Penglukatan Alas Metapa: Jejak Spiritualitas Melalui Sebelas Pancoran Suci

Penglukatan adalah ritual penyucian diri yang memiliki makna mendalam dalam tradisi spiritual Bali. Ritual ini bertujuan untuk membersihkan diri secara lahir dan batin, membuang energi negatif, serta memohon berkah dan kesejahteraan. Penglukatan sering dilakukan di sumber air suci, yang diyakini membawa kekuatan spiritual dan kesucian. Air dalam prosesi ini dipercaya memiliki kekuatan simbolis untuk membersihkan jiwa dan raga, serta menghubungkan individu dengan energi ilahi.

Dec 22, 2024 - 22:33
Nov 15, 2024 - 10:48
Penglukatan Alas Metapa: Jejak Spiritualitas Melalui Sebelas Pancoran Suci
Penglukatan Alas Metapa (Sumber Foto: Koleksi Pribadi)

Desa Peninjoan, yang terletak di ujung timur Kabupaten Bangli, dikenal sebagai desa yang kaya akan keindahan alam dan warisan spiritualnya. Desa ini tidak hanya menawarkan panorama perbukitan yang memukau, tetapi juga memiliki objek wisata spiritual yang penting, salah satunya adalah Penglukatan Alas Metapa.

Kolam Alami Di Depan Pancoran (Sumber Foto: Koleksi Pribadi)

Penglukatan Alas Metapa merupakan salah satu daya tarik utama di Desa Peninjoan, menggabungkan keindahan alam dengan pengalaman spiritual yang mendalam. Tempat ini memiliki 11 pancoran yang digunakan untuk prosesi penglukatan, dengan air yang berasal dari mata air alami yang jernih. Sebelas pancoran itu bersumber dari mata air berbeda yang mengelilingi kawasan Alas Tapa, yang kemudian dibuatkan saluran agar beberapa air dapat disatukan dan dipecah menjadi sebelas pancoran. Masing-masing pancoran tersebut dinamai berbeda-beda, dari barat terdapat Tirta Alas Tapa, Tirta Bulan, Tirta Surya, Tirta Julit, Tirta Dedari, Tirta Banyumas, Tirta Barong, Tirta Sudamala, Tirta Tunggang, Tirta Blutbut, Tirta Mampeh. Selain itu juga, terdapat kolam besar di depan pancoran dilengkapi dengan tanaman teratai dan ikan-ikan yang menambah suasana damai dan suci.

Prosesi Penglukatan (Sumber Foto: Koleksi Pribadi)

Alas Tapa memiliki sejarah yang cukup menarik, di mana istilah “Alas Tapa” yang terdiri dari dua kata, yaitu “Alas” yang berarti hutan lebat dan “Tapa” yang berarti meditasi atau yoga, yang melambangkan usaha untuk mendekatkan diri kepada Tuhan demi mencapai kesejahteraan. Berdasarkan penjelasan dari penglingsir atau tokoh adat di Dalem Tarukan, yang pura-nya terletak di Pulesari, Alas Tapa tercantum dalam Babad Dalem Tarukan. Diceritakan oleh masyarakat setempat, Bhatara yang bersemayam di Dalem Tarukan melakukan tapa di Alas Tapa untuk memohon kedamaian dan kesuburan pada masa-masa peperangan. Selain itu, Alas Tapa juga dikenal sebagai tempat istimewa bagi tokoh spiritual di masa lalu yang menjalani tapa yoga untuk mencapai Moksa, yaitu keadaan bahagia lahir dan batin.

Suasana Sekitar Penglukatan Alas Metapa (Sumber Foto: Koleksi Pribadi)

Pengunjung yang datang ke Alas Metapa dapat merasakan ketenangan dan kedamaian yang ditawarkan oleh alam pedesaan yang asri. Selain itu, ritual penglukatan di tempat ini tidak hanya berfungsi sebagai pembersihan spiritual, tetapi juga sebagai cara untuk menyelaraskan diri dengan alam dan memperoleh energi positif. Pengunjung disarankan untuk datang pada hari-hari suci, seperti purnama dan tilem, untuk memaksimalkan pengalaman spiritual mereka.

Dengan akses jalan yang sudah memadai dan area parkir yang luas, pengunjung dapat dengan mudah mengunjungi Alas Metapa tanpa khawatir tentang masalah transportasi. Di tempat ini, patung-patung naga yang mengeluarkan air dari mulutnya menambah makna simbolis dalam ritual penglukatan, menciptakan suasana yang khusyuk dan magis.