Biji Ketumbar: Bumbu Masakan Pengobat Sakit Jiwa

Pulau Bali terkenal dengan sistem pengobatan tradisionalnya yang mengandalkan pengetahuan turun-temurun. Para pengusada atau balian memiliki peran penting dalam penyembuhan dengan menggunakan naskah klasik seperti Lontar Usada Buduh dan salah satu kunci pengobatan adalah biji ketumbar. Lebih dari bumbu, biji ini telah menjadi ramuan untuk sakit jiwa. Kehadirannya dalam pengobatan ini adalah pengingat akan kekayaan alam dan kearifan lokal yang terus diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya, sebuah warisan yang Bali banggakan untuk masa depan yang lebih baik.

Nov 21, 2023 - 06:55
Sep 25, 2023 - 21:07
Biji Ketumbar: Bumbu Masakan Pengobat Sakit Jiwa
Biji Ketumbar (Sumber Photo : Koleksi Penulis)

Sakit adalah bagian alamiah dari kehidupan makhluk hidup, dan kematian adalah akhir dari perjalanan ini. Tidak ada manusia yang terlepas dari pengalaman sakit saat tubuhnya lemah. Dalam menghadapi sakit, berbagai bentuk pengobatan dilakukan untuk mencari penyembuhan, dengan memanfaatkan beragam obat-obatan. Bali, yang dikenal sebagai pulau surgawi dengan keindahan budayanya yang memikat, juga terkenal dengan sistem pengobatan tradisionalnya yang kaya akan warisan nenek moyang. Pengobatan tradisional Bali mengandalkan tradisi, pengalaman, dan ilmu turun-temurun dari generasi ke generasi. Para pengusada atau balian, yang memiliki pengetahuan mendalam tentang pengobatan tradisional, memainkan peran penting dalam proses penyembuhan. Mereka menguasai pengetahuan yang diwariskan melalui naskah lontar, yang merupakan harta ilmu pengetahuan tentang pengobatan tradisional Bali.

Lontar Usada adalah salah satu bentuk naskah klasik yang berisi beragam metode pengobatan. Penulisan naskah ini dilakukan di atas daun lontar dengan menggunakan bahasa Bali, sehingga dikenal sebagai Lontar Usada Bali. Terdapat berbagai variasi Lontar Usada, masing-masing disesuaikan dengan jenis penyakit dan teknik pengobatannya. Kini, berbagai naskah ini tersebar luas, baik di dalam negeri maupun di luar negeri, dengan sebagian besar di antaranya disimpan di Gedong Kirtya, Perpustakaan Universitas Udayana, dan Balai Bahasa Bali. Tidak hanya itu, sejumlah naskah juga dijaga sebagai koleksi pribadi.

Meskipun zaman terus berubah, pengobatan tradisional di Bali tetap mempertahankan keasliannya, dengan nenek moyang kita menggabungkan pengetahuan tentang ramuan dan obat-obatan alami, yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, hewan, dan air di sekitar mereka. Pengobatan usada buduh (pengobatan penyakit gila) merupakan salah satu hal penting dalam konteks pengobatan tradisional Bali. Meskipun penyakit jiwa dapat diobati secara medis, terdapat kasus di mana pengobatan konvensional tidak memberikan hasil yang memuaskan. Dalam situasi seperti ini, pendekatan tradisional menjadi pertimbangan yang sangat relevan.

Dalam naskah lontar usada buduh, terdapat berbagai jenis penyakit jiwa dengan ciri-ciri yang berbeda-beda. Namun, penting untuk diingat bahwa setiap jenis gangguan jiwa pada seseorang memiliki pengobatannya masing-masing. Usada buduh menawarkan alternatif yang dapat menjadi suplemen atau bahkan opsi utama dalam penanganan kondisi ini. Dengan mempertimbangkan kedua pendekatan, baik medis maupun tradisional, diharapkan individu yang terkena penyakit gila dapat memperoleh perawatan yang paling sesuai dengan kebutuhannya. Salah satu contoh tumbuhan yang dimanfaatkan dalam pengobatan ini adalah biji ketumbar.

Biji Ketumbar (Sumber Photo : Koleksi Penulis)

Biji ketumbar, juga dikenal dengan nama ilmiah Coriandrum sativum, adalah biji yang berasal dari tanaman ketumbar. Tanaman ini berasal dari wilayah selatan Eropa dan Timur Tengah, tetapi sekarang telah menyebar ke seluruh dunia dan ditanam secara luas. Dengan teksturnya yang kecil dan bentuknya yang bulat, biji ini memberikan sentuhan unik pada hidangan. Rasa manisnya memberi dimensi baru pada hidangan gurih, sementara kepedasannya yang ringan menambah tingkat kompleksitas dalam rasa. Selain itu, aroma segar yang dihasilkan oleh biji ketumbar memberikan nuansa yang khas dan memikat bagi banyak orang yang menikmati kuliner dari berbagai budaya.

Sejarah penggunaan biji ketumbar dapat ditelusuri kembali ribuan tahun. Biji ketumbar telah digunakan dalam masakan, pengobatan tradisional, dan sebagai bahan rempah-rempah di berbagai budaya di seluruh dunia. Di Mesir kuno, biji ketumbar ditemukan dalam makam-makam Firaun, menunjukkan bahwa biji ini memiliki nilai penting bagi masyarakat Mesir pada masa itu. Selain itu, biji ketumbar juga dikenal dalam sistem pengobatan Ayurveda di India, yang menggunakan biji ini untuk mengatasi berbagai masalah pencernaan. Selain digunakan dalam masakan, biji ketumbar juga memiliki kegunaan dalam pengobatan tradisional

Dalam pengobatan tradisional yang terdapat dalam naskah lontar usada buduh, biji ketumbar memegang peran penting dalam merawat orang yang mengalami gangguan jiwa khususnya dalam beberapa kasus yang berbeda. Berikut adalah beberapa contoh penggunaan biji ketumbar dalam mengobati penyakit gila dengan ciri-ciri khusus:

1.  Sakit Edan Kabinteha (Suka Pergi Kesana-kemari) 

Untuk orang gila dengan ciri suka pergi kesana-kemari atu sakit edan kabinteha, terdapat sarana pengobatan yang melibatkan biji ketumbar. Berikut adalah formulasi pengobatan yang digunakan:

  • 25 biji ketumbar
  • Asam (Tamarindus indica L.) tanek (asam dikukus)
  • Gula enau
  • Santan kental

Campurkan semua bahan di atas dan berikan sebagai minuman kepada penderita. Pengobatan ini juga dilengkapi dengan penggunaan boreh atau bedak Bali. Boreh ini terdiri dari:

  • Setangkai kelor munggi (Moringga Oleifera LAMK.)
  • Setangkai kesawi (Brassica juncea Coss.)
  • Pala (Myristica fragrans Houtt.)
  • Tri ketuka terdiri dari 3 unsur: bawang merah, bawang putih, dan jerangan (Acorus calamus Linn)
  • Air cuka

Selama proses pengobatan ini, akan diiringi dengan pengucapan mantra sebagai berikut:

"Ong asta astu ya nama swaha, ala ala ilili swaha, sarwa bhuta wistaya, sarwa guna wini swaha, ah astu ya astu."

Artinya, "Ya Tuhan, semoga kami selamat, segala penyakit hilang, segala gangguan para bhuta hilang."

2. Sakit Gila dengan Ciri Galak Terhadap Semua Orang

Untuk mengobati sakit gila dengan ciri galak terhadap semua orang, digunakan sarana pengobatan berikut:

  • 3 biji ketumbar
  • Daun sirih tua temu ros
  • 3 biji mungsi
  • 3 iris lengkuas

Teteskan campuran dari daun sirih tua temu ros, 3 biji ketumbar, 3 biji mungsi, dan 3 iris lengkuas ke hidung dan telinga penderita. Ampas dari campuran ini kemudian dapat dibedakkan di seluruh tubuh penderita.

3. Sakit Gila dengan Ciri Bernyanyi-nyanyi dan Menyebut-nyebut Nama Dewa

Untuk mengobati orang gila dengan ciri bernyanyi-nyanyi dan menyebut-nyebut nama Dewa, digunakan sarana pengobatan berikut:

  • Ketumbar
  • Kunir (Curcuma domestica VAL.) yang berwarna kemerah-merahan
  • Garam yang dicampur dengan arang

Campurkan kunir merah, ketumbar, dan campuran garam dengan arang, lalu buatlah jamu dari campuran ini. Teteskan jamu ini ke hidung dan mata penderita. Selanjutnya, berikan minuman air kelapa muda dari jenis kelapa mulung (yang kulitnya hijau dan pangkal tangkainya berwarna merah) kepada penderita.

4. Sakit Gila dengan Ciri Suka Tertawa dan Melucu

Untuk mengobati orang gila dengan ciri suka tertawa dan melucu, terdapat sarana pengobatan yang melibatkan biji ketumbar. Berikut adalah formulasi pengobatan yang digunakan:

  • Ketumbar 
  • Paria lempuyang (Singiber)
  • Tri ketuka
  • Air cuka

Campurkan paria lempuyang, ketumbar, tri ketuka, dan air cuka. Kemudian, ramuan ini diminumkan kepada penderita. Boreh atau bedak Bali juga merupakan bagian integral dari proses pengobatan ini. Formulasi boreh ini meliputi:

  • Kelor munggi (Moringa oleifera L.)
  • Intaran bersama kulitnya
  • 9 pucuk daun liligundi (Vitex trifolia)

Selama tahap pengobatan ini, akan disertai dengan pengucapan mantra berikut:

"Ong edan edan anama swaha waras."

Artinya, "Ya Tuhan, semoga penyakit gila ini sembuh."

5. Sakit gila dengan ciri suka meratap tidak karuan dan menangis siang malam.

Untuk mengobati orang gila dengan ciri suka meratap tidak karuan dan menangis siang malam, digunakan sarana pengobatan berikut:

  • Ketumbar
  • Kelapa mulung
  • Kemiri jetung (satu biji buah)
  • Kemiri biasa (satu biji)
  • Bawang
  • Mungsi

Campurkan semua bahan, kemudian campuran ini dapat diteteskan di hidung, mata, dan telinga penderita. Ampas dari campuran ini kemudian dapat dibedakkan di seluruh badannya. Selain itu, digunakan juga temu ros, 3 butir ketumbar, 3 butir mungsi, dan 3 iris lengkuas. Campurkan semua bahan ini, lalu teteskan pada hidung dan telinga penderita. Ampas dari campuran ini dapat digunakan untuk membedaki seluruh badannya.

Setiap jenis pengobatan tradisional untuk sakit gila yang telah dijelaskan di atas bersumber dari naskah lontar usada buduh. Dalam setiap formulasi ramuannya, biji ketumbar mendominasi sebagai bahan utama atau penting. Diketahui bahwa biji ketumbar memiliki sifat penyembuhan yang berperan dalam meredakan gejala-gejala khusus terkait berbagai jenis penyakit jiwa. Oleh karena itu, peran biji ketumbar sangatlah vital dalam konteks pengobatan tradisional Bali untuk mengatasi kondisi ini.

Pengobatan tradisional Bali dengan memanfaatkan biji ketumbar sebagai salah satu bahan utama telah menjadi bagian tak terpisahkan dari warisan budaya dan ilmu pengetahuan nenek moyang Bali. Metode ini tidak hanya mencerminkan kearifan lokal dalam mengatasi berbagai penyakit jiwa, tetapi juga memperkuat kekayaan tradisional yang terus diwariskan dari generasi ke generasi. Keberadaan biji ketumbar dalam pengobatan ini mengingatkan kita akan keajaiban sumber daya alam yang dapat memberikan manfaat besar bagi kesehatan dan kesejahteraan manusia. Dengan menjaga dan menghormati praktik-praktik pengobatan tradisional ini, kita turut berkontribusi dalam memelihara keberagaman budaya dan kekayaan alam Bali untuk masa depan yang lebih baik.