Gunung Tapak: Menapaki Puncak yang Menyimpan Jejak Prabhu Jaya Pangus di Antara Langit dan Alam
Bali tak hanya terkenal dengan pantai dan budaya religiusnya, tetapi juga menyimpan kisah mistis di balik pegunungannya. Salah satunya adalah Gunung Tapak di kawasan Bedugul, Tabanan. Gunung ini bukan sekadar destinasi alam, melainkan juga memiliki aura sakral.
Gunung Tapak memiliki ketinggian sekitar 1.900 meter di atas permukaan laut, menjadikannya salah satu puncak yang cukup menantang untuk para pendaki. Jalurnya melewati hutan tropis yang lebat dengan udara sejuk khas pegunungan. Sesekali, suara burung hutan dan hewan liar menjadi pengiring langkah. Dari puncak, hamparan Danau Tamblingan dan Danau Buyan terlihat begitu menawan, seakan memberi kesejukan bagi mata dan jiwa.
Keindahan alam ini membuat Gunung Tapak bukan hanya tempat mendaki, melainkan juga ruang untuk menyatu dengan alam. Tidak heran, masyarakat sekitar sering mengaitkan gunung ini dengan aura sakral, karena alam dan spiritualitas di Bali memang selalu berjalan beriringan.
Pemandangan Indah Gunung Tapak (Sumber : Koleksi Pribadi)
Mendaki Gunung Tapak ibarat perjalanan menuju ruang perenungan. Langkah demi langkah tidak hanya membawa tubuh menembus hutan dan kabut, tetapi juga mengajak jiwa untuk menyelami kisah-kisah lama yang masih hidup di tanah Bali. Saat mencapai puncak, rasa lelah akan terbayar dengan panorama indah yang membentang, seolah kita benar-benar berada di antara langit dan alam.
Gunung Tapak adalah tempat di mana sejarah, legenda, dan keindahan alam bersatu. Menapakinya bukan hanya soal petualangan fisik, tetapi juga perjalanan batin untuk memahami bagaimana alam, leluhur, dan budaya Bali saling terhubung dalam satu harmoni.
Pura di Puncak Gunung Tapak (Sumber : Koleksi Pribadi)
Menurut lontar-lontar kuno dan cerita rakyat, Gunung Tapak erat hubungannya dengan Prabhu Jaya Pangus, raja Bali yang berkuasa pada abad ke-12. Ia dikenal sebagai raja yang bijaksana namun hidupnya penuh dengan kisah unik, terutama pernikahannya dengan seorang putri Tionghoa bernama Kang Cing Wie.
Legenda menyebutkan bahwa di sekitar kawasan Gunung Tapak inilah jejak spiritual Prabhu Jaya Pangus meninggalkan tanda. Beberapa versi cerita mengatakan bahwa gunung ini menjadi tempat beliau bertapa untuk mendapatkan kekuatan dan pencerahan. Karena itu, hingga kini Gunung Tapak masih dianggap sakral, terutama oleh masyarakat Hindu Bali.
Puncak Gunung Tapak (Sumber : Koleksi Pribadi)
Keunikan lain dari gunung ini keberadaan makam keramat di puncaknya yang diyakini sebagai peninggalan leluhur dan orang-orang suci. Pendaki atau peziarah sering datang untuk melakukan persembahyangan, memohon keselamatan, dan mencari ketenangan batin. Di sinilah spiritualitas dan alam bertemu, menciptakan suasana damai sekaligus penuh misteri.
Bagi sebagian masyarakat, Gunung Tapak bukan hanya sekadar gunung, melainkan gerbang penghubung antara dunia manusia dengan alam gaib. Hal ini menambah daya tarik tersendiri bagi para pendaki maupun peneliti budaya yang ingin merasakan langsung energi sakralnya.