Banyu Wana Amertha: Aliran Air Terjun Rahasia yang Menyatu di Hati Hutan Buleleng

Air Terjun Banyu Wana Amertha bukan hanya menawarkan panorama alam yang indah, tetapi juga pengalaman menenangkan di tengah hutan tropis Buleleng. Perpaduan air terjun yang menjulang, kolam alami yang jernih, serta suasana asri menjadikannya destinasi tepat bagi pecinta alam dan pencari ketenangan. Tak berlebihan jika Banyu Wana Amertha disebut sebagai surga tersembunyi yang layak masuk daftar kunjungan wisata di Bali Utara.

Sep 16, 2025 - 16:28
Sep 16, 2025 - 16:40
Banyu Wana Amertha: Aliran Air Terjun Rahasia yang Menyatu di Hati Hutan Buleleng
Air Terjun Banyu Wana Amertha (Sumber : Koleksi Pribadi)

Bali selama ini identik dengan pesona pantainya yang mendunia, mulai dari Kuta hingga Nusa Dua. Namun, siapa sangka bahwa di bagian utara pulau ini tersimpan sebuah surga tersembunyi yang tak kalah memikat, yaitu Air Terjun Banyu Wana Amertha. Terletak di Desa Wanagiri, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, air terjun ini menawarkan keindahan yang berbeda dari keramaian pantai Bali. Di sini, pengunjung disambut oleh suasana hutan tropis yang sejuk, aliran air yang jernih, serta panorama alam yang masih alami. Keasrian lingkungannya membuat setiap langkah perjalanan menuju air terjun terasa istimewa, seakan mengajak kita masuk ke dunia lain yang penuh kedamaian. Tak heran, Banyu Wana Amertha kini semakin dikenal sebagai permata tersembunyi Bali Utara yang layak dikunjungi bagi siapa pun yang ingin merasakan sisi lain Pulau Dewata.

Nama Banyu Wana Amertha sendiri berasal dari tiga kata: banyu berarti air, wana berarti hutan, dan amertha berarti air kehidupan atau anugerah. Dari namanya saja, kita bisa membayangkan tempat ini bukan sekadar panorama wisata, melainkan juga sebuah ruang alami yang menyuguhkan kesegaran, ketenangan, serta energi positif yang seolah menjadi berkah dari alam untuk setiap jiwa yang datang.

Untuk mencapai Banyu Wana Amertha, pengunjung perlu menempuh perjalanan sekitar 2 jam dari Denpasar. Dari area parkir, jalur trekking sepanjang 15–20 menit sudah tertata rapi melewati perkebunan , serta pepohonan tropis yang rimbun. Suasana perjalanan terasa menyejukkan: udara segar, aroma tanah basah, dan suara gemuruh air dari kejauhan yang memandu langkah.

Jalur trekking menuju air terjun (Sumber: Koleksi Pribadi)

Jalur trekking menuju air terjun (Sumber: Koleksi Pribadi)

Meskipun terletak di tengah hutan yang masih asri, Banyu Wana Amertha telah dilengkapi dengan fasilitas sederhana yang cukup memadai untuk kenyamanan pengunjung. Area parkir tersedia tak jauh dari jalur masuk, lengkap dengan beberapa gazebo yang bisa digunakan untuk beristirahat sejenak setelah trekking. Tersedia pula toilet dan warung kecil yang menjual minuman serta makanan ringan, menambah kenyamanan tanpa mengurangi kesan alami kawasan ini.

Air terjun bercabang setinggi 40 meter (Sumber: Koleksi Pribadi)

Air Terjun Banyu Wana Amertha adalah salah satu rahasia alam Bali Utara yang benar-benar pantas disebut hidden gem. Dengan ketinggian sekitar 40 meter, airnya tidak hanya jatuh lurus ke bawah, tetapi bercabang melewati tingkatan bebatuan besar, menciptakan aliran yang unik dan memukau. Dari kejauhan, pancuran airnya tampak seperti tirai putih raksasa, sementara dari dekat, butiran kabut halus menyapa wajah dengan kelembutan alami.

Keindahan semakin lengkap dengan hadirnya kolam-kolam alami di bawah air terjun. Airnya begitu jernih, dan segar sehingga membuat siapa pun tergoda untuk bermain air atau sekadar berendam. Berada di sana seakan seperti menemukan pemandian rahasia di tengah hutan, tempat tubuh bisa beristirahat dan pikiran kembali tenang.

Selain pesona air terjunnya, kawasan Banyu Wana Amertha juga menghadirkan pengalaman berbeda: kesempatan untuk menyaksikan kehidupan masyarakat lokal. Di sekitar jalur trekking, pengunjung dapat melihat hamparan perkebunan milik warga. Interaksi dengan warga setempat juga kerap terjadi, di mana mereka ramah menyapa dan bahkan bersedia berbagi cerita tentang desa mereka. Hal ini menjadikan kunjungan ke Banyu Wana Amertha bukan hanya sekadar wisata alam, tetapi juga pengalaman wisata budaya yang hangat.

Kolam alami di kaki air terjun (Sumber: Koleksi Pribadi)

Berwisata ke Air Terjun Banyu Wana Amertha akan terasa lebih berkesan jika dilakukan dengan persiapan yang tepat. Waktu terbaik untuk datang adalah di pagi hingga menjelang siang hari, ketika udara masih sejuk dan sinar matahari belum terlalu terik. Pada jam-jam tersebut, cahaya alami yang memantul di antara pepohonan membuat suasana trekking lebih nyaman, sementara percikan air terjun tampak semakin indah berkilauan diterpa cahaya matahari. Untuk kenyamanan selama perjalanan, sebaiknya gunakan alas kaki yang sesuai seperti sepatu olahraga atau sandal gunung, sebab jalur menuju air terjun terkadang licin terutama setelah hujan.

Hal yang tidak kalah penting adalah menjaga etika saat berkunjung. Menjaga kebersihan dengan tidak membuang sampah sembarangan, menghormati budaya serta keramahan masyarakat lokal, dan bersikap santun merupakan bagian dari tanggung jawab wisatawan. Dengan cara ini, kita tidak hanya menikmati pesona Banyu Wana Amertha, tetapi juga ikut serta dalam melestarikan keindahan serta kesejukan hutan Buleleng agar tetap lestari bagi generasi mendatang.

Untuk menikmati keindahan air terjun yang memukau, pengunjung hanya perlu membayar tiket masuk yang relatif terjangkau, yakni sekitar Rp20.000 untuk wisatawan domestik dan Rp30.000–40.000 untuk wisatawan mancanegara. Dengan jam operasional mulai pukul 07.00 hingga 17.00 WITA, wisatawan memiliki cukup waktu untuk menjelajahi keindahan air terjun sekaligus merasakan ketenangan hutan Buleleng.

Air Terjun Banyu Wana Amertha bukan hanya sekadar destinasi wisata alam, tetapi juga sebuah hidden gem yang menyimpan kedamaian hutan Bali Utara. Keasriannya yang terjaga, aliran air yang unik, serta suasana hening menjadikannya tempat sempurna untuk melepas penat dari rutinitas sehari-hari. Jika pantai adalah wajah populer Bali, maka Banyu Wana Amertha adalah jiwa alami yang menenangkan. Tempat ini membuktikan bahwa Pulau Dewata selalu memiliki sisi lain untuk dijelajahi—dan setiap sisi menyimpan cerita indahnya sendiri.