Khasiat Brotowali sebagai Obat Rematik dan Peningkat Stamina dalam Lontar Usadha Rukmini

Brotowali merupakan tanaman merambat dengan rasa pahit yang telah lama digunakan dalam pengobatan tradisional khas Bali. Tanaman ini dikenal karena khasiatnya dalam mengatasi berbagai penyakit, terutama sebagai obat rematik dan peningkat stamina. Penggunaan brotowali tercatat dalam naskah-naskah lontar usadha Bali, di mana tanaman ini dianggap sebagai salah satu ramuan penting untuk menjaga kesehatan dan keseimbangan energi tubuh.

Oct 19, 2024 - 15:16
Oct 20, 2024 - 17:14
Khasiat Brotowali sebagai Obat Rematik dan Peningkat Stamina dalam Lontar Usadha Rukmini
Daun Brotowali (sumber : koleksi pribadi)

Brotowali (Tinospora crispa) telah dikenal sebagai salah satu tanaman obat tradisional yang banyak dimanfaatkan di berbagai daerah di Indonesia, terutama Bali. Dalam tradisi Bali, khasiat tanaman ini terekam dalam berbagai naskah lontar usadha (pengobatan tradisional Bali), disebutkan dalam Lontar Usadha Rukmini. Dalam lontar ini, tanaman Brotowali disebut sebagai salah satu tanaman obat yang efektif untuk mengatasi berbagai keluhan, terutama untuk rematik dan meningkatkan stamina.

Lontar Usadha Rukmini merupakan salah satu teks kuno yang berisi berbagai macam resep pengobatan tradisional Bali, mencakup berbagai bahan alami seperti tanaman, akar, dan rempah. Dalam teks ini, brotowali tidak hanya dikenal karena kemampuannya mengatasi rematik, tetapi juga sebagai tonik yang dapat meningkatkan vitalitas tubuh. 

Daun brotowali memiliki sejumlah khasiat yang bermanfaat bagi kesehatan. Salah satu fungsi utamanya adalah sebagai antiinflamasi dan analgesik alami, yang membantu meredakan nyeri dan peradangan, terutama pada penderita rematik atau artritis. Selain itu, daun brotowali juga dikenal memiliki sifat antipiretik yang efektif untuk menurunkan demam. Dalam pengobatan tradisional, daun ini sering digunakan untuk memperbaiki pencernaan, meningkatkan nafsu makan, dan membantu detoksifikasi tubuh. Sifat antimikroba daun brotowali juga menjadikannya efektif dalam mengatasi infeksi kulit serta mempercepat penyembuhan luka.

Rematik adalah kondisi peradangan yang menyebabkan nyeri pada sendi dan otot. Dalam pengobatan tradisional, rematik sering dikaitkan dengan aliran energi tubuh yang tidak lancar serta penumpukan angin dalam tubuh. Brotowali dikenal karena sifat antiinflamasi dan analgesiknya, yang membuatnya efektif dalam mengatasi gejala rematik. Dalam Lontar Usadha Rukmini, brotowali digunakan sebagai bahan utama dalam ramuan rematik. Sifat pahit dari brotowali diyakini membantu membersihkan darah, melancarkan aliran energi, dan meredakan peradangan di dalam tubuh.

Selain untuk pengobatan rematik, Lontar Usadha Rukmini juga mencatat brotowali sebagai tonik alami yang dapat membantu meningkatkan stamina dan vitalitas tubuh. Brotowali dipercaya mampu memperkuat daya tahan tubuh, memperbaiki metabolisme, serta menghilangkan rasa lelah. Rasa pahitnya diyakini dapat menstimulasi sistem pencernaan, meningkatkan penyerapan nutrisi, dan mendetoksifikasi tubuh.

Brotowali bekerja dengan merangsang sistem imun, mengatasi kelelahan, dan memulihkan energi yang hilang setelah aktivitas berat atau kondisi yang melemahkan tubuh. Sebagai tonik, brotowali biasa dikonsumsi secara teratur untuk menjaga keseimbangan energi.

Batang Brotowali (sumber : koleksi pribadi)

Brotowali dalam tradisi Bali tidak hanya dimanfaatkan sebagai obat fisik, tetapi juga memiliki makna spiritual. Dalam Lontar Usadha Rukmini, brotowali sering kali dikaitkan dengan pembersihan tubuh secara menyeluruh, baik secara fisik maupun energi. Ini mencerminkan keyakinan bahwa kesehatan fisik erat kaitannya dengan keseimbangan energi dalam tubuh.

Beberapa ritual penyucian atau "pebersihan" di Bali juga menggunakan ramuan berbasis tanaman seperti brotowali untuk membantu memurnikan tubuh dari energi negatif. Hal ini menunjukkan bahwa brotowali tidak hanya dipandang sebagai tanaman obat, tetapi juga sebagai bagian dari penyembuhan holistik yang mencakup fisik, mental, dan spiritual.

Adapun bunyi dari lontar tersebut yakni "Sarining raga, wit bratawali pinaka usadhaning sarwa nginih, sakawit ring sela tan ngaji, pujut ning kadi kasakit wetuning getih. Bratawali ambekasa, pinaka pangentas wong tan lena, rasa pahit pinaka manggih jagadhita, nguripin sarira, sareng sami dosa karuh ulah ning bumi." yang memiliki arti "Esensi dari tubuh, tanaman brotowali sebagai obat segala nyeri, sejak dahulu dipercaya menyembuhkan, menghilangkan sakit yang berasal dari darah yang kotor. Brotowali sangat bermanfaat, sebagai penawar bagi mereka yang lemah, rasa pahitnya membawa kesejahteraan, menghidupkan tubuh, serta membersihkan segala kesalahan yang terjadi di dunia."

Berikut adalah langkah-langkah dalam membuat minuman Brotowali untuk obat rematik dan penambah stamina:

Bahan-bahan:

- 2 batang Brotowali (panjang sekitar 10-15 cm)

- 3 gelas air

- Madu atau gula aren secukupnya (untuk mengurangi rasa pahit)

Bahan-bahan untuk Minuman Brotowali (Sumber : koleksi pribadi)

Langkah-langkah:

  1. Cuci bersih Brotowali
    Pastikan batang Brotowali dicuci bersih dari kotoran dan debu yang menempel.

  2. Potong Brotowali
    Potong batang Brotowali menjadi beberapa bagian agar lebih mudah diolah.

  3. Rebus Brotowali
    Masukkan potongan Brotowali ke dalam panci, tambahkan 3 gelas air, dan rebus dengan api kecil hingga air berkurang menjadi sekitar 1 gelas. Proses ini biasanya memakan waktu 20-30 menit.

  4. Saring air rebusan
    Setelah matang, saring air rebusan Brotowali untuk memisahkan batangnya.

  5. Tambahkan pemanis (opsional)
    Karena Brotowali terkenal pahit, kamu bisa menambahkan madu atau gula aren sesuai selera untuk mengurangi rasa pahit.

  6. Sajikan
    Minum air rebusan Brotowali ini selagi hangat untuk efek yang lebih optimal.

Minuman Brotowali (Sumber : koleksi pribadi)

Sebagai kesimpulan, brotowali memiliki khasiat luar biasa sebagai obat rematik dan peningkat stamina dalam pengobatan tradisional Bali, khususnya yang tercatat dalam Lontar Usadha Rukmini. Tanaman ini tidak hanya dikenal karena kemampuannya mengatasi nyeri sendi dan peradangan, tetapi juga sebagai tonik alami untuk memperbaiki vitalitas dan energi tubuh. Dengan resep yang mudah diolah, brotowali tetap relevan sebagai salah satu obat herbal alami yang banyak digunakan hingga kini.

Dengan tetap menghargai warisan tradisi ini, kita dapat memanfaatkan kekayaan alam yang tersedia di sekitar kita untuk menjaga kesehatan dan keseimbangan tubuh secara alami.