Jangu, Tanaman Air Dengan Bau Khas yang Memiliki Banyak Manfaat

Jeringau (Acorus Calamus L) atau pada bahasa bali dikenal dengan nama Jangu merupakan salah satu tumbuhan atau tanaman herbal yang hidup di media basah seperti rawa dan kolam. Tumbuhan ini memiliki rupa seperti ilalang, namun dengan daun yang lebih tebal serta memiliki bau yang sangat khas. Tapi tahukan anda bahwa tanaman air ini ternyata memiliki banyak manfaat. Dalam Lontar Usadha Tiwang banyak pengobatan penyakit yang menggunakan tumbuhan ini sebagai salah satu bahannya. Untuk lengkapnya, ayo simak artikel berikut sampai habis.

Feb 16, 2024 - 00:50
Dec 20, 2023 - 20:47
Jangu, Tanaman Air Dengan Bau Khas yang Memiliki Banyak Manfaat
Jangu (Sumber Foto : Koleksi Pribadi)

Pengobatan herbal tradisional Bali, atau biasa disebut sebagai Usadha merupakan pengobatan yang berbasis pada penggunaan ramuan herbal dan diyakini berasal dari konsep yang terdapat dalam Kitab Ayur Weda. Kitab Ayur Weda sendiri merupakan bagian dari Weda Smrti yang membahas prinsip-prinsip dasar dalam pengobatan, teknik pemeriksaan pasien yang sakit, diagnosa penyakit, proses pembuatan obat, serta aspek etika dalam praktik pengobatan.

Jangu atau Jeringau (Acorus Calamus L) merupakan salah satu tanaman air yang sering disebutkan dalam salah satu Lontar Usadha Bali, yakni Lontar Usadha Tiwang yang secara umum membahas tentang pengobatan penyakit Tiwang.  Tiwang merupakan sebuah kondisi yang ditandai oleh sensasi tubuh yang terasa melemah, rasa nyeri dan ketidaknyamanan, kegelisahan, mata yang berkedip cepat, otot yang menjadi kaku, bahkan dapat menyebabkan kehilangan kesadaran. Jenis tiwang dapat diidentifikasi berdasarkan gejala yang muncul, seperti Tiwang Utara yang ditandai oleh gejala gelisah (meunyang-anyingan) dan mata yang berkedip cepat. Sementara itu, Tiwang Tojos memiliki gejala gelisah (meunyang-anyingan), mata yang berkedip cepat, dan tangan yang sulit untuk tetap diam (pati grèpè).

Dalam Lontar Usadha Tiwang, Tanaman Jangu ini merupakan salah satu bahan yang banyak digunakan dipengobatan berbagai penyakit Tiwang. Antara lain itu ada Tiwang Utara, Tiwang Asu, Tiwang Udel, Tiwang Mang, Tiwang Nanipi, Dan lain-lain. Dengan kata lain, Jangu ini memiliki banyak peran dalam menyembuhkan penyakit Tiwang yang ada di Lontar Usadha Tiwang. Berikut merupakan penjelasan lebih lanjut mengenai pengobatan penyakit Tiwang yang telah disebutkan.

  1. Tiwang Utara adalah salah satu jenis penyakit Tiwang yang memiliki gejala Meuyang-anyingan (gelisah) dan mata mendelik. Pada lontar juga disebutkan campuran bahan obat yang diperlukan diantaranya, Gamongan (Zingiber zerumbet), Triketuka {Kesuna (Allium sativum L), Jangu (Acorus calamus), Mesui (Cryptocarya massoy (Oken) Kosterm.)} dan Tain seksek. Untuk cara pengobatannya disini dikatakan agar semua bahan obatnya dihaluskan kemudian diurapkan.

  2. Tiwang Asu adalah salah satu jenis penyakit Tiwang yang memiliki gejala terasa sakit tercabik-cabik. Pada lontar juga disebutkan campuran bahan obat yang diperlukan diantaranya, Kunir (Curcuma demostica), Tabia bungkut (Piper retrofractum , Piper longum L), Trikatuka {Kesuna (Allium sativum L), Jangu (Acorus calamus), Mesui (Cryptocarya massoy (Oken) Kosterm.)}, Daging kameri (Aleurites moluccanus (L.) Willd). Untuk cara pengobatannya disini dikatakan agar semua bahan obatnya dihaluskan kemudian diurapkan.

  3. Tiwang Udel adalah salah satu jenis penyakit Tiwang yang memiliki gejala pusar terasa sakit dan perut kaku (kenyat). Pada lontar juga disebutkan campuran bahan obat yang diperlukan diantaranya Kulit pangi yang telah dibakar (Pangium edule), Idubang, Trikatuka {Kesuna (Allium sativum L), Jangu (Acorus calamus), Mesui (Cryptocarya massoy (Oken) Kosterm.), Lenge (Sesamum indicum L.). Untuk cara pengobatannya disini dikatakan agar semua bahan obatnya dihaluskan kemudian diurapkan di pusar.

  4. Tiwang Mang adalah salah satu jenis penyakit Tiwang yang memiliki gejala mulut menganga dan kaku. Pada lontar juga disebutkan campuran bahan obat yang diperlukan diantaranya Daun tube jenu, Kayu nyali, Triketuka {Kesuna (Allium sativum L), Jangu (Acorus calamus), Mesui (Cryptocarya massoy (Oken) Kosterm.)}. Untuk cara pengobatannya disini dikatakan agar semua bahan obatnya dihaluskan kemudian kemudian dipakai sebagai bedak.

  5. Tiwang Nanipi adalah salah satu jenis penyakit Tiwang yang memiliki gejala Perut sakit terasa ngilut-ngilut atau nusuk-nusuk. Pada lontar juga disebutkan campuran bahan obat yang diperlukan diantaranya Babakan awar-awar (Ficus septica), Kasuna (Allium sativum), Jangu (Acorus calamus). Untuk cara pengobatannya disini dikatakan agar semua bahan obatnya disebarkan.

Secara ilmiah, tanaman air ini memiliki banyak kandungan yang memang memiliki banyak manfaat untuk kesehatan. Seperti senyawa kimia monoterpene, seskuiterpen, fenilpropanoid, flavonoid, kuinin, senyawa alpha, beta-asoron, lektin, fenol, saponin, tanin dan triterpen. Senyawa-senyawa tersebut secara medis memiliki manfaat bagi tubuh kita yang menyebabkan tanaman ini dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Antara lain flu, peradangan, demam, anemia, gangguan saraf, asma, gelisah (obat penenang), hormon yang tidak seimbang, membantu proses metabolisme, diabetes, stroke, sakit perut, perut kembung, dan menyembuhkan luka pada kulit. 

Tanaman Jangu atau Jeringau ini awalnya berasal dari India dan tersebar hingga sampai di Indonesia. Selain untuk obat, tanaman ini juga biasa digunakan sebagai bahan masakan. Di Bali, tanaman ini selain digunakan untuk bahan masakan dan obat, Tanaman ini juga digunakan untuk keperluan upacara adat. Salah satunya yakni pada runtutan upacara adat yakni sebelum Nyepi, pada saat pengerupukan, tanaman ini dikunyah dengan kesuna atau bawang putih untuk disemburkan ke segala penjuru pekarangan rumah. Hal ini bertujuan untuk menetralisir energi-energi negatif yang ada disekitar pekarangan rumah.

Untuk menanam Tanaman ini dirumah cukup mudah, asal kita punya pot. Pertama-tama untuk menanam tanaman ini hal yang diperlukan adalah bibit jeringaunya. Kemudian siapkan pot yang telah berisi tanah dan bagian bawah potnya telah diisi lubang. Cukup tekankan bibit jeringau sampai semua akarnya masuk ke dalam tanah. Setelah itu pot dapat kita siram air dengan rutin. Pastikan bila potnya sudah mulai kering jangan lupa disiram air lagi agar tanaman Jeringau ini tumbuh dengan baik. Perlu diperhatikan juga gulma yang mungkin tumbuh disekitar tanaman agar rutin untuk dicabut dan jangan lupa untuk memberikan pupuk kompos (opsional) agar pertumbuhan dari tanaman ini lebih pesat. Dengan itu kita bisa menumbuhkan tanaman Jeringau sendiri dari rumah.

Bahan-bahan Tiwang Nanipi (Sumber Foto : Koleksi Pribadi)

Pada saat pertama melihat tumbuhan Jeringau atau Jangu ini mungkin kita bertanya-tanya, bagaimana sih cara mengolah dan memanfaatkan tumbuhan ini. Salah satu cara kita untuk mengolah dan memanfaatkannya adalah dengan membuat salah satu obat usadha tiwang yang ditulis pada lontar usadha tiwang, yakni tiwang nanipi.   Tiwang nanipi adalah obat usadha untuk mengobati penyakit tiwang dengan gejala sakit perut ngilut-ngilut dan nusuk-nusuk. Bahan yang perlu disiapkan untuk membuat obat ini adalah jangu 2 helai dengan panjang 15 cm, bawang putih 2 siung, dan batang awar-awar sekitar 5 cm. Berikut merupakan langkah-langkah membuat dan memakai obat usadha tiwang nanipi.

  1. Cuci bersih semua bahan dengan air
  2. Potong-potong semua bahan dengan pisau
  3. Siapkan cobek dan ulekan
  4. Ulek semua bahan yang telah dipotong dicobek sampai halus
  5. Obat usadha tiwang nanipi siap digunakan
  6. Sebarkan obat yang sudah halus di sekitar perut yang terasa sakit

Selain itu, Jangu atau Jeringau ini juga bisa diolah dengan membuat air rebusannya. Air rebusan jeringau dapat diminum dan dapat dihirup untuk mengobati pilek dan hidung mampet. Selain itu airnya juga bisa dicampur dengan air mandi yang bertindak sebagai obat luar (kulit) dan penenang.

Tiwang Nanipi (Sumber Foto : Koleksi Pribadi)

Hal diatas merupakan manfaat-manfaat Jeringau atau Jangu. Mulai manfaatnya untuk Pengobatan Herbal Tradisional Bali Tiwang atau Usadha Tiwang, manfaatnya dikebudayaan bali, manfaatnya secara ilmiah, cara membudidayakannya, serta cara mengolah dan memanfaatkan tanaman air ini.