Kesuna & Bawang: 2 Gadis Bersaudara yang Sifatnya Sangat Bertolak Belakang
Cerita Rakyat Bali yang menceritakan tentang 2 Gadis remaja yang bersaudara memiliki sifat sangat berbeda dan juga berkontradiksi, dan juga terdapat ibu tiri yang memiliki sifat tidak adil dan pilih kasih, Kesuna adalah gadis yang baik dan rajin namun harus menderita karena saudaranya yang memerlakukannya dengan se-enaknya. Lantas bagaimana cerita lengkap nya?
Ilustrasi Kesuna & Bawang dengan Ibunya yang pilih kasih (Sumber: Koleksi Pribadi)
Kisah Kesuna dan Bawang merupakan salah satu cerita rakyat Bali yang terkenal. Kisah ini menceritakan tentang dua orang kakak beradik yang sangat berbeda sifat dan nasibnya. Kesuna adalah anak yang rajin dan patuh kepada orang tuanya. Dia selalu membantu orang lain dan bekerja keras untuk mencapai tujuannya. Sementara itu, Bawang adalah seorang anak yang malas dan suka berbuat jahat. Dia sering mempermainkan orang lain dan tidak pernah memikirkan akibat dari perbuatannya. Kesuna dan Bawang masih memiliki kedua orang tua yang lengkap, ayahnya yang sedang bekerja di sebuah sawah. Dan terdapat ibunya yang suka pergi berbelanja dan suka menyiapkan api unggun untuk keperluan memasak. Pada suatu hari, sang ibu ingin hendak pergi ke pasar dan mungkin ibu akan pulang lebih lama, lalu ibunya pun menyuruh mereka berdua untuk pergi menumbuk padi dan membersihkan sekamnya.Â
Ilustrasi Kesuna sedang menumbuk padi sampai kelelahan (Sumber: Koleksi Pribadi)
Lalu setelah mendapat perintah dari sang ibu, bawang pun langsung menyuruh kesuna untuk berbagi tugas, kesuna yang bertugas menumbuk padi dan bawang yang bertugas membersihkan sekamnya. Lalu kesuna pun pergi menumbuk padi untuk sekian lamanya hingga lelah dan berkeringat
Setelah sekian lamanya kesuna pergi menumbuk padi, lalu kesuna pergi kembali datang ke tempat Bawang bersantai dan ingin menyuruh bergantian bekerja membersihkan sekamnya seperti yang dikatakan oleh bawang yang lalu. Namun bawang berkata“kamu sekalian saja yang bersihkan sekamnya, nanti aku yang membersihkan rumah, agar jika ibu pulang, ibu bisa langsung menanak nasinya”. alih alih membersihkan rumah bawang tetap saja bersantai tidak melaksanakan tugasnya.
Ilustrasi Kesuna yang melakukan pekerjaan yang seharusnya dikerjakan bawang (Sumber: Koleksi Pribadi)
Setelah kesuna membersihkan sekamnya juga, kesuna pun kembali lagi kepada bawangdan melihat bawang yang masih bersantai tidak membersihkan rumah, lalu kesuna pun bertanya kepada bawang “Bawang, aku sudah membersihkan sekamnya, mengapa kamu tidak membersihkan rumah seperti yang kamu bilang kepadaku?” Namun Bawang menjawab “kenapa tidak kamu saja sekalian biar nanti aku yang membantu ibu memasak”.Meskipun sudah kelelahan, Kesuna pun tetap mengikuti perkataan Bawang membersihkan rumah. Setelah Kesuna kelelahan melakukan segala pekerjaan rumah yang ibunya suruh sendirian, kesuna pun ingin pergi istirahat dan mandi di Sungai
Ilustrasi Ibu Bawang & Kesuna yang hendak kembali setelah pergi berbelanja (Sumber: Koleksi Pribadi)
Namun tidak lama dari kesuna yang pergi mandi ke Sungai, datanglah ibu nya yang baru pulang dari pasar dan berbicara memanggil “Bawang.. Kesuna.., Ibu sudah pulang” Bawang yang sedang bersantai di dalam rumah pun mendengar suara ibu nya yang hendak sampai ke rumah, Bawang pun panik langsung bergegas ke dapur mengotori tangannya dengan sekam dan beras agar ibu percaya melihat Bawang yang melakukan tugas rumahnya. Ibu pun datang menghampiri bawang yang sedang kotor dan berkata
Ilustrasi Bawang yang berbohong bahwa seluruh pekerjaan rumah ia yang mengerjakan (Sumber: Koleksi Pribadi)
“Bawang.., semuanya ini kamu yang mengerjakan? Dimana Kesuna..?” Bawang menjawab “Iya bu, semuanya ini aku yang mengerjakan sampai yang membersihkan rumah juga aku yang mengerjakannya, bahkan kesuna malah enak enak an pergi bersantai dan mandi di sungai”, Ibu berkata “Dasar Kesuna anak pemalas! Nanti jika dia datang, ibu akan langsung menghukumnya bersama ayah”
Ilustrasi Orang Tua Kesuna & Bawang yang menunggu kedatangan Kesuna dengan rasa ingin marah (Sumber: Koleksi Pribadi)
Lalu kesuna pun datang kembali kerumah dan melihat ibu dan ayahnya yang sudah menunggu ia di depan rumahnya dengan mimik wajah yang penuh dengan marah, lalu ayah pun berkata “Kesuna! Dasar anak pemalas! Bukannya membantu saudara mu membersihkan rumah, tapi malah pergi keluyuran ke Sungai, mulai sekarang kamu ayah usir dari rumah ini!”  Tidak ada pilihan lain, Kesuna pun berjalan pergi meninggalkan rumahnya, dia tidak menyangka kalau saudara nya telah tega memfitnahnya. Ketika dilanda rasa lelah dan putus asa itulah tiba-tiba Kesuna dikejutkan dengan kedatangan se ekor burung jalak putih.
Ilustrasi Kesuna yang bertemu dengan Jalak Bali ajaib (Sumber: Koleksi Pribadi)
“Hei anak muda,kasihan sekali kamu, saudaramu memfitnahmu dan kedua orang tua mu pun mengusirmu” ucap burung jalak , “Hei burung jalak, kok kamu bisa bicara, lalu bagaimana bisa kamu tau masalahku?” jawab Kesuna. “Ah itu tidak penting, tapi tenang saja aku bisa menolongmu” kata burung jalak. “Benarkah? Bagaimana caranya?” tanya Kesuna, “Ambilkan aku sebuah jambu biji di pohon itu” Setelah menerima sebuah jambu biji, burung jalak memakan dan memuntahkan biji biji nya dan ajaib, biji biji keluar berubah menjadi emas permata. “Nah kamu bisa menggunakan perhiasan ini untuk membeli rumah, jadi kamu tidak perlu lagi tinggal disini” ucap burung jalak. “Tapi aku ingin kembali ke rumah dan tidak ingin tinggal di tempat lain” ucap Kesuna.“Yayaya kamu benar, begini saja, aku akan mengantarkan kamu pulang, aku yang akan berbicara kepada ayah dan ibumu apa yang sebenarnya terjadi” ucap burung jalak.
Kesuna pun pulang dengan diantar burung jalak. Sesampainya di rumah..“kalian seharusnya tidak mengusir anak seenaknya, kalian harus mencari tahu kejadian yang sebenarnya, jangan suka percaya anak yang suka menjelek-jelekan saudaranya! asal kalian tahu, anak kalian yang bernama Bawang telah memfitnah Kesuna!” ucap burung jalak kepada orang tua Kesuna.
Ilustrasi Bawang yang merasa bersalah dan menyesal akibat perbuatannya kepada Kesuna (Sumber: Koleksi Pribadi)
“Hei! Bawang mengakulah! Kamu telah memfitnah saudaramu kan! Kalau tidak mengaku,aku akan mengutukmu menjadi seekor kodok” ucap burung jalak kepada ayah, ibu, dan bawang. Akhirnya bawang pun mengakui perbuatannya dan ia juga mengaku kalau selama ini suka bermalas malasan jika ayah dan ibuya tidak ada di rumahnya.
Ilustrasi Kesuna yang berterimakasih kepada Jalak Bali karena telah membantunya (Sumber: Koleksi Pribadi)
Sementara itu burung jalak memilih tinggal tidak jauh dari rumah Kesuna, karena dia merasa bahagia seperti memilki keluarga, dia menempati sebuah lubang di pohon. “Hei burung, sebenarnya kamu ini siapa?” tanya Kesuna,“Aku ini burung Jalak Bali,burung endemik dari pulau Bali, kelak di masa depan aku akan menjadi salah satu hewan yang di lindungi, karena kalian manusia sangat suka sekali memburu ku”