Penggunaan Si Kecil Jeruk Nipis Dalam Usadha Bali
Tau kah anda pengobatan tradisional yang sudah lama digunakan oleh masyarakat bali? Buah tersebut adalah jeruk nipis atau orang bali menyebutnya juuk lengis. Orang bali menyebut jenis jeruk ini dengan juuk lengis karena tekstur dari cairan yang dikeluarkan oleh jeruk ini berasa seperti minyak (lengis). Dalam usadha bali, jeruk nipis digunakan dalam pengobatan batuk kering hingga penyakit tilas bunga.
Kesahatan merupakan hal yang paling berharga dalam dunia ini melebihi dari apapun. Banyak dari kita yang tidak sadar akan kesehatan hingga akhirnya jatuh sakit dan menghabiskan biaya yang cukup mahal saat berobat dirumah sakit. Namun, tau kah anda pengobatan tradisional yang sudah lama digunakan oleh masyarakat bali? Dalam salah satu pengobatan tersebut menggunakan buah yang sering kita temui sehari hari. Buah tersebut adalah jeruk nipis atau orang bali menyebutnya juuk lengis. Jeruk nipis atau juuk lengis ini digunakan di berbagai jenis pengobatan usadha.
Jeruk Nipis ( Sumber : Koleksi Pribadi)
Usadha merupakan ilmu pengobatan tradisional bali yang memiliki banyak ajaran dimana ajaran tersebut akan berisikan mengenai berbagai cara pengobatan dan berbagai upacara dalam penyucian diri. Usadha bali akan ditulis didalam sebuah lontar dengan bertuliskan akasara bali yang dianggap suci. Dalam artikel ini klita akan membahas mengenai khasiat jeruk nipis atau juuk lengis dalam beberapa bagian usadha bali.
Jeruk nipis sangat mudah didapatkan di wilayah Indonesia khususnya di bali. Orang bali menyebut jenis jeruk ini dengan juuk lengis karena tekstur dari cairan yang dikeluarkan oleh jeruk ini berasa seperti minyak (lengis). Jika dilihat dari sisi medis modern memang sudah tidak diragukan lagi bahwa jeruk nipis memiliki khasiat dalam Kesehatan manusia.
Khasiat pertama yang sudah menjadi solusi umum masyarakat bali adalah penggunaan jeruk nipis (juuk lengis) sebagai pengobatan batuk kering. Pengobatan dengan cara ini sudah diajarkan dari dulu oleh tetua tetua di bali. Cara pengolahannya cukup mudah yaitu memeras beberapa buah jeruk nipis (juuk lengis) pada air hangat. Racikan tersebut dapat diminum rutin selama masih menderita batuk kering.
Jika kita memandang dari ilmu medis modern, metode ini ampuh untuk mengobati batuk dikarenakan jeruk nipis memiliki kandungan vitamin C yang tinggi. Berdasarkan penelitian tahun 2004 yang terbit dalam jurnal International Journal of Pure and Applied Sciences and Technology, Jeruk nipis mengandung zat anti mikroba yang ampuh untuk membantu pemulihan tenggorokan akibat infeksi. jika mikroba berhasil terbunuh, maka batuk yang dialami akan berangsur angsur membaik.
Jeruk Nipis Sebagai Obat Batuk Kering ( Sumber : Koleksi Pribadi)
Menurut Mangku–Orang Suci di bali– Loka di Desa Sanur, dan Jero Mangku Gde di Desa Pamaron Singaraja, Jeruk nipis (juuk lengis) dapat digunakan sebagai obat dalam untuk mengobati penyakit tilas bunga dengan beberapa campuran dengan bahan lainnya. Tilas bunga merupakan jenis penyakit yang menyerang bagian di luar pinggang. Pengobatan tilas bunga ini merupakan jenis dari usadha kacacar.
Pembuatan obat untuk tilas bunga, kita memerlukan bahan selain jeruk nipis. Bahan tersebut adalah Padang Sendok, lamongan, temu-temu, dan Madu. Semua bahan tersebut gerus dalam air hangat. Racikan tersebut dapat diminum tiga kali sehari, saat pagi, siang, dan malam.
Dalam lontar usadha taru pramana, terdapat kalimat yang menjelaskan bahwa jeruk nipis bahan tambahan dari pengobatan mata. “tityang taru kelor, engket barak nem, akah panes, dawun tityang dados anggen tamban mata sakit, ra., juuk lengis, uyah-areng, saring, deg-degan, ketelin netrane.” Kalimat tersebut memiliki makna bahwa daun kelor jika dicampur dengan jeruk nipis, garam ireng lalu disaring dan diendapkan akan memiliki khasiat untuk mata. Cara penggunaannya adalah di teteskan dimata yang sakit.
Dalam usadha gede terdapat juga disebutkan bahwa jeruk nipis merupakan salah satu bahannya. Dalam sebuah rontal yang panjangnya 50 cm, lebar 3 ,5 cm ditulis dengan 4 baris tulisan. Rontal induknya milik seorang balian bernama I Gde· Brangsinga dari Banjar Paguyangan, Kecamatan Buleleng. Jumlah seluruhnya sebanyak 159 lembar daun lontar. Arti yang diberikan oleh judul ini adalah usada, berarti obat (penyembuh); Gede berarti besar. Besar dalam jumlah catatan-catatan penyakit beserta dengan obatobatannya sekali. Sesudah itu mantra-mantra yang diterapkan sebagai sarana penyembuhan.
Pada Lembar 47b dalam lontar usadha gede tertulis, tetes dan obat yang diminum bahannya, gadung cina, kalembak kasturi, majakane, majakeling, tulang trengiling, tulang buron tukang ( sejenis monyet), kayu manis cina, jeruk purut dengan pohonnya, jeruk nipis (juuk lengis), jahe pahit, isinrong jangkep, air brendi, jika ingin agak muda, dimasak sederhana (sekedarnya). Rumuan jeruk nipis ini ditujukan untuk mengobati tubuh sembab ( tubuh yang bengkak ) tertuama di bagian kaki manusia.
Dalam usadha rare juga ditemukan penggunaan dari jeruk nipis(juuk lengis) ini. Usadha rare merupakan salah satu jenis usadha yang dimanfaatkan untuk pengobatan yang ditujukan kepada anak-anak. Jeruk nipis menjadi salah satu bahan penting yang digunakan dalam usadha rare untuk mengobati anak bayi yang lemah tanpa tenaga, dan bayi terkena penyakit upas tawus. Jeruk nipis dicampur dengan gula dan sinrong merupakan obat untuk mengobati anak dengan permasalahan tersebut.