Pura Watu Klotok, Surga Spiritual yang Tersembunyi di Ujung Bali
Pura Watu Klotok adalah salah satu situs suci yang memancarkan pesona dan sejarah di pulau Bali, Indonesia. Terletak dengan anggun di tepi pantai, di sebelah selatan kota Klungkung, pura ini tidak hanya menjadi tempat ibadah yang penting bagi umat Hindu Bali, tetapi juga menjadi sebuah jendela ke masa lalu yang mempesona.
Bali memang dikenal dengan ribuan pura, dari Kahyangan hingga Dang Kahyangan Jagat, bahkan hingga pura Kahyangan Tiga yang terdapat di setiap desa Pakraman dan pemerajan di rumah-rumah penduduk. Maka tidaklah heran jika pulau ini sering dijuluki sebagai "pulau seribu pura" ataupun seperti yang tidak asing kita dengar yaitu “Pulau Dewata”.
Salah satu destinasi yang menarik untuk dilirik adalah Pura Kahyangan Jagat Watu Klotok yang terletak di Klungkung. Pura ini menjadi destinasi utama umat Hindu yang mencari pengalaman spiritual. Terletak di tepi pantai selatan kota Klungkung, Pura Watu Klotok menawarkan ketenangan dan kedamaian yang sangat dicari oleh para pencari spiritual. Selain kegiatan yang dilakukan di Pura Watu Klotok yakni Melukat, Upacara Nangkid, Neduh atau yang lainnya.
Utama Mandala (Sumber Photo: Koleksi Pribadi)
Pura Watu Klotok juga berperan penting dalam berbagai upacara keagamaan Hindu. Setiap enam bulan sekali, upacara piodalan diadakan, bersamaan dengan Anggara Kasih Julungwangi. Selain itu, acara rutin juga diselenggarakan setiap tahunnya saat Purnamaning Kalima. Kedua acara ini menarik banyak umat Hindu yang datang untuk bersembahyang dan merasakan nuansa sakral di tempat ini. Selain perayaan-perayaan tersebut, Pura Watu Klotok juga memainkan peran sentral dalam upacara-upacara besar yang digelar di Pura Besakih, salah satu pura terbesar di Bali. Upacara seperti Panca Wali Krama, Candi Darmada, Eka Bhuana, Tri Bhuana, hingga Eka Dasa Rudra yang diadakan setiap seratus tahun sekali, semuanya mencakup pantai Watu Klotok dalam rangkaian ritualnya.
Batu Mekocok (Sumber Photo: Koleksi Pribadi)
Namun, daya tarik Pura Watu Klotok tidak hanya terletak pada aspek keagamaan. Batu mekocok yang menjadi bagian integral dari pura ini memiliki sejarah dan makna tersendiri. Batu ini mengeluarkan suara khas ketika dikocok, seolah-olah mengisyaratkan adanya sesuatu yang tersembunyi di dalamnya. Keberadaan batu mekocok ini sangat suci dan memberi nama pada Pura Watu Klotok, di mana "watu" berarti batu dan "klotok" berarti mekocok. Pada lokasi utama Pura Watu Klotok, terdapat Pelinggih Ida Bathara Batu Mekocel atau Pelinggih Ida Batara Lingsir, yang diyakini memiliki getaran spiritual tinggi dan digunakan untuk memohon keselamatan, kesuburan, dan kesejahteraan umat.
Pura Watu Klotok juga dipercayai sebagai tempat bersemayam Dewa Baruna, dewa penguasa lautan, dan memiliki beberapa rencang (unen-unen) Ida Bhatara seperti lelipi poleng (ular belang), bikul (tikus) putih, dan penyu mecolek pamor. Keyakinan ini mendapatkan bukti nyata ketika beberapa tahun yang lalu seekor penyu terdampar di pantai Watu Klotok, yang dianggap sebagai pertanda yang baik sesuai dengan keyakinan tersebut.
"Pengunjung atau masyarakat yang datang ke Pura Watu Klotok tidak hanya untuk memohon kesuburan ataupun keturunan, tetapi ada juga yang memohon untuk kelancaran usaha, umur panjang dan masyarakat lokal juga tidak sedikit yang mengunjungi Pura Watu Klotok termasuk petani yang berada disekitar Desa Tojan untuk memohon kesuburan terkait panen mereka baik memohon untuk dipermudah dalam pengurangan hama pada sawah mereka. Hal ini membuat banyak masyarakat yang meyakini dan datang untuk meminta petunjuk akan hal baik yang masyarakat harapkan." ujar Mangku Dewa dalam wawancara, Kamis, 21 September 2023.
Madya Mandala (Sumber Photo: Koleksi Pribadi)
Berbeda dari yang sekarang, bentuk tatanan dari Pura Watu Klotok sendiri landai dan hanya ada 1 tingkat yang mana dari Utama mandala, Madya mandala dan nista mandala tidak terdapat perbedaan soal letak ketinggian (menjadi satu lantai). Dan dilakukannya renovasi pada tahun 2000-an yang membagi 3 wilayah tersebut dengan ketinggian tertentu, yang pembagian wilayahnya pada bagian Nista mandala atau sisi luar Pura Watu Klotok memiliki Candi Bentar dan Arca Dwapara Pala lengkap dengan senjata gada disisinya dan terdapat 6 bangunan atau pelinggih Sanghyang Kala Sunia, Pelinggih Ida Batara Dalem Ped dan lainnya.
Pelinggih Taksu Ratu Gde Penataran Ped (Sumber Photo: Koleksi Pribadi)
Selanjutnya pada bagian Madya mandala terdapat Pelinggih Sang Kala Sunya yang merupakan bagian penting bagi Batara Baruna yang menguasahi bagian kutub, sedangkan pada bagian timur pelinggih Sang Kala Sunya dan pada bagian pohon ketapang yang berukuran besar merupakan penghayatan bagi Ratu Gde Penataran Ped dan terdapat tugu seperti ngerurah (pelinggih taksu) dan terdapat 5 bangunan atau pelinggih termasuk bale pemedek, bale gong dan lainnya. Masuk pada bagian Utama mandala barulah terdapat Pelinggih Ida Batara Watu Makocok (Makocel) dan terdapat 16 bangunan atau pelinggih pada bagian ini termasuk Padmasana, Meru Tumpang Lima, Candi Bale dan lainya.
Tidak hanya menawarkan pengalaman keagamaan yang dalam, Pura Watu Klotok juga memberikan pesona alam yang memukau. Meskipun memiliki pasir hitam yang berbeda dari pantai-pantai populer di Bali Selatan yang berpasir putih, pantai Watu Klotok memberikan ketenangan, privasi, dan kedamaian yang sempurna. Keindahan pulau-pulau Nusa Penida yang terlihat dari kejauhan menambah pesona alam yang menakjubkan. Pantai ini juga menarik wisatawan asing yang tertarik untuk berselancar, menghadapi ombak yang ada di sini.
Sejarah panjang Pura Watu Klotok mencerminkan kekayaan budaya dan agama Bali yang tak ternilai. Dengan peran pentingnya dalam berbagai upacara keagamaan dan makna yang terkandung dalam batu mekocoknya, Pura Watu Klotok menjadi penanda berharga dalam warisan budaya dan spiritual pulau ini. Ini adalah tempat yang tidak hanya memperkaya budaya Bali, tetapi juga menjadi magnet bagi para wisatawan yang ingin merasakan keindahan spiritual dan alam pulau ini. Dengan segala pesonanya, Pura Watu Klotok terus memainkan peran penting dalam memelihara keberagaman budaya dan agama di pulau ini, menjadikannya salah satu situs yang penuh pesona dan bersejarah di Bali, Indonesia.
Dengan segala sejarah, tradisi keagamaan, dan fenomena alam yang memikat, Pura Watu Klotok menjadi salah satu tempat yang tidak hanya memperkaya budaya Bali, tetapi juga menjadi magnet bagi wisatawan yang ingin menggali lebih dalam pesona keindahan spiritual pulau ini. Dengan demikian, tempat ini tetap menjadi penanda berharga dalam warisan keagamaan dan budaya Bali yang tak ternilai.
Ada banyak hal menarik dan baru yang dapat ditemui di daerah Watu Klotok, termasuk tempat-tempat suci, pantai-pantai, dan luasnya hamparan sawah, semuanya diselimuti oleh ketenangan dan kedamaian alam. Banyak wisatawan yang memilih destinasi ini untuk berlibur dan menjalani tur, menikmati keindahan alam yang tenang dan menambah pengalaman wisata mereka di Kabupaten Klungkung.
Peta Pura Segara Watu Klotok (Sumber Photo: Koleksi Pribadi)
Pura Watu Klotok terletak di alamat yang mudah diingat, yaitu di Banjar Celepik, Desa Tojan, Kecamatan dan Kabupaten Klungkung. Selain berfungsi sebagai tempat melakukan persembahyangan, pura ini juga menjadi objek wisata yang populer baik bagi penduduk setempat maupun para wisatawan. Lokasi ini adalah salah satu tempat wisata yang sangat cocok untuk menghabiskan waktu dengan keluarga, terutama jika Anda berlibur bersama anak-anak.
Untuk mencapai Watu Klotok dari Denpasar, Anda dapat menempuh jarak sekitar 29 km melalui jalan by pass Ida Bagus Mantra. Selain itu, jarak antara Pura Goa Lawah sekitar 9 km, sedangkan dari Dasar Bhuana hanya sekitar 4 km. Setelah mencapai perempatan desa Tojan, cukup belok kanan dan tempuh sekitar 1 km untuk tiba di Pura Watu Klotok dan anda akan disuguhi udara yang segar nan sejuk serta pemandangan yang memikat hati karena perpaduan antara hamparan sawah dengan kilauan laut dan bibir pantai yang memikat.