Rejang Dewa, Tarian Sebagai Persembahan Suci Menyambut Para Dewa yang Turun Ke Bumi

Rejang Dewa merupakan tarian sakral yang biasanya di tarikan pada saat ritual-ritual suci dan dipentaskan sebagai tarian awal sebelum pertunjukan tarian lainnya dimulai dan sebelum ritual sembahyang dimulai. Makna tari Rejang Dewa ini secara keseluruhan adalah simbol kesejahteraan, kemakmuran, keselamatan, dan kesucian bagi umat beragama Hindu, serta sebagai bentuk penghormatan kepada Dewa.

Oct 5, 2023 - 17:24
Sep 25, 2023 - 18:06
Rejang Dewa, Tarian Sebagai Persembahan Suci Menyambut Para Dewa yang Turun Ke Bumi
Tarian Rejang Dewa ( Sumber Foto : Koleksi Pribadi)

"Tarian Rejang Dewa" adalah tarian tradisional sekaligus sakral yang berasal dari Bali. Tarian ini khusus bagi perempuan dan sebagai simbol menyambut kedatangan Para Dewa. Rejang Dewa termasuk dalam "Tari Wali" atau tari yang dipentaskan untuk mengiring upacara yadnya.

Selain berperan sebagai bagian dari warisan budaya, tarian ini juga diyakini mengandung nilai-nilai penting, terutama nilai-nilai spiritual. Oleh karena itu, tarian ini dianggap suci dan dilakukan dengan penuh rasa pengabdian. Tarian ini hanya boleh ditarikan bagi perempuan yang belum mengalami masa "pubertas" atau "menstruasi" dan ditarikan secara berkelompok. Bisa sampai 10 - 20 penari Rejang Dewa.

Gamelan Bali yang mengiringi tarian ini pun memiliki iringan dan alunan musik yang khas. Dikarenakan gerakan tarian Rejang Dewa ini memiliki gerakan yang berulang dan lembut. Dengan mengikuti tempo musik, tarian ini ditarikan ke kanan dan ke kiri sambil perlahan maju kedepan kemudian melingkar dan saling memainkan selendang layaknya sedang menyambut sesuatu. Seperti maknanya yang menggambarkan menyambut kedatangan dan penghormatan kepada para Dewa yang turun ke Bumi.

Tarian Rejang Dewa (Sumber Foto : Koleksi Pribadi)

Busana para penari Rejang Dewa biasanya didominasikan berwarna putih dan kuning. Bagian yang paling penting dari busana penari tersebut adalah selendang yang diikatkan pada bagian dada penari dan mahkota yang berbentuk unik dengan hiasan-hiasan dan rangkaian bunga yang biasanya menggunakan bunga gemitir. Riasan wajah penari dibuat secara natural dan sederhana tidak seperti tarian Bali pada umumnya yang mencolok dengan warna terang.

Tari Rejang Dewa tetap bertahan hingga saat ini dalam perkembangannya. Selain menjadi aspek dari warisan budaya, tarian ini juga memiliki peran penting dalam upacara keagamaan umat Hindu di Bali. Tari Rejang Dewa sampai saat ini masih ditarikan disetiap adanya ritual-ritual suci, sehingga bisa diajarkan dari generasi ke generasi, dan kemahiran menari tidak berhenti begitu saja.