Pengelukatan Siwa Melahangge: Pengelukatan Dengan Patung Dewa Siwa Terbesar
Pengelukatan Siwa Melahangge, yang terletak di Desa Suwat, Kabupaten Gianyar, semakin menjadi tempat yang ramai dikunjungi, tidak hanya oleh umat Hindu Bali tetapi juga wisatawan asing. Tempat ini diyakini memiliki kekuatan penyembuhan baik secara medis maupun non medis, serta menjadi tempat pemujaan bagi pasangan suami istri yang berharap mendapatkan anugerah keturunan. Pengelukatan ini terdiri dari tujuh pancuran yang berasal dari mata air klebutan, dengan Pancoran Ken Sulasih sebagai salah satu yang paling selatan. Legenda menyebutkan bahwa Ken Sulasih adalah seorang bidadari yang pernah menikah dengan manusia, menjadikannya sebagai simbol harapan untuk mendapatkan keturunan. Ritual pengelukatan melibatkan minum air dari tujuh pancuran sebanyak tujuh kali, disertai dengan penghantaran persembahan sebagai ungkapan rasa syukur.

Pengelukatan Siwa Melahangge adalah suatu tempat air mata suci yang terletak di Desa Suwat, Kabupaten Gianyar, Bali, Indonesia. Tempat ini dikenal sebagai tempat pangelukatan yang diyakini memiliki kekuatan spiritual, terutama dalam penyembuhan medis dan non medis, serta sebagai tempat untuk memohon anugerah keturunan. Pengelukatan ini terdiri dari tujuh pancuran yang berasal dari mata air klebutan. Ritual pangelukatan dapat dilakukan dengan minum air dari tujuh pancuran sebanyak tujuh kali. Menurut cerita legenda yang berkembang, salah satu pancuran, yaitu Pancoran Ken Sulasih memiliki kisah nya tersendiri. Ken Sulasih, seorang bidadari yang pernah menikah dengan seorang manusia. Kisah ini menjadi landasan keyakinan bahwa bidadari ini memberikan berkah keturunan. Terutama, Pancoran Ken Sulasih yang berada di ujung selatan pengelukatan yang sangat disukai oleh anak-anak. Tempat ini dianggap sebagai tempat yang khusus untuk memohon anugerah keturunan.
Lingga Yoni (Sumber: Koleksi Pribadi)
Pengelukatan ini tidak muncul begitu saja, terdapat sejarah panjang yang menjadikan nya sebagai tempat pengelukatan Siwa Melahangge yang kita kenal saat ini. pada zaman dahulu tempat pengelukatan ini awalnya hanya sebuah sungai yang digunakan masyarakat desa adat Suwat untuk keperluan sehari-hari, namun air pada sungai tersebut dipercayai memiliki energi dewa Siwa yang membuat air tersebut lebih berkhasiat dibandingkan dengan air sungai pada umumnya. konon, saking bagusnya kualitas air di lokasi ini membuat para raja banyak meminta air dari sana, karena dipercaya akan menyehatkan dan mampu menghilangkan segala mala atau keletehan. Namun puncak dari terciptanya pengelukatan Siwa Melahangge ini adalah saat seorang penekun spiritual datang dengan tujuan mencari senjata-senjata suci yang dipercayai berada di sekitar Pengelukatan Siwa Melahangge. Singkatnya sang penekun spiritual berhasil menemukan senjata trisula, senjata yang dikaitkan dengan Dewa Siwa. Namun, perjalanan senjata trisula ini tidak berakhir di Pengelukatan Siwa Melahangge. Ketika dibawa ke Pecatu, Nusa Dua, senjata tersebut justru menimbulkan kegelisahan. Seperti senjata itu menolak meninggalkan asalnya, dan akhirnya dikembalikan ke tempat awalnya. Kabar ini menyebar dengan cepat, banyak para penekun spiritual datang ke tempat tersebut hanya untuk merasakan energi yang di pancarkan oleh sungai ini. akhirnya, akibat kejadian ini masyarakat Suwat akhirnya sepakat untuk mengubah sungai tersebut menjadi tempat pengelukatan yang dinamai pengelukatan Siwa Melahangge.
Patung Dewa Siwa (Sumber foto: Koleksi Penulis)
Tidak Lupa juga, karena tempat pengelukatan tersebut memiliki energi dewa Siwa yang besar, masyarakat Suwat akhirnya sepakat juga untuk membangun sebuah patung dewa Siwa dilokasi areal tempat pengelukatan tersebut. proses pembuatan patung ini melibatkan serangkaian upacara spiritual yang melibatkan tokoh-tokoh spiritual lokal dan mancanegara, bahkan lokasi pemilihan tempat patung ini tidaklah sembarangan, banyak pertimbangan dalam segi spiritual hanya untuk pemilihan tempat pembangunan patung ini. Hingga pada akhirnya pembuatan patung ini dapat diselesaikan, dan hingga kini patung tersebut berdiri megah di tempat pengelukatan Siwa Melahangge. Kepala Desa Adat Suwat, Ngakan Putu Sudibya, menjelaskan bahwa patung dewa Siwa ini merupakan patung dewa Siwa terbesar di Indonesia dalam versi duduknya.
Papan Petunjuk Menuju Pengelukatan Siwa Melahangge (Sumber foto: Koleksi Penulis)
Sejak berdirinya Pengelukatan Siwa Melahangge, banyak para pengunjung yang datang ke tempat ini, mulai dari pengunjung domestik hingga mancanegara. menurut Pamangku Pura Dalem Desa Adat Suwat, Jro Mangku Gede, Pengelukatan Siwa Melahangge tidak terbatas pada agama Hindu saja, pengelukatan ini memang dibuat untuk khalayak umum, diperuntunkan bagi mereka semua yang ingin mencoba melakukan pengelukatan di tempat ini. Pengelukatan Siwa Melahangge di Desa Adat Suwat bukan sekadar tempat pengelukatan suci, melainkan titik pertemuan antara spiritualitas dan keindahan alam, yang terus memancarkan daya tariknya kepada siapa pun yang mengunjunginya.