Perjalanan Spiritual di Bali: Meresapi Kekuatan Kesehatan di Pura Luhur Tamba Waras
Pulau Bali terkenal dengan kekayaan adat istiadat dan budayanya yang kuat, serta memiliki keindahan wisata dan pemandangan yang beragam. Pulau bali juga dikenal dengan sebutan pulau seribu pura. Pura merupakan tempat suci untuk melakukan persembahyangan bagi umat Hindu, selain berfungsi sebagai tempat pemujaan ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi, Pura juga merupakan salah satu tempat untuk menumbuhkan rasa bhakti antar sesama dan mempererat hubungan dengan Tuhan yang berwujud Niskala.
Kabupaten Tabanan merupakan salah satu kabupaten yang berada di Pulau Bali yang memiliki berbagai objek wisata yang indah. Selain objek wisata, di Kabupaten Tabanan juga terdapat banyak pura-pura yang sering dikunjungi oleh warga lokal maupun wisatawan. Salah satunya adalah Pura Luhur Tamba Waras. Pura Luhur Tamba Waras terletak begitu dekat dengan Gunung Batukaru, tepatnya di Desa Sangketan, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan. Secara geografis pura ini terletak di lereng sebelah selatan Gunung Batukaru, yang dimana berada pada ketinggian sekitar 725 meter dari permukaan laut. Pura Luhur Tamba Waras atau juga disebut Tambo Waras dipercaya sebagai gudang farmasinya jagat raya.
Pura Luhur Tamba Waras ini diperkirakan dibangun sekitar abad ke-12 pada zaman kerajaan Tabanan. Menurut beberapa catatan sejarah, Raja Tabanan yakni Cokorda Tabanan mengalami sakit keras dan tidak ditemukan pengobatan untuk sakit yang diderita. Suatu ketika, dikirimlah utusan untuk mencarikan obat sesuai dengan petunjuk gaib yang diterima, petunjuk gaib yang dimaksud yaitu berupa kepulan asap yang muncul dari tanah. Setelah utusan dari raja berjalan di dalam hutan Batukaru, dijumpai asap mengepul yang berasal dari sebuah kelapa di tanah, yang berada dalam rumpun bambu. Saat melihat kepulan asap tersebut, utusan sang raja langsung memohon obat untuk kesembuhan sang raja di tempat itu, kemudian didapatkanlah obat-obatan. Setelah obat yang didapat tersebut dihaturkan kepada raja, ternyata sang raja sembuh dan sehat kembali. Sebagai bentuk penghormatan dan pemuliaan, di tempat itu dibangunlah tempat pemujaan yang dinamakan Tambawaras yang kini menjadi Pura Luhur Tamba Waras.
Tangga Menuju Pura Luhur Tamba Waras (Sumber Foto: Koleksi Pribadi)
Kata Tamba Waras berasal dari dua kata yaitu tamba dan waras. Tamba yang memiliki arti obat, sedangkan waras yang berarti normal kembali atau sembuh. Pura Luhur Tamba Waras bermakna pemujaan kekuatan manifestasi Ida Sang Hyang Widhi dalam fungsi sebagai penyedia gudang farmasi alam semesta. Dengan demikian permohonan keselamatan, kesehatan, kebijaksanaan untuk mencapai kesejahteraan merupakan objek pemujaan di pura ini. Kesehatan lahir dan batin merupakan modal awal untuk dapat menjalani hidup dengan benar. Pura Tamba Waras adalah kekuatan pemberi anugerah di bidang kesehatan lahir batin dan kelestarian alam semesta. Di samping kesehatan jasmani atau fisik yang kuat, untuk mendapat kesehatan batin dan dapat menjalankan kehidupan dengan baik diperlukan kebijaksanaan, kejujuran, serta kemuliaan hati. Kedua hal ini dapat dimohonkan di pura ini, baik dengan melakukan yoga maupun pelaksanaan ritual yang didasari dengan hati yang suci guna memohon berkat-Nya.
Puru Luhur Tamba Waras ini terbagi menjadi tiga area (mandala) yaitu nista mandala, madya mandala, dan utama mandala. Nista mandala merupakan area pura yang paling di bawah atau paling luar, area ini biasanya merupakan tempat untuk melakukan persiapan-persiapan Yadnya atau persembahan. Pada area nista mandala ini, terdapat beberapa bangunan(bale) diantaranya Bale Patirtan, Bale Panitia, dan Bale Gong.
Area Nista Mandala Pura Luhur Tamba Waras (Sumber Foto: Koleksi Pribadi)
Selanjutnya yaitu madya mandala, area madya mandala merupakan area yang berada ditengah setelah nista mandala dan sebelum utama mandala. Pada madya mandala ini, terdapat beberapa pelinggih dan bangunan suci. Di sisi selatan terdapat Bale Kulkul, Bale Pegat, dan Bale Gong. Di sisi sebelah barat terdapat sebuah Bale Agung, kemudian membujur dari arah barat ke timur terdapat Bale Ajengan, Pelinggih Gaduh Dewa, Pelinggih Apit Lawang, Pelinggih Jero Ketut, dan Pelinggih Keriyinan Pasek. Sementara di sisi timur terdapat Bale Pemayasan.
Area Madya Mandala Pura Luhur Tamba Waras (Sumber Foto: Koleksi Pribadi)
Area yang terakhir atau yang utama yaitu utama mandala, untuk memasuki utama mandala pemedek akan melewati sebuah candi bentar lengkap dengan Pelinggih Apit Lawang. Memasuki area utama mandala, pemedek akan disambut dengan dua buah pelinggih yang bernama Pelinggih Ratu Wayan dan Pelinggih Ratu Nyoman. Di utama mandala juga terdapat beberapa pelinggih dan bangunan suci, diantaranya di sisi utara terdapat Bale Asep, Pelinggih Jatiluwih, Pelinggih Melanting, Pelinggih Tanah Lot, dan juga terdapat bebaturan atau pelinggih yang bernama Pelinggih Pesimpangan Pucak Kedaton, Pelinggih Mukian, dan Pelinggih Pesimpangan Gunung Agung, Peliggih Taksu, Pelinggih Rambut Sedana, dan Pelinggih Catur Mujung. Sementara di sisi timur terdapat Pelinggih Gedong Simpen, Pelinggih Menjangan Seluang, dan sebuah Bale Aket. Di sisi sebelah barat berdiri sebuah Bale Panitia, Bale Pemayasan, dan Pelinggih Wanara.
Area Utama Mandala Pura Luhur Tamba Waras (Sumber Foto: Koleksi Pribadi)
Sebagai pura yang dikenal pemberi anugerah kesehatan baik sekala maupun niskala, di areal pura ada pelinggih khusus untuk membuat obat, yakni berupa perapian bernama Pelinggih Hyang Geni dengan sejumlah peralatan seperti wajan dan bahan obat-obatan. Bahan obat-obatan itu terdiri dari daun kayu putih yang dipetik langsung dari area jaba tengah pura serta beberapa temu-temuan dan minyak. Semua bahan itu kemudian direbus dengan menggunakan kayu bakar. Selain untuk memohon obat, banyak umat yang memohon keturunan bagi mereka yang belum memiliki keturunan.
Penting bagi kita sebagai generasi penerus bangsa untuk menjaga kelestarian budaya dan warisan leluhur dari tanah kelahiran kita sendiri, salah satunya seperti Pura Luhur Tamba Waras ini. Warisan leluhur merupakan cerminan identitas dari kebudayaan yang kita miliki. Jika warisan budaya kita punah, identitas budaya yang kita miliki akan hilang dan tidak akan dikenali lagi oleh generasi-generasi penerus selanjutnya. Oleh karena itu, marilah kita bersama-sama menjaga kelestarian dan ketahanan dari budaya tanah kelahiran kita sendiri, agar kelak budaya yang kita miliki bisa lestari dan bisa dikenal oleh generasi penerus selanjutnya hingga ke masyarakat mancanegara. Upaya untuk melestarikan kebudayaan yang kita miliki bisa dilakukan melalui pengenalan cagar budaya Pura Luhur Tamba Waras dalam media internet agar bisa diakses oleh masyarakat yang luas. Selain itu, kita juga bisa mendatangi Pura Luhur Tamba Waras dan mempelajari asal-usul, kebudayaan, tradisi, dan yang lainnya sehingga kita bisa memahami kebudayaan yang kita miliki, serta kita bisa memberikan dana punia untuk membantu pengembangan dan pelestarian fasilitas pura kedepannya.