Pura Kereban Langit: Pura Yang Dipercaya Sebagai Tempat Memohon Keturunan di Bali

Bali memiliki banyak pura yang menarik untuk dikunjungi, salah satunya adalah Pura Kereban Langit. Pura Kereban Langit adalah salah satu pura yang terletak di Desa Sading, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, Bali. Pura ini memiliki keunikan karena berada di dalam sebuah goa yang berlubang pada bagian atasnya, sehingga sebagian ruangan pura beratapkan langit. Pura ini juga memiliki sejarah yang erat kaitannya dengan kelahiran raja kembar buncing Sri Masula-Masuli, yang merupakan penguasa kerajaan Bali Kuno pada abad ke-14 Masehi. Pura ini menjadi tempat yang banyak dikunjungi oleh umat Hindu, terutama pasangan suami istri yang ingin memohon keturunan.

Pura Kereban Langit adalah sebuah pura Dang Kahyangan dan pura umum, jadi semua orang yang beragama hindu bisa bersembahyang kesini tanpa mengenal kasta dan kawitan. Nama pura ini berasal dari kata “kereb” yang artinya atap, sehingga diartikan sebagai pura beratapkan langit. Pura ini juga memiliki latar belakang yang unik dan dipercaya bisa memberikan anugerah bagi orang-orang yang memerlukan bantuan dengan permohonan yang tulus ikhlas, khusyuk, dan keyakinan yang tinggi.

Pura Kereban Langit diperkirakan sudah ada sejak tahun 923 sebelum Masehi atau tahun 1001 Masehi.  Tidak ada catatan pasti tentang siapa yang membangun Pura Kereban Langit. Namun, menurut cerita rakyat setempat, pura ini dibangun oleh seorang pertapa yang tinggal di dalam goa tersebut. Pertapa ini dikenal sebagai orang yang sakti mandraguna dan memiliki ilmu pengetahuan yang luas.

Gapura Pura Kereban Langit (Sumber Photo : Koleksi Redaksi)

Pura Kereban Langit dibangun sebagai tempat suci bagi umat Hindu di Bali. Selain itu, pura ini juga memiliki fungsi khusus sebagai tempat memohon keturunan. Hal ini berkaitan dengan sejarah kelahiran Sri Masula-Masuli, raja kembar buncing yang merupakan penguasa kerajaan Bali Kuno pada abad ke-14 Masehi. Menurut cerita rakyat setempat, ayah mereka yakni Sri Jayakasunu, cukup lama tidak memiliki keturunan. Berbagai upaya dilakukan, sampai akhirnya mendapatkan petunjuk agar mencari tirta salaka atau air suci di sebuah goa. Kemudian dikirimlah utusan untuk mencari tirta tersebut. Sampailah utusan tersebut di goa tempat Pura Kereban Langit berada. Ketika memasuki goa tersebut, utusan raja tersebut menemukan mata air, utusan itu yakin bahwa air dalam gua itu adalah tirta salaka yang dimaksud. Diambilnya air itu kemudian diberikan kepada raja. Setelah diminum oleh raja dan permaisurinya, tidak lama kemudian mereka dikaruniai anak kembar buncing yang diberi nama Sri Masula-Masuli. Anak-anak itu kemudian tumbuh menjadi raja yang bijaksana dan adil.

Taman Beji Pura kereban Langit (Sumber Photo : Koleksi Redaksi)

Pura ini memiliki nilai sejarah dan kepercayaan yang tinggi bagi masyarakat Bali. Mereka percaya bahwa pura ini adalah tempat untuk memohon keturunan, menolak energi negatif, dan menyembuhkan berbagai penyakit dengan tirta selaka yang ada di dalam pura ini. Untuk mendapatkan tirta selaka, orang-orang biasanya melakukan melukat terlebih dahulu di taman beji yang terletak di depan pura ini. Melukat bertujuan untuk membersihkan jiwa dari pikiran kotor, jenuh, dan pengaruh ilmu hitam agar kita bisa menjadi lebih tenang, nyaman, dan damai. Setelah melukat, kita baru diperkenankan masuk ke bagian dalam pura dan melakukan persembahyangan untuk mendapatkan tirta selaka tersebut.

Arca dan Relief di pura Kereban Langit (Sumber Photo : Koleksi Redaksi)

Pura ini menjadi tempat wisata spiritual dan budaya bagi umat Hindu maupun pengunjung lainnya karena keindahan alam dan arsitektur yang unik dan menarik, disekitaran pura terdapat juga arca dan patung-patung khas purbakala. Beberapa arca yang terdapat di pura ini berjumlah total 6 buah menurut dinas kebudayaan kabupaten Badung. Relief yang terdapat di pura ini menggambarkan tokoh pewayangan yang diperkirakan itu adalah Arjuna dalam epos Mahabharata menurut Jro mangku Witera. Arca dan relief di Pura Kereban Langit ini memiliki nilai seni dan budaya yang tinggi, serta menjadi saksi bisu dari perkembangan peradaban di pulau Bali sehingga pura Keraban langit ini di nobatkan sebagai cagar budaya oleh dinas kebudayaan kabupaten Badung.

Pura Kereban Langit memiliki keindahan yang menawan karena lokasinya yang unik dan alami. Pura ini menawarkan pemandangan yang berbeda dari pura-pura lainnya di Bali. Pura ini terletak di dalam gua yang memiliki lubang besar di atasnya, sehingga sinar matahari bisa masuk dan menerangi bagian dalam gua. Pura ini juga memiliki arsitektur yang khas dengan hiasan arca dan patung-patung purbakala. Suasana pada pura sangatlah damai dan hening, cocok untuk bermeditasi dan merenungkan hidup. Dikelilingi oleh pepohonan hijau dan sungai Campuhan yang mengalir di sebelahnya, menambah kesegaran dan kesejukan udara di sekitar pura.

Untuk berkunjung ke Pura Kereban Langit, pengunjung harus mengikuti aturan dan tata cara yang berlaku di pura Hindu pada umumnya. Pengunjung harus mengenakan pakaian yang sopan dan menutupi aurat, serta memakai kain dan selendang sebagai tanda hormat. Pengunjung juga harus membersihkan diri terlebih dahulu sebelum memasuki area pura, misalnya dengan meminta tirta pengelukatan kepada pemangku yang berada disana. Pengunjung juga harus menjaga kesucian dan ketenangan hati saat berada di dalam pura, serta tidak mengganggu aktivitas persembahyangan atau upacara yang sedang berlangsung. Pengunjung juga dilarang untuk mengambil foto atau merekam video di dalam pura tanpa izin dari pemangku pura Kereban Langit.