Permata Tersembunyi Bali: Desa Perancak - Surga Kecantikan Alam, Sejarah, dan Kearifan Lokal
Bali, sebuah surga eksotis di Indonesia, tidak hanya menyuguhkan kehidupan malam yang bersemangat dan resor mewah di pantainya. Jauh dari keramaian pusat pariwisata, terletak sebuah permata tersembunyi yang menawarkan kedamaian, keindahan alam, dan kearifan lokal yang memukau. Selamat datang di Desa Perancak, di ujung Barat Bali, yang memiliki daya tarik unik untuk para pelancong.
Jukung (Sumber Foto : Koleksi Redaksi)
Desa Perancak mungkin jauh dari pusat hiruk-pikuk pariwisata, tetapi akses menuju ke sana sangat mudah. Dari kota Denpasar, hanya perlu menempuh perjalanan sekitar 98 kilometer melalui jalan raya Denpasar - Gilimanuk, kemudian menuju arah selatan dari kota kecamatan Jembrana sejauh 19 kilometer melalui jalan raya Negara - Tegal Cangkring - Perancak, dan Desa Perancak pun bisa dijumpai.
Memiliki sejarah yang menginspirasi, Desa Perancak awalnya dikenal dengan nama "Tanjung Ketapang" dan memiliki sejarah yang kaya yang terkait dengan runtuhnya Kerajaan Majapahit. Pada saat itu, Tanjung Ketapang dipimpin oleh I Gusti Ngurah, seorang pemimpin yang terkenal sombong dan angkuh. Namun, segalanya berubah ketika seorang pendeta dari Jawa yang dikenal sebagai Danghyang Dwijendra atau Danghyang Nirartha tiba di desa ini.
Danghyang Nirartha adalah seorang guru besar dalam agama Hindu yang tinggal di desa ini untuk memberikan ajaran agama Hindu. Penduduk desa sangat menghormatinya, tetapi sikap I Gusti Ngurah yang tidak ramah membuatnya takut akan pengaruh Danghyang Nirartha. Suatu hari, ketika Danghyang Nirartha sedang mempersiapkan persembahyangan di Pura tempat tinggal I Gusti Ngurah, Danghyang Nirartha menolak untuk menyembahnya.
Keajaiban pun terjadi: batu tempat duduk I Gusti Ngurah pecah dan membuatnya terjatuh. Peristiwa ini membuat I Gusti Ngurah akhirnya menyadari kesaktian Danghyang Nirartha, yang kemudian dijuluki "Pedanda Sakti Wau Rauh" atau Pendeta Sakti yang Pecahkan Batu. Sebagai penghormatan, penduduk desa mendirikan Pura Encak, dan dari sinilah nama Desa Perancak berasal.
Desa Perancak memiliki pantai yang terletak di tepi Samudra Hindia menawarkan pemandangan laut yang luas dan matahari terbenam yang spektakuler. Pantai ini menjadi tempat yang ideal untuk bersantai dan menikmati keindahan alam
Pantai Perancak memiliki pasir putih yang lembut dan air laut yang jernih. Anda dapat merasakan kehangatan pasir di bawah kaki Anda sambil mendengarkan suara deburan ombak yang menenangkan. Aktivitas yang populer di pantai ini termasuk berjemur, bermain voli pantai, atau hanya duduk santai sambil menikmati angin laut yang segar.
Desa Perancak dikenal sebagai penjaga kearifan lokal. Sebagian besar penduduknya menjalani kehidupan tradisional sebagai nelayan. Mereka berangkat dari malam hingga pagi hari menggunakan perahu yang indah dengan hiasan-hiasan khas dan jaring untuk menangkap ikan. Jangan lewatkan kunjungan ke pasar ikan lokal di pagi hari untuk merasakan atmosfer yang khas.
Desa Perancak juga mempertahankan budaya dan ritual keagamaan Hindu yang kuat. Pura Encak, yang didirikan sebagai tanda penghormatan kepada Danghyang Nirartha, menjadi pusat kegiatan keagamaan dan persembahyangan. Wisatawan yang datang dapat mengalami upacara keagamaan yang berwarna-warni dan meriah, yang merupakan bagian penting dari identitas dan budaya desa ini.
Selain kehidupan nelayan dan tradisi agama Hindu, kearifan lokal di Desa Perancak juga tercermin dalam seni dan kerajinan tangan mereka. Banyak penduduk desa yang mahir dalam membuat berbagai produk kerajinan, seperti ukiran kayu, anyaman bambu, dan tenun tradisional. Wisatawan dapat mengunjungi pasar lokal atau galeri kerajinan untuk melihat dan membeli karya seni asli Desa Perancak yang unik sebagai oleh-oleh.
Hutan Mangrove (Sumber Foto : Koleksi Redaksi)
Tidak hanya memiliki pantai yang menakjubkan, Desa Perancak juga membanggakan hutan mangrove yang luas sebagai salah satu daya tarik utamanya. Hutan mangrove ini merupakan ekosistem yang sangat penting untuk keseimbangan alam dan lingkungan.
Ekowisata di hutan mangrove Desa Perancak terdiri dari dua kawasan utama yaitu jalur jogging track dan perjalanan perahu melalui hutan mangrove. Untuk masuk ke jalur jogging track yang memiliki panjang sekitar 165,45 meter, hanya perlu membayar tiket masuk dengan harga terjangkau. Saat berjalan di sini, akan merasakan ketenangan dan keindahan hutan mangrove yang asri. Ini adalah pengalaman yang sempurna bagi pecinta alam dan fotografi.
Bagi wisatawan yang ingin menjelajahi hutan mangrove lebih mendalam, perjalanan dengan perahu merupakan pilihan yang sangat menarik. Perjalanan ini menawarkan pemandangan yang luar biasa sepanjang 1,5 kilometer melalui terowongan hijau yang dibentuk oleh pohon-pohon mangrove yang menjulang tinggi. Ketika memasuki hutan mangrove ini dengan perahu selama sekitar 15 menit, rasa akan seolah-olah masuk ke dalam dunia yang berbeda yang penuh dengan kehidupan alam yang unik.
Berbagai jenis burung dan hewan lainnya yang hidup di hutan mangrove ini dapat terlihat saat melakukan perjalanan menggunakan perahu. Ini adalah kesempatan sempurna untuk pengamatan burung atau sekadar menikmati keindahan alam yang tidak terlupakan. Dengan panduan lokal yang ahli, dapat membantu memahami lebih dalam tentang ekologi dan pentingnya menjaga ekosistem mangrove yang rapuh ini.
Desa Perancak adalah tempat di mana keindahan alam dan sejarah yang kaya bersatu dengan kearifan lokal yang masih terjaga. Jadi, jika ingin mencari pengalaman wisata yang mendalam dan berarti di Bali, jangan lewatkan kesempatan untuk mengunjungi Desa Perancak.