Isen, Bahan Pelengkap Usadha Bali dengan Beragam Khasiat

Isen (Alpinia galanga), hanya digunakan sebagai pelengkap, tetapi memiliki banyak khasiat. Kegunaannya sering ditemukan dalam pengobatan tradisional di Bali, sesuai yang tertulis dalam berbagai jenis lontar usadha Bali.

Sep 19, 2023 - 14:00
Sep 10, 2023 - 20:01
Isen, Bahan Pelengkap Usadha Bali dengan Beragam Khasiat
Tumbuhan Isen (Sumber : Koleksi Redaksi)

Eksistensi pengobatan tradisional Bali sudah sangat populer di Indonesia. Sejak lama masyarakat Bali telah memanfaatkan tumbuhan sebagai bahan utama dalam meramu obat tradisional. Bahkan, sebelum pengobatan modern berkembang, masyarakat Bali hanya mengandalkan pengobatan penyakit yang dideritanya kepada Balian usadha.

 

Usadha Bali merupakan sebutan dalam menggambarkan tata cara pengobatan tradisional yang ada dan berkembang di Bali. Kata usadha berasal dari bahasa sanskerta “ausadhi” yang bermakna tumbuhan yang berkhasiat obat. Masyarakat Bali masih percaya bahwa pengobatan tradisional usadha memiliki banyak manfaat untuk menyembuhkan orang sakit.

 

Kekayaan budaya Bali terkait pengobatan tradisional tertuang dalam lontar Usadha Bali. Lontar Usadha Bali merupakan manuskrip yang mengandung sistem pengobatan, bahan obat, dan cara pengobatan tradisional di Bali. Kekayaan budaya Bali ini perlu dilestarikan karena dapat menjadi acuan penemuan obat baru.

 

Salah satu jenis usadha Bali yang keberadaannya sangat umum bagi masyarakat Bali, yaitu lengkuas (Alpinia galanga) yang kerap disebut isen di Bali. Isen adalah jenis tumbuhan umbi-umbian yang memiliki aroma pedas dan seringkali digunakan sebagai bumbu masakan. Selain digunakan sebagai bumbu masakan, isen juga menjadi salah satu pelengkap sarana upakara dan pelengkap ramuan tradisional.

 

Umbi Isen (Sumber : Koleksi Redaksi) 

 

Tumbuhan ini dapat tumbuh di mana saja baik di daerah dataran tinggi maupun dataran rendah. Batangnya terdiri dari susunan pelepah daun. Tumbuhan ini juga mengandung banyak unsur penting, seperti minyak atsiri dengan komposisi sekitar 1 persen, dan unsur lainnya yang memiliki manfaat untuk kesehatan tubuh. Komponen yang terdapat dalam isen meliputi Metilsinamat sekitar 48 persen, Sineol sekitar 20-30 persen, Eugenol, Kamfer sekitar 1 persen, serta Seskuiterpen.

 

Dalam Lontar Taru Pramana, salah satu lontar yang memuat informasi tentang jenis-jenis tanaman berkhasiat obat, menguraikan begitu banyak manfaat dari isen. Namun, isen cenderung digunakan sebagai bahan pelengkap dalam ramuan-ramuan yang dimuat Lontar Taru Pramana.

 

Hal tersebut dapat ditilik melalui beberapa kutipan tentang penggunaan isen, yaitu pada halaman 8a Lontar Taru Pramana yang memuat pernyataan berikut,  

“Titiang blingbing, anggen tamba dekah, daun anggen simbuh, ra, isen kunyit, 3, iris. Babakan anggen loloh, ra, temu tis, katumbah limang besik.”

 

Selanjutnya pada halaman 10b Lontar Taru Pramana tertulis pernyataan berikut, 

“Titiang gendola, daging tis, akah tis, getah barah, ta, ngutah bayar, don titiange, 11, bidang anggen loloh, ra, cuka, isen, limang iris.”

 

Lalu, pada halaman 12a Lontar Taru Pramana menyebutkan pernyataan berikut,

“Titiang pancar sona daging anget, daun akah dumalada, dados tamba ngenyeb, ra, sulasih mrik, lunak tanek, isen tigang tebih, uyah areng, don titiange sane kuning ulig.”

 

Jika diperhatikan dari beberapa penggalan Lontar Taru Pramana di atas, isen berperan penting dalam melengkapi ramuan usadha Bali. Namun, belum ada ramuan atau obat yang menunjukkan bahwa isen sebagai bahan utama atau bahan pokok dalam pengobatan tradisional.

 

Meskipun isen hanya digunakan sebagai bahan tambahan atau pelengkap dalam pengobatan, tetapi campuran yang dihasilkan mampu mengobati banyak jenis penyakit. Penggunaan isen sebagai bahan tambahan pengobatan tradisional telah disebutkan sebanyak 11 kali dalam Lontar usadha Tiwang, yang membahas tentang macam-macam penyakit tiwang beserta pengobatannya secara tradisional. Tiwang merupakan penyakit yang mempunyai gejala badan terasa meluang, sakit dan ngilu, gelisah, mata mendelik, otot kaku, bahkan sampai pingsan.

 

Isen dapat digunakan sebagai bahan campuran dalam ramuan obat baik yang diminum maupun yang dimakan guna mengobati batuk dan dahak yang sulit keluar serta ulu hati yang berdenyut-denyut keras. Namun, ramuan yang berisi tambahan isen lebih sering dipakai sebagai sembar atau bedak, misalnya untuk mengobati tiwang tuwedan (gejalanya badan terasa sakit menusuk-nusuk, ulu hati terasa sakit), tiwang bojog (gejalanya berupa alis maupun mulutnya bergerak-gerak seperti gerakan kera), tiwang mong, tiwang bantang (gejalanya tangan maupun kaki kejang-kejang, mata mendelik), dan tiwang desti (gejalanya badan terasa sakit meluang sampai ke kaki).

 

Dalam perkembangan teknologi dan kesehatan, isen juga sudah diteliti hingga terpublikasi mengandung berbagai macam manfaat bagi kesehatan, salah satunya adalah mampu mengobati diabetes. Dalam suatu studi menyatakan bahwa isen memiliki efek menghambat metabolisme karbohidrat dan meminimalkan lonjakan glukosa dalam darah. Hal tersebut disebabkan oleh kandungan nutrisi di dalam isen yang setara dengan obat antidiabetik sintetik.

 

Dengan demikian, eksistensi isen sebagai bahan pelengkap pengobatan tradisional perlu dikembangkan lagi, agar usadha Bali tetap lestari di tengah perkembangan zaman yang semakin modern.