Penobatan Ida Cokorda Mengwi ke-13: Sejarah dan Sakralitas Berpadu di Puri Mengwi

Di bawah langit Mengwi, Anak Agung Gde Agung melangkah penuh haru menuju takhta Ida Cokorda Mengwi ke-13, membalut sejarah, doa, dan euforia rakyat dalam satu harmoni sakral yang seolah direstui alam semesta.

Jul 7, 2025 - 14:58
Jul 7, 2025 - 15:13
Penobatan Ida Cokorda Mengwi ke-13: Sejarah dan Sakralitas Berpadu di Puri Mengwi
Penobatan Ida Cokorda Mengwi ke-13

Mengwi, 7 Juli 2025 — Hari ini menjadi peristiwa bersejarah sekaligus penuh kesakralan bagi masyarakat Mengwi. Dalam suasana khidmat, Anak Agung Gde Agung resmi dinobatkan sebagai Ida Cokorda Mengwi ke-13, sebuah gelar luhur yang dalam pandangan masyarakat setempat bagai merasakan kehadiran seorang Raja Mengwi di masa kini.

Prosesi penobatan berlangsung di Puri Mengwi, sebuah puri bersejarah yang lokasinya berdekatan dengan kawasan suci Pura Taman Ayun, salah satu warisan budaya dan spiritual penting di Bali. Upacara Mejaya-jaya menjadi inti penobatan, sebagai simbol pengukuhan dan pengokohan Ida Cokorda baik secara skala (lahiriah) maupun niskala (spiritual). Upacara ini dipimpin langsung oleh Bhagawanta Puri Mengwi dan disaksikan ratusan warga yang larut dalam suasana sakral dan penuh haru.

Ida Cokorda Mengwi ke-13 dan Permaisuri

Dalam rangkaian prosesi, sebagai fase akhir terdapat pula ritual sarat makna, yakni Ida Cokorda dan Permaisuri melaksanakan napak ritual kerbau. Ritual ini menjadi simbol permohonan restu kepada Sanghyang Ibu Pertiwi, memohon kekuatan dan perlindungan agar Ida Cokorda mampu mengemban misi besar dalam menjaga keseimbangan (balancing) dan harmoni (harmonic) bagi masyarakat dan alam semesta.

Prosesi Ida Cokorda Napak Ritual Kerbau 

Meski kini zaman telah berubah, Anak Agung Gde Agung dengan rendah hati menegaskan bahwa penobatan ini bukanlah menjadikan dirinya seorang Raja dalam pengertian kekuasaan mutlak seperti di masa lampau. Namun, tak dapat dipungkiri bahwa euforia masyarakat Mengwi begitu terasa, seolah menghadirkan kembali kejayaan Kerajaan Mengwi dalam figur seorang pemimpin yang menjadi tumpuan harapan dan kebanggaan mereka.

Menariknya, alam pun seolah memberi restu. Setelah beberapa hari sebelumnya hujan deras terus mengguyur kawasan Mengwi, pada hari penobatan cuaca justru bersahabat — langit cerah dan udara sejuk mengiringi setiap tahapan upacara, seakan menjadi pertanda baik bagi perjalanan Ida Cokorda Mengwi ke-13 dalam mengemban amanah luhur.

Dengan penobatan ini, harapan besar bertumbuh di hati masyarakat Mengwi, agar kepemimpinan Ida Cokorda Anak Agung Gde Agung mampu menjaga warisan budaya, memperkuat harmoni sosial, dan membawa kesejahteraan serta kedamaian bagi wilayah Mengwi dan Bali pada umumnya.