Kulkul Bedil: Simfoni Sakral di Balik Tradisi Upacara Puri Peliatan Ubud
Puri Peliatan di Ubud, Bali, didirikan pada abad ke-17 oleh Dinasti Dalem Sukawati. Puri ini menjaga adat dan tradisi, dengan Kulkul Bedil sebagai alat komunikasi sakral yang terletak di pohon beringin pusat puri. Kulkul digunakan dalam upacara adat penting sejak puri berdiri, dengan suara khasnya memperkuat kekhidmatan ritual. Tradisi ini diwariskan turun-temurun kepada dua keluarga khusus yang diberi tanah sebagai penghargaan, dan masih terjaga hingga kini.
Puri Peliatan merupakan salah satu puri bersejarah dan berpengaruh di Ubud, Bali. Didirikan pada abad ke-17, puri ini merupakan kerajaan yang berkuasa pada zaman dinasti Dalem Sukawati. Selain itu, Puri Peliatan berperan sebagai penjaga adat dan tradisi masyarakat setempat. Arsitektur khas Bali yang dimilikinya tetap lestari hingga kini, dan berbagai bale serta pelatarannya terus dipakai untuk upacara-upacara keagamaan dan adat.
Puri Peliatan Ubud (Sumber: Koleksi Pribadi)
Salah satu elemen yang membuat Puri Peliatan istimewa adalah adanya Kulkul Bedil, sebuah alat komunikasi tradisional yang terletak di atas pohon beringin besar di pusat puri. Kulkul ini tidak hanya memiliki peran penting dalam setiap upacara adat, tetapi juga memiliki makna historis yang erat kaitannya dengan sejarah berdirinya puri. Kulkul Bedil berada di pohon beringin yang menjulang tinggi di tengah puri, tepatnya di kawasan Catus Pata, atau titik pusat desa. Kulkul ini memiliki nilai sejarah yang dalam karena telah ada sejak berdirinya Puri Peliatan pada abad ke-17 dan hanya digunakan dalam upacara-upacara penting yang diadakan di puri.
Pohon Beringin di Catus Pata (Sumber: Koleksi pribadi)
Lebih dari sekadar alat komunikasi, kulkul bedil dibunyikan untuk menandai dimulainya berbagai upacara sakral (yadnya), baik yang ditujukan untuk manusia (manusa yadnya), para dewa, maupun leluhur (pitra yadnya). Suara khas yang dihasilkan oleh kulkul ini dipercaya membawa nuansa kesakralan yang mendalam, sehingga memperkuat kekhidmatan dalam setiap ritual yang berlangsung di Puri Peliatan. Tidak hanya sebagai penanda dimulainya acara, kulkul bedil juga akan terus dibunyikan selama upacara yadnya berlangsung hingga selesai.
Kulkul Bedil (Sumber: Koleksi Pribadi)
Yang membuat Kulkul Bedil lebih istimewa adalah keberlanjutan tradisi membunyikannya, yang diwariskan secara turun-temurun kepada keluarga tertentu. Keluarga ini telah dipilih secara khusus sejak masa lampau untuk menjalankan tugas yang dianggap suci ini. Peran mereka tidak hanya sebatas teknis, tetapi juga penuh dengan tanggung jawab spiritual. Sebagai bentuk penghargaan atas tugas tersebut, puri memberikan carik, atau sebidang tanah, kepada keluarga ini. Tanah tersebut menjadi sumber penghidupan mereka dan simbol hubungan erat antara puri dan keluarga penabuh.