Melaspas Salon: Menyebarkan Energi Suci dalam Setiap Uparengga untuk Menciptakan Harmoni Upacara
Melaspas, pada prinsipnya, adalah sebuah proses sakral yang mengubah sebuah bangunan dari tidak layak menjadi layak untuk ditempati atau digunakan secara spiritual. Proses ini bukan sekadar ritual, tetapi sebuah perjalanan transformasi yang mendalam, di mana setiap elemen fisik dari bangunan dipurnakan dan disatukan dalam harmoni. Melalui melaspas, bangunan yang awalnya mungkin hanya terdiri dari komponen-komponen yang terpisah menjadi sebuah ruang yang bergetar dengan energi positif dan penuh kedamaian.
Setelah hampir dua bulan penuh dedikasi masyarakat Desa Adat Mengwitani mempersiapkan Uparengga (bangunan pendukung upacara) untuk menyambut Karya Agung Ngenteg Linggih Ngusabha Desa dan Mapahayu Nini, tiba saatnya melaksanakan ritual melaspas uparengga, yang sering disebut masyarakat sebagai melaspas salon. Upacara Melaspas Salon ini diselenggarakan pada tanggal 26 Agustus 2024 di Pura Desa dan Puseh Mengwitani. Secara umum ritual ini memiliki tujuan untuk memurnikan dan menyucikan setiap elemen bangunan uparengga yang telah dirancang. Melalui proses ini, diharapkan bangunan dapat memancarkan vibrasi ketenangan, menghilangkan energi negatif, dan menciptakan suasana yang harmonis serta penuh berkah.
Berbagai sumber mengungkapkan bahwa kata "melaspas" secara harfiah berasal dari gabungan kata "melas," yang berarti memisahkan, dan "pas," yang berarti cocok atau sesuai. Makna mendalam dari melaspas adalah proses menyatukan elemen-elemen bangunan yang terpisah menjadi satu kesatuan yang harmonis. Dalam konteks ritual ini, melaspas tidak hanya berfungsi untuk menyatukan struktur fisik bangunan uparengga, tetapi juga untuk menciptakan keharmonisan energi dan keseimbangan spiritual.
Uparengga di Nistaning Mandala Pura Desa Puseh Mengwitani
Bangunan Uparengga, yang diplaspas dalam upacara melaspas salon ini merupakan bagian integral dari karya Ngenteg Linggih, Ngusabha Desa dan Mapahayu Nini, antara lain:
Mandala Utama (Utamaning Mandala): Sanggar Luhur Akasa, Sanggar Tawang, Sanggar Rsi Gana, Sanggar Tirta, Pekemit dan Pengrajeg Karya, Sanggar Penyejeran Pelinggih, Lumbung, Surya Lumbung, Linggih Petapakan, Linggih Ida Bhatara Kahyangan Tiga dan Pepeletan, Asagan upakara, Paselang, Sanggar Siwa Budha, Pawedan, Sanggar Pahayu Nini, sanggar Candra Agni, dan tetaring
Mandala Tengah (Madyaning Mandala): Sanggar Rare Anggon, Sanggar Yama Raja, Sanggar Surya Ngusabha, Asagan Kuri Agung, Sanggar Siwa Budha Bujangga, Sanggar Luhur Akasa, Sanggar Tawang, Sanggar Pamuput Pangusabha, dan Bale Timbang.
Mandala Paling Luar (Nistaning Mandala): Pengubengan, Bale Padanan, Pawedan, Genah Ngusabha, Bale Barong, Jegeg Bagus, penjor yang berlokasi di depan pura dan disetiap penghujung desa.
Sebelum upacara melaspas dimulai, dilakukanlah upacara mecaru di Utamaning Mandala dan Madyaning Mandala Pura Desa lan Puseh Mengwitani, sebagai bentuk persiapan spiritual yang mendalam. Mecaru, yang berasal dari kata "caru" yang berarti 'seimbang' atau 'harmonis,' adalah ritual untuk menjaga keseimbangan dan keharmonisan antara alam nyata dan alam gaib, sehingga seluruh rangkaian upacara dapat berlangsung dengan penuh makna dan kedamaian.
Prosesi Mecaru
Prosesi Melaspas Salon
Persembahyangan Saat Melaspas Salon
Melaspas, pada prinsipnya, adalah sebuah proses sakral yang mengubah sebuah bangunan dari tidak layak menjadi layak untuk ditempati atau digunakan secara spiritual. Proses ini bukan sekadar ritual, tetapi sebuah perjalanan transformasi yang mendalam, di mana setiap elemen fisik dari bangunan dipurnakan dan disatukan dalam harmoni. Melalui melaspas, bangunan yang awalnya mungkin hanya terdiri dari komponen-komponen yang terpisah menjadi sebuah ruang yang bergetar dengan energi positif dan penuh kedamaian. Ritual ini memastikan bahwa setiap sudut dan setiap detail bangunan menjadi sejalan dengan tujuan spiritualnya, menciptakan sebuah lingkungan yang tidak hanya memenuhi standar fisik, tetapi juga siap menyambut kehadiran dan energi suci dengan sepenuh hati. Dengan demikian, melaspas menjadikan bangunan sebagai tempat yang layak dan siap secara spiritual, membawa kedamaian dan keberkahan yang melampaui sekadar struktur fisik.
Dengan selesainya ritual melaspas salon ini, setiap elemen uparengga kini telah sepenuhnya siap untuk digunakan dalam karya agung Ngenteg Linggih Ngusabha Desa dan Mapahayu Nini. Proses penyucian dan pemurnian yang telah dilakukan memastikan bahwa setiap bangunan tidak hanya memenuhi standar fisik, tetapi juga beresonansi dengan energi spiritual yang murni dan harmonis. Dengan demikian, seluruh upacara dapat dilaksanakan dengan penuh kesakralan dan kedamaian, menyambut kehadiran dan berkah yang akan mengalir dari setiap sudut uparengga yang telah dipersiapkan dengan sepenuh hati.