Desa Keliki Dengan Seni Lukis Uniknya

Desa Keliki, terletak di Kabupaten Gianyar, Pulau Bali, adalah sebuah permata tersembunyi yang menawarkan pengalaman wisata yang unik dan beragam. Desa ini menggabungkan keindahan alam yang menakjubkan, kehidupan agama yang kental, seni lukis tradisional yang indah.

Oct 13, 2023 - 06:44
Sep 27, 2023 - 13:28
Desa Keliki Dengan Seni Lukis Uniknya
Perahu Bali Nguni (Sumber Foto: Kanal Pujangga Nagari Nusantara)

Desa Keliki, terletak di Kabupaten Gianyar, Pulau Bali, adalah sebuah permata tersembunyi yang menawarkan pengalaman wisata yang unik dan beragam. Desa ini menggabungkan keindahan alam yang menakjubkan, kehidupan agama yang kental, seni lukis tradisional yang indah.

Konon, pada zaman dahulu, wilayah dari Desa Taro hingga Campuhan Ubud, yang dikelilingi oleh sungai di sebelah kanan dan kiri, merupakan hutan yang sangat lebat. Rsi Markandya melakukan perjalanan dari Desa Sarwada (kini Desa Taro) menuju Desa Payangan melalui Desa Puakan. Selama perjalanan, dia beristirahat di Pura Masceti Payangan dan merancang sistem pertanian yang kemudian diwariskan di Bali.

Dalam perjalanan ke arah selatan, dia bermeditasi dan membangun Pura Puncak Payogan. Kemudian, perjalanan dilanjutkan ke arah timur, menuju Campuhan, di mana dua sungai bertemu, sungai Wos dan Payangan. Di tempat ini, dia mendirikan Pura Gunung Lebah Campuhan Ubud.

Setelah itu, perjalanan berlanjut ke utara, mencapai daerah perbukitan yang sempit dan mirip semut hitam, yang kemudian dinamakan Bangkiang Sidem. Di sana, dia mendirikan Pura Jemeng, yang kini berada di Desa Pakraman Sebali.

Selanjutnya, Rsi Markandya melanjutkan perjalanan ke arah utara, melalui hutan yang lebat dengan pohon jarak, dan menemukan cahaya dari biji jarak yang terbakar. Tempat ini kemudian dihuni oleh Pura Ratu Lingsir, yang berada di Desa Pakraman Keliki. Daerah yang banyak tumbuh pohon jarak lebat ini diberi nama Desa Pajarakan, yang sekarang dikenal sebagai Desa Keliki.

Desa Keliki terletak di dataran tinggi Bali, yang memberikan pengunjung pemandangan alam yang menakjubkan. Pengunjung akan melihat sawah hijau yang menghampar, bukit-bukit yang hijau, dan sungai-sungai yang mengalir melalui desa ini. Ini adalah tempat yang sempurna untuk berjalan-jalan santai atau bersepeda sambil menikmati keindahan alam.

Setra Desa Keliki (Sumber Foto: Kanal Pujangga Nagari Nusantara)

Desa Keliki memiliki warga yang sangat agamis, dan upacara keagamaan merupakan bagian integral dari kehidupan sehari-hari. Pengunjung mungkin memiliki kesempatan untuk menghadiri upacara keagamaan seperti persembahan di pura (kuil), prosesi agama, atau tarian keagamaan. Ini adalah cara yang baik untuk merasakan kehidupan agama dan spiritual Bali.

Penting untuk diingat bahwa ketika menghadiri upacara agama, pengunjung harus menghormati aturan dan etika setempat. Ini termasuk berpakaian sopan, tidak mengganggu prosesi, dan mengikuti petunjuk dari penduduk setempat atau pemimpin upacara. Dengan menghormati tradisi dan kepercayaan agama, kita dapat memperkaya pengalaman perjalanan di Desa Keliki dan menghargai kekayaan budaya Bali yang mendalam.

Seni lukis di Desa Keliki adalah salah satu aspek budaya yang paling mencolok dan terkenal dari desa ini. Seni lukis gaya Keliki mirip dengan seni lukis Pitamaha yang lebih dikenal sebagai seni lukis gaya Ubud, muncul sebagai respons terhadap pertumbuhan pariwisata yang pesat di Bali. Seni lukis gaya Keliki memiliki ciri khasnya sendiri dalam gaya seni, yang menggabungkan berbagai elemen dari gaya seni lukis lainnya, seperti gaya Ubud dan Batuan. Ini tercermin dalam pemilihan tema, yang sering menggambarkan kehidupan sehari-hari seperti upacara, pasar, aktivitas petani, seni pertunjukan, dan lain sebagainya. Dalam hal teknik, seniman Keliki menggunakan teknik cat air basah pada kertas, mengikuti tradisi seni lukis Bali, terutama gaya Ubud dan Batuan.

Seni lukis gaya Keliki cenderung memiliki ukuran yang relatif kecil, sering disebut sebagai lukisan mini atau ukuran seperti kartu pos, yang menjadi ciri khasnya. Gaya seni lukis Keliki memiliki karakteristik dan sifat-sifat yang unik yang terkait dengan ide, tema, dan ekspresi visual yang memberikan identitas khusus pada karya seni tersebut. Ini juga didukung oleh teknik khusus yang memberikan ciri khasnya sehingga dapat diidentifikasi sebagai gaya seni tertentu.

Seni lukis Keliki terkenal karena teknik miniatur yang digunakan dalam setiap lukisan. Seniman Keliki menghasilkan karya seni yang sangat rinci dan halus dengan menggunakan cat air alami. Mereka seringkali menggambarkan adegan-adegan yang rumit dengan ukuran yang sangat kecil, menghasilkan karya seni yang memukau dengan detail yang luar biasa.

Lukisan Dari Desa Keliki (Sumber Foto: Kanal Pujangga Nagari Nusantara)

Mayoritas seni lukis gaya Keliki mengadopsi komposisi asimetris, meskipun ada beberapa seniman yang juga menyukai komposisi simetris, terutama saat mereka menciptakan hiasan atau ornamen dalam lukisan mereka.

Lukisan Keliki umumnya menggambarkan cerita-cerita dari epik Hindu seperti Ramayana dan Mahabharata. Motif-motif tersebut mencakup tokoh-tokoh utama seperti Rama, Sita, Arjuna, dan lainnya, serta tokoh-tokoh antagonis seperti Ravana. Setiap lukisan memiliki makna dan cerita yang mendalam yang terkait dengan mitologi Hindu.

Seniman Keliki menggunakan cat air alami yang mereka buat sendiri dari bahan-bahan seperti tumbuhan, akar, dan bahan organik lainnya. Mereka juga menggunakan kuas yang sangat halus dan tipis untuk menciptakan detail yang rumit dalam lukisan. Proses pembuatan cat alami dan bahan-bahan yang digunakan adalah bagian utama dari seni lukis Keliki.

Desa Keliki memiliki beberapa galeri seni yang memamerkan karya-karya seniman lokal. Contohnya, Sanggar Dewata Keliki, Galeri Wayan Keliki, dan Bali Paradise Gallery. Ini adalah tempat yang baik untuk melihat berbagai lukisan Keliki dan bahkan membeli beberapa karya seni asli sebagai kenang-kenangan.

Meskipun seni lukis gaya Keliki muncul pada akhir tahun 1970-an, ia berhasil bertahan hingga saat ini meskipun menghadapi berbagai tantangan, termasuk peristiwa-peristiwa seperti bom Bali, wabah kolera, dan isu terorisme. Kendati demikian, pengurangan jumlah wisatawan asing yang berkunjung ke Bali telah berdampak negatif pada permintaan lukisan Keliki, baik dari galeri seni, toko seni, maupun pasar seni lainnya.

Selain untuk melihat hasil kesenian lukis ala Desa Keliki, beberapa seniman di Keliki menawarkan kelas seni lukis bagi pengunjung yang tertarik untuk mencoba tangan mereka dalam seni tradisional Bali. Ini adalah kesempatan yang bagus untuk belajar teknik-teknik khas Keliki dari para ahli.

Bali Nguni (Sumber Foto: Kanal Pujangga Nagari Nusantara)

Di desa ini juga terdapat sebuah restauran yang terkenal bernama “Bali Nguni.” Tempat ini menawarkan pengalaman unik kepada pengunjung dengan adanya perahu besar berbahan bambu yang terletak di tengah sawah. Selain itu, Bali Nguni juga memiliki Rumah Bali Nguni yang berfungsi sebagai wahana edukasi tentang rumah Bali tempo dulu, lengkap dengan parahyangan (sanggah) dan palemahan (bale daja, bale dangin, bale delod, hingga dapur).

Pemiliknya, I Made Merta, juga membuka Kelas Melukis gaya Keliki dan Kelas Menari Bali untuk anak-anak. Tempat ini didirikan dengan tujuan untuk mempromosikan seni dan budaya Bali sambil memberikan pengalaman makan yang berkesan di antara sawah-sawah hijau. Tempat ini menawarkan berbagai spot foto menarik dan fasilitas untuk bermain anak-anak. Meskipun awalnya ditargetkan untuk wisatawan asing, situasi pandemi telah mengalihkan fokus objek wisata ini ke wisatawan domestik dan masyarakat lokal.