Pura Ulun Danu Batur Sebagai Penjaga Kesuburan Dan Kemakmuran Di Bali
Bali merupakan salah satu pulau terindah di indonesia, dikenal dengan keindahan alam dan budaya yang memukau serta bali kaya akan warisan dan budayanya. Salah satu keindahan yang ada di bali adalah Pura Ulun Danu Batur yang merupakan salah satu pura kahyangan jagat yang berlokasi di Desa Batur, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali.
Pura ulun danu batur merupakan salah satu pura terpenting yang ada di pulau bali, Pura Ulun Danu Batur dipercaya oleh masyarakat bali sebagai tempat untuk memohon kesuburan dan kemakmuran, guna menjaga alam bali tetap terjaga dan lestari serta masyarakat bali tetap makmur dan sejahtera. Pura Ulun Danu Batur pertama kali didirikan pada abad ke-17 kemudian Pura Ulun Danu Batur di bangun kembali pada tahun 1926 dan selesai dibangun pada tahun 1935, yang dimana Pura Ulun Danu Batur didedikasikan untuk memuja dewi danu sebagai dewi kesuburan.
Hal tersebut bermula ketika gunung batur meletus pada tahun 1917, yang pada waktu itu Pura Batur dan desa aslinya dikenal sebagai Karang Anyar, yag berarti “Wilayah Baru”, letusan gunung batur menyebabkan ribuan korban yang ajaibanya, aliran lava dari gunung batur berhenti di gerbang Pura Ulun Danu Batur. Sehingga hal tersebut membuat masyarakat setempat percaya bahwa tuhan selalu bersama mereka dan memutuskan untuk tetap tinggal di desa tersebut. Kemudian pada tahun 1926 gunung batur meletus kembali dan menyebabkan tertutupnya desa Karang Anyar oleh aliran lava yang menjatuhkan sekitar 1500 korban. Tapi dipura tersebut ada meru 11 tingkat yang masih kokoh berdiri. Kemudian para masyarakat setempat membangun kembali Pura Ulun Danu Batur di tempat yang sekarang kita kenal.
Meru 9 Tingkat Pura Ulun Danu Batur (Sumber Photo: Koleksi Pribadi)
Pura Ulun Danu Batur sendiri berasal dari kata "pura" yang berarti kuil atau pura, "ulun" yang berarti sumber atau kepala dan "danu" merujuk pada danau batur, sehingga Pura Ulun Danu Batur diartikan atau menggambarkan bahwa pentingnya air sebagai pemberi kesuburan dan kemakmuran bagi masyarakt bali khusunya pada proses pengairan sawah. Masyarakat diseluruh bali biasanya akan tangkil ke pura ulun danu batur di hari-hari tertentu yang membuat Pura Ulun Danu Batur akan dipenuhi oleh masyarakat bali.
Pura Ulun Danu Batur dibagi menjadi tiga wilayah yaitu bagian luar (“jaba pisan” atau “nistaning mandala”), bagian tengah (“jaba tengah” atau “madya mandala”) dan bagian utama(“jero” atau “utamaning mandala”). Pura Ulun Danu Batur terdiri dari sembilan pura yang berbeda dengan total 285 tempat suci dan paviliun yang didedikasikan untuk dewa dan dewi seperti air, pertanian, mata air suci, seni, kerajinan dan banyak lagi. Meru 11 tingkat yang ada di Pura Ulun Danu Batur terletak di halam dalam dan paling disakralkan oleh para pemangku pura karena meru tersebut didedikasikan untuk Dewa Siwa dan saktinya atau pendampingnya Dewi Parvati dan 3 meru dengan tingkat 9, didedikasikan untuki Gunung Batur, Gunung Abang dan Ida Batara Dalem Waturenggong, raja yang didewakan dari Dinasti Gelgel yang memerintah pada tahun 1460 hingga 1550. Dan meru 3 tingkat lainya di dedikasikan untuk Ida Ratu Ayu Kentel Gumi yang dipercaya melindungi tanaman dari penyakit.
Taman Pura Ulun Danu Batur (Sumber Photo: Koleksi Pribadi)
Disudut barat laut Pura Ulun Danu Batur terdapat kuil dengan patung berwarna-warni yang dibangun dengan gaya China dan didedikasikan untuk Ida Ratu Ayu Subandar yang dipercaya sebaga pelindung perdagangan dan administrator para dewa. Pemujaan terhadap dewa ini konon katanya sudah ada sejak zaman Hindu-Jawa di mana raja biasanya menunjuk seorang kepala pelabuhan yaitu orang Tionghoa yang ditunjuk untuk bertanggung jawab atas penyimpanan dan perlindungan benda-benda berharga.
Dengan begitu Pura Ulun Danu Batur memiliki peranan yang sangat penting dalam memegang kehidupan spiritual dan budaya masyarakat bali yang dimana dipercaya bahwa Pura Ulun Danu Batur terlibat dalam menjaga kemarahan Gunung Batur dan menjaga keamanan lingkungan sekitarnya serta menjaga keseimbangan di kawasan Danau Batur serta masyarakat setempat juga percaya bahwa Dewi Danu selalu memberi perlindungan kepada mereka, sehingga mereka terus menjaga tradisi dan budaya mereka untuk tetap lestari dan terjaga.
Jaba Tengah Pura Ulun Danu Batur (Sumber Photo: Koleksi Pribadi)
Salah satu upacara yadnya terbesar yang dilakukan di Pura Ulun Danu Batur adalah upacara Mepada Agung dimana upacara ini dilaksanakan pada “Purnama Kedasa” atau bulan kesepuluh dalam kalender bali. Upacara ini ditujukan kepada Dewi Danu sebagai penghormatan terhadap beliau yang telah memberikan kesuburan dan kemakmuran bagi masyarakat bali. Ini merupakan momen yang penting karena upacara ini menggambarkan keagamaan yang mendalam serta menggambarkan bagaimana budaya, tradisi dan pertanian dapat dijaga kelestarianya serta diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari oleh masyarakat bali.