Bawang Adas : Umbi-umbian dengan khasiat yang berlimpah
Bawang Adas, atau lebih dikenal sebagai Bawang Dayak, memang memiliki peran penting dalam dunia pengobatan tradisional Bali, khususnya dalam konteks penyembuhan penyakit Tiwang. Usadha Tiwang, sebagai salah satu teks klasik pengobatan tradisional Bali, memberikan informasi tentang berbagai jenis penyakit Tiwang dan cara pengobatannya, di mana Bawang Adas menjadi bahan yang diakui memiliki khasiat penyembuhan.
Tanaman Bawang Adas (Eleutherine palmifolia) memiliki sejumlah ciri-ciri yang khas. Pertama-tama, tanaman ini memiliki daun berbentuk pita dengan tepi rata dan panjang, biasanya tumbuh dalam kelompok yang rapat. Daun-daunnya memiliki warna hijau yang pekat dan tekstur yang agak keras. Selain itu, batang tanaman Bawang Adas cukup kuat dan berdiri tegak, mendukung pertumbuhan yang kokoh. Bunga tanaman ini muncul dalam bentuk malai, dengan warna yang cenderung cerah seperti merah atau oranye. Buahnya berbentuk kapsul dan biasanya mengandung biji hitam kecil. Yang paling mencolok adalah baunya yang khas, memberikan aroma yang kuat dan tajam, yang membuatnya mudah dikenali. Bawang Adas sering ditemukan tumbuh di berbagai jenis tanah, dan keberadaannya umumnya tersebar di daerah tropis. Ciri-ciri ini menjadikan Bawang Adas bukan hanya sebagai tanaman yang memiliki nilai tradisional dalam pengobatan, tetapi juga sebagai tanaman hias yang menarik perhatian karena keunikannya.
Tanaman Bawang Adas (Sumber foto : Koleksi pribadi)
Bawang Adas, atau Bawang Dayak, dikenal sebagai sumber senyawa aktif bermanfaat bagi kesehatan dengan kandungan utama seperti minyak atsiri, flavonoid, dan senyawa antioksidan. Kombinasi unik ini memberikan sifat antiinflamasi dan antiseptik, membantu meredakan peradangan dan melawan infeksi. Senyawa antibakteri seperti allicin dalam minyak atsiri Bawang Adas dapat mendukung pengobatan Tiwang, mengurangi gejala seperti gelisah, mata mendelik, dan otot kaku. Penggunaan Bawang Adas dalam pengobatan tradisional Bali bukan hanya warisan budaya, tapi juga didukung oleh dasar ilmiah, merangsang upaya pelestarian sambil membuka diri terhadap integrasi dengan pendekatan medis modern. Keseluruhan, kombinasi antiinflamasi dan antiseptik Bawang Adas menawarkan alternatif bernilai dalam pencegahan dan pengobatan penyakit.
Proses pembuatan obat tradisional untuk mengatasi penyakit Tiwang Dekah melibatkan penggunaan beberapa bahan alami, termasuk Daun Mandori (Calotropis gigantea), Kunir Warangan (Curcuma demostica), Kencur (Kaempferia galanga L), Lawos (Alpinia galanga), dan Bawang Adas (Eleutherine palmifolia). Pertama-tama, semua bahan tersebut dihaluskan dengan menggunakan pengulekan untuk memastikan konsistensi dan kehalusan yang diperlukan dalam proses pembuatan obat.
Tanaman Bawang Adas (Sumber foto : Koleksi pribadi)
Setelah bahan-bahan tersebut dihaluskan dengan teliti, campuran hasil pengulekan tersebut diaplikasikan secara lokal di sekitar leher dan dada pasien. Penggunaan bahan-bahan alami ini dipercaya memiliki khasiat untuk meredakan gejala penyakit Tiwang Dekah, seperti mulai mengalami batuk-batuk yang tak kunjung berhenti, dan areal di sekitar kerongkongan dan leher terasa sakit dan tidak nyaman. Masing-masing bahan yang digunakan dianggap memberikan kontribusi terhadap efektivitas obat tersebut.
Proses pengaplikasian di sekitar leher dan dada bertujuan untuk memungkinkan penyerapan zat-zat aktif yang terkandung dalam bahan-bahan tersebut oleh tubuh pasien. Metode ini mencerminkan kebijakan pengobatan tradisional Bali yang kaya akan ramuan alami dan bahan-bahan herbal untuk menjaga kesehatan dan mengatasi berbagai masalah kesehatan.
Penting untuk mencatat bahwa Usadha, termasuk Usadha Tiwang, adalah bagian dari warisan budaya Bali yang memiliki nilai signifikan dalam praktik pengobatan tradisional. Koleksi naskah-naskah ini di Gedong Kirtya, Perpustakaan Universitas Udayana, dan Balai Bahasa Bali merupakan warisan yang perlu dilestarikan dan dipelajari untuk memahami lebih dalam tentang praktik kesehatan tradisional Bali.
Dengan memanfaatkan Bawang Adas dan pengetahuan yang terkandung dalam teks Usadha Tiwang, masyarakat Bali dapat menjaga tradisi pengobatan mereka sambil terus menghormati dan melestarikan budaya mereka.