Air Terjun Jagasatru: Air Terjun Spiritual Lokasi Terbangunnya Patung Dewa Brahma
Pulau Bali memeiliki berbagai macam keindahan alam di dalamnya. Keindahan Alam tersebut menjadi salah satu nilai dan aset berharga yang dibanggakan warga bali dan harus dijaga kelestariannya. Salah satu Keindahan alam yang ada di Pulau Bali yaitu Air Terjun Jagasatru bersama dengan area suci yang ada di dalamnya.
Air Terjun Jagasatru merupakan air terjun yang terletak di Desa Adat Pateh, Kecamatan Selat Duda Timur, Kabupaten Karangasem, Bali. Jika anda berasal dari Kota Amlapura dan ingin menuju ke Air Terjun Jagasatru, diperlukan waktu yang cukup lama yaitu selama kurang lebih 37 menit dengan jarak tempuh yang diperlukan yaitu sekitar 18 km. Namun lamanya perjalanan tersebut akan terbayarkan setelah anda melihat dan menikmati keindahan dan kesucian dari Air Terjun Jagasatru.
Air Terjun Jagasatru bukan hanya sekedar tempat wisata alam biasa, tetapi juga menjadi simbol spiritual yang mendalam. Nama "Jagasatru" sendiri memiliki arti yang dalam, terdiri dari dua kata, "Jaga" yang berarti menjaga, dan "Satru" yang berarti musuh. Dengan demikian, Jagasatru memiliki makna menjaga diri dari segala potensi musuh dengan melalui proses penglukatan yang melibatkan penyucian jiwa.
Proyek pembangunan Air Terjun Jagasatru dimulai pada tahun 2014 dan berhasil selesai pada tahun 2021. Destinasi ini terdiri dari tiga objek wisata yang berbeda, masing-masing memiliki peraturan khusus yang harus dihormati oleh para pengunjung. Tiga objek tersebut adalah Patung Dewa Brahma, Air Terjun Jagasatru itu sendiri, dan tempat penglukatan yang digunakan untuk mensucikan diri dari hal-hal yang dianggap kotor.
Saat pertama kali tiba di area Patung Dewa Brahma, pengunjung akan disambut dengan pengalaman penglukatan menggunakan air suci yang tersedia di depannya. Tempat ini adalah lokasi yang sangat disucikan bagi masyarakat Hindu. Untuk bersembahyang di sini, pengunjung harus mematuhi beberapa aturan yang berlaku, termasuk penggunaan pakaian adat sembahyang atau setidaknya pakaian adat yang ringan madya.
Patung Dewa Brahma (Sumber Photo: Kanal Pujangga Nagari Nusantara)
Patung Dewa Brahma sendiri merupakan lambang penting dalam kepercayaan Hindu Bali, dengan tinggi sekitar 13 meter dan lebar 9 meter. Patung ini dibangun untuk melengkapi konsep Tri Murti dalam agama Hindu, yang mencakup Dewa Brahma sebagai pencipta, Dewa Wisnu sebagai pemelihara, dan Dewa Siwa sebagai pemusnah. Selain Patung Dewa Brahma di Air Terjun Jagasatru, ada juga patung Dewa Tri Murti lainnya yang dapat ditemukan di Tabanan dan Jimbaran.
Menuju ke area Air Terjun Jagasatru dan tempat penglukatan, pengunjung harus melewati sekitar 165 anak tangga. Saat mencapai persimpangan antara air terjun dan tempat penglukatan, terdapat dua pilihan yang sangat jelas. Menuju ke kiri akan membawa ke Air Terjun Jagasatru yang menawan, sementara memilih ke kanan akan membawa menuju tempat penglukatan yang suci.
Air Terjun Jagasatru (Sumber Photo: Kanal Pujangga Nagari Nusantara)
Sebelum memasuki kawasan Air Terjun Jagasatru, diharapkan untuk mengenakan pakaian adat madya atau minimal mengenakan selendang. Bagi mereka yang beragama Hindu, membawa canang untuk dihaturkan di plangkiran Air Terjun Jagasatru sangat dianjurkan. Air Terjun Jagasatru memiliki ketinggian sekitar 30 meter, dengan kolam air yang memiliki kedalaman sekitar 1,5 meter, kolam air ini sangat cocok digunakan untuk merendam diri dan merasakan ketenangan yang hanya bisa diberikan oleh alam.
Area terakhir yang terdapat di Air Terjun Jagasatru adalah tempat penglukatan yang merupakan tempat yang sangat suci. Tempat ini digunakan oleh umat Hindu untuk membersihkan diri dari segala hal yang dianggap kotor. Pengunjung, baik yang beragama Hindu maupun yang bukan, diharapkan untuk mengenakan kamen dan selendang. Jika ingin melakukan penglukatan, penting untuk membawa canang atau pejati yang akan dihaturkan di pelinggih yang ada di area penglukatan.
Pancoran Tempat Penglukatan (Sumber Photo: Kanal Pujangga Nagari Nusantara)
Proses penglukatan dimulai di Area Air Terjun Jagasatru, yang dilengkapi dengan pancuran air suci yang dapat digunakan untuk membersihkan diri. Pengunjung harus mengikuti urutan penglukatan yang benar, dimulai dari pancuran pertama hingga yang terakhir. Selain aturan, ada juga larangan yang ketat di area penglukatan, seperti penggunaan sabun, pengucapan kata-kata kasar, atau perilaku romantis, karena tempat ini dianggap sangat suci.
Setelah mengunjungi atau bersembahyang di Air Terjun Jagasatru, pengunjung memiliki kesempatan untuk memberikan sumbangan sukarela, yang disebut "dana punia." Ini adalah cara untuk ikut berkontribusi dalam pemeliharaan dan kelangsungan Air Terjun Jagasatru. Sumbangan ini tidak wajib, tetapi dipandang sebagai tindakan baik yang membantu menjaga keindahan tempat ini bagi generasi mendatang.
Air Terjun Jagasatru adalah destinasi unik yang menggabungkan keindahan alam dan kesucian spiritual. Tempat ini cocok untuk merasakan pengalaman alam yang memukau sekaligus momen refleksi spiritual. Selalu penting untuk menghormati aturan dan budaya setempat serta menjaga kebersihan tempat ini, sehingga keindahan dan kesuciannya tetap terjaga untuk generasi mendatang. Dengan begitu, Air Terjun Jagasatru akan terus menjadi tempat yang istimewa bagi wisatawan dan pencari kedamaian.