Ekowisata Subak Sembung : Berjalan di Tengah Hamparan Sawah Nan Luas
Warga Denpasar, terutama di kawasan Peguyangan, Denpasar Utara, Bali, memiliki tempat wisata berbasis lingkungan atau disebut dengan ekowisata yang terletak di tengah kota. Warga di pinggiran Denpasar telah dapat menikmati kesempatan langka untuk berjalan-jalan di tengah hamparan sawah yang luas, menghadirkan pengalaman wisata yang unik dan menyegarkan di tengah keramaian perkotaan.
Bali, sebuah pulau yang dikenal dengan keindahan alamnya, tempat ekowisata yang menarik yang terletak di kawasan Peguyangan, Denpasar Utara. Tempat ini tidak hanya menawarkan destinasi wisata yang menarik, tetapi juga dapat digunakan sebagai lokasi jogging, serta memberikan kesempatan untuk menikmati suasana jalan-jalan di tengah hamparan sawah yang luas dan hijau.
Tempat Ekowisata yang menarik ini dikenal dengan nama Subak Sembung dan telah menjadi daya tarik bagi pengunjung warga sekitar maupun wisatawan dari luar pulau. Ekowisata ini bukan hanya destinasi wisata yang memukau, tetapi juga berperan sebagai upaya untuk menjaga kelestarian lingkungan di Denpasar. Area persawahan yang luas ini mencapai sekitar 115 hektar, yang telah diubah fungsinya menjadi tempat wisata yang memungkinkan pengunjung untuk membeli sayuran segar serta menikmati area jogging yang nyaman.
Subak Sembung awalnya dibangun dengan tujuan meningkatkan perekonomian petani. Sebelum bertransformasi menjadi Ekowisata Subak Sembung, para petani di Kelurahan Peguyangan ini tergabung dalam kelompok pengelola irigasi, yang dikenal sebagai subak, dan mereka mendapatkan bantuan serta pendampingan dari Badan Lingkungan Hidup (BLH) Denpasar serta Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup (PPLH) Udayana. Namun, upaya pendampingan ini sempat terhenti, hingga akhirnya dilanjutkan oleh sebuah lembaga nonpemerintah yang dikenal sebagai PPLH Bali. PPLH Bali dengan gigih melaksanakan berbagai upaya untuk mengubah Subak Sembung menjadi sebuah kelompok wisata yang solid dan profesional. Jadi Subak Sembung ada sejak tahun 2014.
Area jogging ini berupa paping yang memiliki lebar sekitar 2 meter dan panjangnya berkisar antara 1 hingga 3 kilometer, dibangun dengan pola melingkar di tengah areal sawah yang indah. Di sepanjang pinggir area jogging ini, terdapat saluran air yang mengalir dengan lancar sebagai pembatas, serta berfungsi untuk mengairi sawah sekitarnya. Para pengunjung sering memanfaatkan area jogging ini untuk berolahraga atau sekadar berjalan santai sambil menikmati udara segar yang menyegarkan. Areal jogging di Subak Sembung mengikuti alur sawah yang memikat. Ketika memasuki Subak Sembung, jalan awalnya datar, namun semakin Anda menjelajahi lebih dalam, Anda akan menemui turunan serta jalan menanjak yang tidak terlalu curam. Setelah itu, jalan akan kembali datar, menciptakan pengalaman berjoging yang beragam dan menarik bagi para pengunjung. Selain itu, di Ekowisata Subak Sembung juga terdapat gazebo yang tersebar di tepi sawah, menyediakan tempat beristirahat yang nyaman bagi pengunjung. Gazebo-gazebo ini memungkinkan pengunjung untuk bersantai sambil menikmati pemandangan sawah yang indah.
Area Jogging Subak Sembung (Sumber Photo: Koleksi Redaksi)
Selain untuk berolahraga atau sekadar jalan-jalan menikmati pemandangan sawah yang indah, para pengunjung juga memiliki kesempatan untuk membeli sayuran yang baru dipanen oleh para petani. Beberapa warung yangdibuka oleh para petani untuk menjual produk pertanian mereka kepada para pengunjung. Bahkan, ada beberapa yang berjualan langsung di pinggir area jogging. Jadi, tidak hanya terjangkau dari segi harga, namun sayuran yang dijual oleh petani di lokasi ini juga lebih segar dibandingkan dengan yang tersedia di tempat lain. Di Ekowisata Subak Sembung, Anda bisa merasakan sensasi unik berbelanja langsung dari petani yang merawat dan menghasilkan sayur-sayuran segar ini.
Ekowisata Subak Sembung juga merupakan upaya penting dalam menjaga kelestarian lingkungan, serta berperan dalam menyelamatkan lahan sawah dan mencegah potensi banjir. Kawasan sawah di Peguyangan adalah salah satu contoh lahan hijau yang masih terjaga di ibu kota Provinsi Bali ini. Menurut data yang disajikan oleh Pemkot Denpasar, luas lahan sawah yang tersisa di Denpasar saat ini hanya sekitar 2.506 hektar. Alih fungsi lahan di Denpasar tergolong paling cepat dibandingkan dengan daerah lainnya, seperti Gianyar, Bangli, dan Karangasem. Hal ini terjadi karena posisinya sebagai ibu kota yang membuat lahan terbuka Denpasar dengan cepat berubah menjadi kawasan perumahan.
Ketika mengunjungi tempat ini saat liburan, tidak hanya dapat berekreasi, namun dalam waktu yang sama, kunjungan ke sini juga merupakan bentuk dukungan aktif terhadap pelestarian lingkungan di Denpasar, membantu menjaga hamparan sawah yang berharga dan meminimalkan risiko banjir. Ekowisata Subak Sembung sangat cocok dijadikan salah satu destinasi wisata utama saat berkunjung ke Kota Denpasar. Di sini, pengunjung dapat merasakan pesona keindahan sawah yang luas sambil menikmati beragam jajanan khas Bali yang lezat. Hingga saat ini, Pemerintah Kota Denpasar terus berupaya keras untuk mengembangkan sektor pariwisata, termasuk ekowisata, dengan Subak Sembung menjadi salah satu contoh nyata dari upaya tersebut.