Pura Batu Lepang Takmung: Puri Bersejarah ke Pusat Keharmonisan dan Kemakmuran Masyarakat
Pura Batu Lepang, terletak di Desa Takmung, Klungkung, Bali, merupakan pura yang penting bagi masyarakat setempat dalam menjaga tradisi dan adat istiadat Bali. Pura ini dikenal dengan pelaksanaan upacara rutin, termasuk Pujawali dan upacara lain yang menjadi bagian dari siklus enam bulan sekali sesuai kalender Bali, yaitu setiap Soma Wage Prangbakat.
Pura Batu Lepang di Desa Takmung, Kecamatan Banjarangkan, Kabupaten Klungkung, menyimpan sejarah panjang yang berkaitan dengan perubahan fungsi dan peranannya dalam kehidupan masyarakat setempat. Dulunya, tempat ini adalah puri atau kediaman bangsawan lokal, Gusti Ngurah Batu Lepang. Konon, akibat suatu perselisihan dengan kerajaan, puri tersebut akhirnya ditinggalkan dan lama tak terawat. Kehancuran puri ini menyisakan energi terbengkalai, dan masyarakat sekitar merasakan dampak negatif dalam kehidupan mereka, yang ditandai oleh ketidakharmonisan dan berbagai persoalan sosial.
Seiring berjalannya waktu, masyarakat Desa Takmung berinisiatif untuk menghidupkan kembali tempat ini dengan mengubahnya menjadi pura, yang dikenal sebagai Pura Batu Lepang. Tempat ini kemudian dijadikan pusat kegiatan spiritual, yang dipercaya mampu membawa kedamaian dan keharmonisan bagi masyarakat setempat. Berbagai ritual keagamaan mulai dilakukan, termasuk odalan, atau upacara persembahan yang rutin diadakan setiap Anggara Kasih Prangbakat, sesuai kalender Bali. Ritual ini menjadi bagian penting dari pemujaan di pura dan dianggap sebagai momen sakral untuk memohon berkah dan keselamatan.
Pohon Bingin Pura Batu Lepang (Sumber : Koleksi Pribadi)
Gambar diatas menangkap sebuah tempat persembahan yang unik dan sakral, tersembunyi di dalam lekukan akar pohon besar. Di lokasi ini, sebuah patung atau arca kecil, kemungkinan besar berfungsi sebagai simbol atau perwujudan dewa dalam tradisi Hindu Bali, ditempatkan dengan penuh penghormatan.
Perubahan fungsi puri menjadi pura berpengaruh besar bagi masyarakat Takmung. Aktivitas spiritual di Pura Batu Lepang dipercaya membawa perubahan positif. Sebelumnya, kehidupan masyarakat sering diliputi ketidakharmonisan, namun sejak dimulainya perawatan pura dan pelaksanaan odalan secara berkala, warga merasakan peningkatan kualitas hidup dan keharmonisan di lingkungan mereka. Panen pertanian semakin melimpah, dan hubungan sosial antar warga menjadi lebih erat. Pura ini pun menjadi simbol penting dari pemulihan dan keseimbangan hidup, sekaligus pengingat akan pentingnya spiritualitas dan gotong-royong dalam menjaga ketenangan dan kemakmuran masyarakat.
Lesung Pura Batu Lepang (Sumber : Koleksi Pribadi)
Altar kecil di area terbuka yang disebut dengan Lesung, sesuai dengan tulisan di plakat di bagian depan altar. Altar ini terbuat dari batu bata merah yang disusun rapi dengan penutup berbentuk kubah kecil dari batu atau logam di bagian atasnya. Di sekitar altar ini terdapat beberapa benda, termasuk wadah kecil yang mungkin digunakan sebagai bagian dari ritual atau persembahan.
Upacara Ngenteg Linggih dan Karya Melaspas yang dilakukan di Pura Batu Lepang bukan hanya sebagai bentuk pemujaan, tetapi juga merupakan upaya untuk menjaga kesucian, keharmonisan, dan keseimbangan di tempat suci tersebut. Ngenteg Linggih adalah upacara untuk menetapkan atau memperkokoh kedudukan pelinggih sebagai tempat bersemayamnya dewa-dewa, menjadikan pura sebagai pusat energi spiritual yang sakral. Sementara itu, Karya Melaspas adalah upacara penyucian yang biasanya dilakukan ketika bangunan atau pelinggih baru selesai dibangun atau direnovasi, bertujuan untuk menghilangkan segala kotoran atau energi negatif yang mungkin menempel pada tempat tersebut. Dalam konteks ini, upacara Melaspas tidak hanya membersihkan secara fisik, tetapi juga secara spiritual, sehingga pura dapat menjadi tempat pemujaan yang benar-benar suci dan harmonis.
Areal Pura Batu Lepang (Sumber : Koleksi Pribadi)
Pura Batu Lepang Takmung adalah salah satu pura di Bali yang terkenal dengan arsitektur khas Bali yang sarat akan filosofi Hindu dan nilai-nilai budaya Bali. Arsitektur pura ini menggabungkan elemen-elemen tradisional Bali yang terbuat dari batu alam dan kayu dengan ukiran khas Bali. Pada gerbang utama, terdapat candi bentar atau gapura, yang merupakan pintu masuk berbentuk dua bangunan identik menyerupai bagian terbelah, dihiasi dengan ukiran bermotif simbol-simbol mitologi Bali. Di dalam pura, terdapat menara meru bertingkat dengan atap ijuk bertumpuk sebagai tempat pemujaan bagi dewa-dewi Hindu. Selain itu, terdapat bale pelinggih, bangunan kecil dengan tiang kayu berukir yang berfungsi sebagai tempat pemujaan.
Pura Batu Lepang di Takmung, Klungkung, bukan hanya sekadar situs sejarah, tetapi juga simbol pemulihan dan keharmonisan yang berharga bagi masyarakat setempat dengan menemukan kembali identitas dan kedamaian yang sempat hilang. Pelaksanaan ritual odalan secara rutin telah mengembalikan keharmonisan sosial dan ekonomi, membawa kemakmuran serta mempererat hubungan antarwarga.