Daratan, Tarian Menusuk Tubuh Dengan Keris
Indonesia memiliki beragam adat istiadat yang unik, dan di Bali, masyarakat secara gigih mempertahankan salah satu tradisi ikonis yang dinantikan oleh wisatawan lokal dan internasional. Tradisi ini melibatkan Sebuah keris yang ditusukkan ke bagian tubuh oleh penari yang sedang kerasukan.
Saat ritual keagamaan diadakan di pura, sering kali kita disuguhkan dengan tarian yang begitu memukau sehingga menciptakan perasaan campuran antara takjub dan kekaguman. Tarian ini memperlihatkan bagaimana kekuatan para dewa mengalir ke dalam diri manusia yang sedang dalam keadaan trance (kesurupan). Masyarakat Bali memiliki sejumlah tarian sakral yang dijalankan dengan penuh kekhusukan. Umumnya, tarian sakral dipersembahkan oleh individu yang tengah mengalami keadaan kesurupan pada saat suatu upacara keagamaan berlangsung. Beberapa contoh tarian transformatif meliputi Tari Sanghyang, Tari Kecak, Tari Barong vs Rangda, Tari Daratan, dan lain sebagainya. Setiap wilayah di Bali memiliki variasi tarian sakral dengan penamaan yang unik.
Suatu tarian di mana keris digunakan untuk menusukkan bagian dada atau perut penari. Jenis tarian ini dikenal dengan sebutan tari Daratan, tari Ngurek, tari Ngunying, atau memiliki nama khas sesuai dengan lokasi desa, distrik, atau kabupaten tertentu. Tari Daratan/Ngurek adalah salah satu bentuk tarian sakral yang penuh dengan elemen magis di Pulau Bali. Tradisi ini umumnya dilakukan oleh komunitas di berbagai kabupaten seperti Karangasem, Badung, Gianyar, Buleleng, dan beberapa desa lainnya.
Tarian Daratan ( Sumber Photo : Koleksi Pribadi )
Tarian ini juga dikenal dengan sebutan tari Dewayu. Kata "Daratan" berasal dari "Narat," yang mengandung arti trans (kesurupan) atau kerauhan. Terkadang, tarian ini disebut "Ngurek," merujuk pada adegan menusuk diri. Pertunjukan Tari Daratan umumnya dilaksanakan pada malam hari sekitar pukul 8, menjadi puncak dalam upacara keagamaan seperti peresmian pura atau perayaan ulang tahun pura (Piodalan). Sebelum tarian dimulai, seluruh peserta bersembahyang untuk memohon keselamatan, dilanjutkan dengan makan malam bersama. Setelah itu, grup musisi gamelan memainkan alat musik tradisional Bali.
Sejumlah penari (4-6 orang) menampilkan gerakan tarian sambil membawa Canang (persembahan kecil). Pemimpin upacara, disebut Pemangku, melantunkan mantra untuk menyucikan keris yang akan digunakan dalam pertunjukan. Penting untuk dicatat bahwa Tari Daratan tidak dapat dipelajari secara konvensional karena penentuan penari tergantung pada kehendak dewa dan dewi. Masyarakat Bali menyebutnya sebagai "Sumbuhan," bahkan anak-anak berusia enam tahun bisa terpilih untuk menampilkan tari Daratan. Saat kekuatan dewa dan leluhur mengalir ke dalam diri mereka, terjadilah trance (kesurupan), dan Pemangku memberikan keris yang telah disucikan.
Tarian ini melibatkan aksi menusukkan keris ke dada, dan beberapa penari bahkan melibatkan tindakan ekstrim dengan menusukkan keris ke tenggorokan, hidung, atau mata mereka seolah-olah ingin merusak tubuh mereka sendiri. Namun, berkat kekuatan para dewa, mereka selalu keluar tanpa cedera. Penonton diminta memberikan sorakan dan tepuk tangan untuk memuaskan penari. Ada yang menampilkan tarian selama 15 menit, satu jam, atau bahkan dua jam tanpa henti, tergantung pada kekuatan para dewa dan leluhur yang mengalir ke dalam diri mereka.
Tarian ini melibatkan aksi menusukkan keris ke dada, dan beberapa penari bahkan melibatkan tindakan ekstrim dengan menusukkan keris ke tenggorokan, hidung, atau mata mereka seolah-olah ingin merusak tubuh mereka sendiri. Namun, berkat kekuatan para dewa, mereka selalu keluar tanpa cedera. Penonton diminta memberikan sorakan dan tepuk tangan untuk memuaskan penari. Ada yang menampilkan tarian selama 15 menit, satu jam, atau bahkan dua jam tanpa henti, tergantung pada kekuatan para dewa dan leluhur yang mengalir ke dalam diri mereka.
Seni tradisional seperti tari sakral di Pulau Bali mengandung nilai-nilai magis dan spiritual yang kental. Pertunjukan tarian semacam ini umumnya dihelat pada acara-acara khusus. Oleh karena itu, ketika Anda berlibur di Pulau Bali, untuk mengetahui jadwal dan lokasi pertunjukan tarian ini,