Rumah Topeng dan Wayang Setia Darma: Permata Seni Wayang dan Topeng di Gianyar
Rumah Topeng dan Wayang Setia Darma di Ubud, Bali, adalah museum unik yang memadukan keindahan alam dengan kekayaan budaya. Didirikan oleh Hadi Santoyo pada tahun 1996, museum ini menampilkan lebih dari 1.300 topeng dan 6.000 wayang dari Indonesia dan berbagai negara, menjadikannya tempat edukasi budaya yang tak ternilai. Dengan tujuh bangunan Joglo yang indah, suasana sejuk dan asri, serta koleksi topeng dan wayang dari berbagai belahan dunia, museum ini juga menjadi pusat pelestarian seni tradisional.
Bali, yang dikenal sebagai Pulau Dewata, tidak hanya memikat wisatawan karena keindahan alam dan pantainya, tetapi juga karena kekayaan budaya dan tradisinya yang kental. Salah satu elemen penting dari kekayaan budaya Bali adalah kesenian tari dan pementasan tradisionalnya yang begitu beragam. Untuk menjaga warisan budaya ini agar tetap lestari, muncul berbagai upaya pelestarian, salah satunya adalah Rumah Topeng dan Wayang Setia Darma, yang berdiri megah di tengah keasrian alam Ubud.
Terletak di Jalan Tegal Bingin Mas, Banjar Tengkulak Tengah, Desa Kemenuh, Sukawati, Gianyar, museum ini merupakan wujud nyata kepedulian terhadap seni dan tradisi Nusantara. Rumah Topeng dan Wayang Setia Darma didirikan oleh Hadi Santoyo, seorang pengusaha asal Malang yang memiliki kecintaan mendalam terhadap budaya Indonesia. Sejak tahun 1996, museum ini berdiri untuk memberikan edukasi kepada masyarakat lokal dan wisatawan asing mengenai seni topeng dan wayang, dua warisan budaya Indonesia yang mendunia.
Joglo Boma (Sumber : Koleksi Pribadi)
Sejarah dan Keunikan Arsitektur
Mulai mengoleksi topeng dan wayang pada tahun 2004, museum ini berdiri di atas lahan yang luas dan hijau, dengan nuansa alam yang sejuk berkat pepohonan rindang yang mengelilingi area museum. Salah satu daya tarik utama dari Rumah Topeng dan Wayang Setia Darma adalah arsitekturnya yang unik, dimana bangunan utama berupa Rumah Joglo, rumah adat tradisional Jawa yang dihias dengan ornamen khas Bali. Hal ini menciptakan perpaduan estetika antara budaya Jawa dan Bali, sebuah simbol dari keberagaman budaya Indonesia.
Terdapat tujuh bangunan Joglo di kompleks ini yang menyimpan koleksi topeng dan wayang dari berbagai penjuru Nusantara dan dunia. Joglo-joglo tersebut diberi nama sesuai dengan asal dan ciri khasnya, seperti Joglo Senori, Joglo Keben, Joglo Pelumpang, Joglo Boma, Joglo Bojonegoro, Joglo Biru, dan Joglo Paviliun Jepang. Salah satu yang paling menarik perhatian adalah Joglo Boma, sebuah rumah joglo dari Demak yang seluruh bagiannya terbuat dari kayu jati. Joglo ini dicat dengan warna kuning cerah yang dikenal sebagai “pari anom” dalam budaya Jawa, dilengkapi aksen hijau tua yang melambangkan kemakmuran.
Topeng - Topeng yang Dipajang di Museum Setia Darma (Sumber : Koleksi Pribadi)
Koleksi yang Mengagumkan
Rumah Topeng dan Wayang Setia Darma memiliki lebih dari 1.300 topeng dan 6.000 wayang yang dipamerkan. Koleksi ini bukan hanya berasal dari Indonesia, tetapi juga dari berbagai belahan dunia. Koleksi lokal meliputi berbagai jenis wayang dan topeng dari Bali seperti Wayang Kulit Bali Cupak - Gerantang, karya I Wayan Nartha, Wayang Kulit Bali Gambuh, Wayang Kulit Babad, serta Topeng Jero Gede, dan Topeng Jero Luh. Selain itu, terdapat juga Barong Bali, dan boneka Raja Bali dan Maling Sakti.
Wayang dan Alat Musik Tradisional yang Digunakan dalam Pementasan Wayang (Sumber : Koleksi Pribadi)
Namun, museum ini juga menyimpan koleksi internasional yang tak kalah menarik. Ada topeng dari berbagai negara seperti Tiongkok, Jepang, Meksiko, Italia, Sri Lanka, Laos, Vietnam, hingga dari beberapa negara di Benua Afrika. Wayang pun tidak ketinggalan; beberapa koleksi berasal dari negara-negara seperti Malaysia, India, hingga Jepang. Setiap koleksi dipajang dengan rapi, dilengkapi narasi yang menjelaskan asal-usul serta makna filosofis dari topeng dan wayang tersebut.
Wayang Gaet dari Hok Kian - Cina (Sumber : Koleksi Pribadi)
Bagi para pengunjung, berkeliling di Rumah Topeng dan Wayang Setia Darma adalah seperti memasuki dunia magis yang penuh dengan cerita dan sejarah. Beragam topeng dan wayang dengan anatomi, warna, ekspresi, serta filosofi yang unik dari setiap daerah dan negara membuat setiap sudut museum ini menjadi tempat untuk belajar dan mengagumi kekayaan budaya. Tidak hanya menjadi pusat edukasi, tempat ini juga menyuguhkan pengalaman estetis yang menenangkan, berkat suasana alam yang hijau dan sejuk.
Wayang Ketoprak - Jawa Tengah (Sumber : Koleksi Pribadi)
Selain menjadi rumah bagi ribuan koleksi, Rumah Topeng dan Wayang Setia Darma juga memiliki fasilitas lainnya seperti wantilan, open stage, dan gedung besar yang terbuat dari kayu jati, digunakan untuk pementasan seni. Museum ini sering menjadi tempat pagelaran seni, seperti pementasan wayang, drama musikal, dan pertunjukan seni tradisional lainnya. Karena keindahannya, museum ini juga beberapa kali menjadi tempat acara-acara pernikahan, menawarkan latar yang eksotis dan asri.
Menariknya, museum ini dikelola secara swadaya dan tidak memungut biaya masuk. Pengunjung bebas datang dan menikmati koleksi budaya tanpa beban, meskipun museum menyediakan opsi bagi pengunjung yang ingin memberikan donasi untuk membantu pemeliharaan tempat ini. Rumah Topeng dan Wayang Setia Darma buka setiap hari dari pukul 08:00 hingga 16:00, menawarkan tempat peristirahatan dan edukasi budaya yang menyenangkan di tengah kesejukan Ubud.
Rumah Topeng dan Wayang Setia Darma bukan hanya sebuah museum, tetapi juga cerminan dedikasi untuk melestarikan kebudayaan Indonesia. Dengan setiap koleksi yang dipajang, museum ini mengajarkan kita untuk mencintai dan menjaga warisan nenek moyang kita, agar seni tradisional tetap hidup dan dapat dinikmati oleh generasi-generasi berikutnya.