadi tempat penting dalam perjalanan spiritual roh dari penderitaan menuju kesucian tertinggi.

Pura Dalem Puri adalah salah satu pura yang memiliki kedudukan penting dalam kehidupan spiritual masyarakat Hindu Bali. Pura ini sering kali dikaitkan dengan konsep Surga dan Neraka dalam ajaran Siwa Sidhanta. Pura ini tidak hanya menjadi tempat pemujaan dewa-dewi, tetapi juga menjadi tempat penting dalam prosesi ritual yang berkaitan dengan perjalanan roh setelah kematian, yaitu dari Tegal Penangsaran yang melambangkan neraka hingga Titi Gonggang yang melambangkan jembatan menuju surga, dan akhirnya diterima di Surga Loka di Utama Mandala.
Pura Dalem Puri dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu Nista Mandala, Madya Mandala, dan Utama Mandala, yang masing-masing melambangkan perjalanan roh dari dunia yang penuh dengan penderitaan dan karma buruk menuju penyucian dan kesucian tertinggi.
Tugu Tegal Penangsaran (Sumber: Koleksi Pribadi)
Bagian paling luar dari Pura Dalem Puri, Nista Mandala, adalah tempat di mana terdapat Pelinggih Tegal Penangsaran. Tegal Penangsaran melambangkan neraka, tempat roh-roh yang baru meninggal berada sebelum diaben atau disucikan melalui upacara Pitra Yadnya. Di area ini, roh-roh menjalani hukuman atas karma buruk yang mereka kumpulkan selama hidup. Taru Curiga, pohon berduri tajam yang tumbuh di sini, menjadi simbol dari penderitaan dan hukuman bagi roh-roh tersebut.
Titigonggang, Titi Ugal-Agil (Sumber: Koleksi Pribadi)
Madya Mandala, yang terletak di tengah pura, adalah tempat yang sangat penting dalam simbolisme perjalanan roh. Di sini terdapat Pelinggih Titi Gonggang, yang melambangkan jembatan spiritual antara neraka dan surga.
Jeroan Pura Dalem Puri(Sumber: Koleksi Pribadi)
Bagian terdalam dan tersuci dari Pura Dalem Puri adalah Utama Mandala, di mana terdapat Pelinggih utama, tempat pemujaan kepada Batari Uma Dewi, salah satu manifestasi Dewi Parwati sebagai Batari Durga. Di Utama Mandala inilah roh-roh yang telah melewati penyucian akhir diterima sebagai roh suci dan dipuja.Utama Mandala melambangkan Siwa Loka, yaitu surga dalam ajaran Hindu Bali. Di sinilah roh-roh yang telah mencapai kesucian tertinggi melalui proses Atma Wedana akan dipuja oleh keturunan mereka yang masih hidup. Pada tahap ini, roh leluhur tidak lagi dianggap berada di dunia bawah (Tegal Penangsaran) atau dalam proses transisi (Titi Gonggang), melainkan telah diterima di surga, tempat mereka dapat memberikan berkah kepada keluarga mereka di bumi.
Upacara pemujaan roh suci di Utama Mandala sering dilakukan saat Ngusaba Dalem, di mana masyarakat mempersembahkan sesaji khusus dan memohon berkah bagi leluhur yang telah suci. Suguhan dalam bentuk saji darpana atau sesaji untuk roh leluhur dipersembahkan kepada Ida Batara yang melinggih di Utama Mandala sebagai wujud penghormatan tertinggi.
Ngusaba Dalem Puri adalah upacara besar yang biasanya dilakukan pada Tilem Sasih Kapitu (bulan mati ke-7), di mana roh-roh yang belum diaben atau belum sepenuhnya disucikan dipuja di Tegal Penangsaran dan Titi Gonggang. Pada saat upacara ini, roh-roh yang masih berada di Tegal Penangsaran akan didoakan dan dipersembahkan sesaji agar mereka dapat segera melanjutkan perjalanan spiritual menuju Titi Gonggang.
Sementara itu, roh-roh yang telah menjalani proses Ngaben tetapi belum menyelesaikan upacara Ngeroras akan dipuja di Titi Gonggang, sebelum akhirnya diterima di Utama Mandala. Ngusaba Dalem Puri menjadi momen penting bagi masyarakat Bali untuk memohon agar roh leluhur mereka yang belum mencapai kesucian dapat diloloskan dari penderitaan dan disucikan.