Senyum yang Menyimpan Bahaya: I Siap Selem dan Rencana Jahat Meng Kuwuk
Siap Selem adalah induk ayam hitam yang dikenal sebagai sosok pelindung dan cerdik bagi tujuh anaknya. Ia memimpin keluarganya mencari makan setiap hari, selalu berhati-hati menjaga anak-anaknya dari bahaya.Ketika mereka menghadapi ancaman dari Meng Kuwuk, seekor kucing yang ingin memangsa mereka, I Siap Selem menunjukkan kepemimpinan dan kecerdasan dalam merancang pelarian.
Dikisahkan tentang seekor induk ayam bernama I Siap Selem. "I Siap Selem" berasal dari bahasa Bali, di mana "I" adalah sebutan untuk orang atau makhluk hidup, "Siap" berarti ayam, dan "Selem" berarti hitam. Jadi, "I Siap Selem" berarti Ayam Hitam. Dia memiliki 7 anak. Anak Siap Selem masing-masing memiliki nama-nama unik. Salah satunya, I Doglagan. Meski tampak lemah, I Doglagan memiliki kecerdikan yang luar biasa. Kecerdasannya seringkali membuat saudara-saudaranya heran, terutama ketika mereka menghadapi tantangan dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagai seorang induk, I Siap selem sangat protektif terhadap anak-anaknya dan juga sangat cerdik. Setiap hari, I Siap Selem dengan anak-anaknya akan mencari makan. Anak-anak ayam itu selalu mengikuti induknya ke mana pun mereka pergi, dengan kaki kecil yang berlari-lari menggemaskan di belakang. Tidak jarang pula, mereka mencari makan sampai ke sebelah barat sungai atau tempat yang bahkan belum pernah mereka lewati.
Pada suatu hari, pagi yang cerah menyambut keluarga I Siap Selem. Setelah beristirahat malam sebelumnya, I Siap Selem memutuskan untuk membawa anak-anaknya berkelana mencari makan di sekitar desa. Mereka berjalan melewati padang rumput, sawah, dan kebun warga, mencari serangga dan biji-bijian. Hari itu, perjalanan mereka terasa lebih jauh dari biasanya. I Siap Selem, yang selalu memimpin di depan, merasa bahwa semakin mereka berjalan, semakin asing lingkungan sekitar. Tanpa disadari, keluarga ayam ini tersesat. Mereka tidak tahu harus lewat mana untuk pulang. Anak- anak Siap Selem ketakutan dan kebingungan.
Siap Selem dan anak-anaknya di tengah hujan deras (Sumber: Koleksi Pribadi)
Langit menjadi mendung dan menandakan akan segera hujan. Anak-anak I Siap Selem pun langsung panik dan memanggil-manggil Ibunya. Tak lama kemudian, hujan pun turun dengan deras. Angin kencang yang datang mendadak membuat keluarga ayam itu kebingungan mencari tempat berteduh. Setelah berlari-lari kecil di bawah hujan yang semakin deras, sebuah rumah tampak di kejauhan. Tanpa mengetahui siapa pemilik rumah tersebut, keluarga ayam langsung menuju ke sana. Segera setelah sampai pada rumah tersebut, I Siap Selem lalu mengetuk pintu rumahnya. Tak lama kemudian pemilik rumahnya pun datang dan membukakan pintunya.
Meng Kuwuk dengan wajahnya yang ramah (Sumber: Koleksi Pribadi)
Ternyata yang memiliki rumah tersebut adalah kucing betina bernama Meng Kuwuk. Meng Kuwuk adalah kucing yang suka berburu dan memangsa hewan unggas seperti ayam. Meng Kuwuk keluar dari rumahnya dengan wajah ramah, meskipun di dalam hati, niatnya berbeda yaitu ingin memakan keluarga ayam itu. Dengan melihat kehadiran Siap Selem dan anak-anaknya Meng Kuwuk merasa sangat senang. Siap Selem takut anaknya kedinginan dan akan tersapu badai jika hujan tidak kunjung reda. Mendengar alasan Siap Selem, Meng Kuwuk pun langsung setuju dan mengizinkan mereka untuk berteduh di rumahnya.
Naluri I Siap Selem segera merasakan ada sesuatu yang tidak beres. Wajah Meng Kuwuk tampak terlalu ramah. Namun, hujan yang semakin deras membuat I Siap Selem tidak punya pilihan lain. Dengan sedikit keraguan, ia memutuskan untuk menerima tawaran Meng Kuwuk. Anak-anak ayam yang lain tampak lega setelah menemukan tempat berteduh, namun mata I Siap Selem terus mengamati Meng Kuwuk dengan penuh waspada. Sementara Meng Kuwuk berpura-pura ramah, di dalam kepalanya rencana jahat sudah disusun. Meng Kuwuk berencana untuk memasak anak-anak ayam I Siap Selem, saat mereka lengah dan lepas dari pengawasan.
I Doglagan dan Siap Selem membuat rencana (Sumber: Koleksi Pribadi)
Malam semakin larut, dan hujan masih belum reda. Namun, I Siap Selem tahu bahwa ia tidak bisa tinggal lebih lama di rumah Meng Kuwuk. Ancaman kematian sudah jelas di depan mata. Ia mulai menyusun rencana untuk melarikan diri bersama anak-anaknya. Satu per satu anak-anak ayamnya dibisikkan agar bersiap-siap untuk kabur. Saat kesempatan muncul, anak ayam pertama segera terbang melewati pagar rumah Meng Kuwuk. Anak ayam kedua segera mengikuti, lalu anak ketiga, dan seterusnya.
Hanya tersisa I Siap Selem dan I Doglagan yang masih di dalam rumah. Namun, sebuah masalah muncul. I Doglagan belum bisa terbang dengan baik. Sayapnya yang masih lemah membuatnya tidak bisa melompati pagar seperti saudara-saudaranya. I Siap Selem merasa bimbang. Ia tidak ingin meninggalkan I Doglagan, tetapi tidak ada cara lain untuk membawa anak bungsunya itu keluar. Dengan berat hati, I Siap Selem mendekati I Doglagan dan berbisik, bahwa dia harus pergi dan percaya bahwa I Doglagan bisa memperdaya Meng Kuwuk karena I Doglagan merupakan anak yang paling cerdik. I Doglagan yang masih kecil merasa ketakutan, tetapi ia tahu bahwa dirinya harus mengandalkan kecerdikannya. Malam semakin larut, dan hujan akhirnya mulai mereda.
Meng Kuwuk menggigit batu yang menyerupai I Doglagan (Sumber: Koleksi Pribadi)
Meng Kuwuk, yang sudah tidak sabar lagi, mulai bergerak menuju tempat keluarga ayam berteduh. Di dalam hatinya, ia yakin bahwa saat itu adalah waktu yang tepat untuk memangsa mereka. Namun, saat Meng Kuwuk mendekati tempat di mana ia yakin keluarga ayam beristirahat, ia melihat bayangan-bayangan yang menyerupai ayam. Tanpa berpikir panjang, ia menerkam bayangan tersebut. Dengan segenap kekuatannya, Meng Kuwuk menggigit objek yang ia kira adalah I Siap Selem dan anak-anaknya. Tetapi, apa yang ia gigit bukanlah daging ayam yang lembut. Batu-batu keraslah yang ia terkam.
Gigi-gigi Meng Kuwuk langsung patah, dan rasa sakit yang luar biasa segera menjalar ke seluruh tubuhnya. Dari sudut ruangan, I Doglagan yang telah bersembunyi melihat kejadian itu merasa senang rencananya telah berhasil.